Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
double achievement imagery TI, dan tidak menunjukan fantasi adanya suatu hasil yang ingin dicapai yakni unrelated imagery UI. Akhmad dan Budiman,
2005. Hlm.4 Menurut McClelland dalam Akhmad dan Budiman, hlm. 4-5 Intesitas
motivasi berprestasi diukur dari 10 indikator yaitu kebutuhan memperoleh hasil, kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil, intensitas terhadap
pencapaian tujuan, intensitas kecemasan terhadap kemungkinan gagalnya mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang
dari dalam diri sendiri dalam mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar, intensitas kepuasaan subjek terhadap
hasil yang dicapai, intensitas kekecewaan terhadap kegagalan, dorongan yang membantu mengarahkan kegiatan da intensitas keinginan untuk mencapai hasil
yang sebaik-baiknya.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, menurut Suryabrata 1993 menjelaskan
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif angka yang khusus dipersiapkan
untuk proses evaluasi, misalnya rapor. Prestasi belajar dalam peneitian ini diperoleh dari rata-rata hasil nilai rapor semester 1 pada kelas XI peserta didik
SMA Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 20142015. Rata-rata nilai prestasi belajar diambil dari penjumlahan rata-rata nilai aspek pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
3.5. Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai berikut:
1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilahkan antara data yang
memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah. 2.
Menentukan skor setiap responden sesuai dengan ketentuan seperti telah diungkapkan dalam uraian model instrumen pengungkap data. Skoring
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dilakukan secara berpasangan sehingga setiap responden memiliki skor untuk setiap variabel.
3. Melakukan analisis data untuk menguji hipotesis. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalis secara kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara
itu statistik inferensial digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur. Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket
program SPSS for Windows. Proses dan hasil pengujian hipotesis penelitian ini beserta print out program SPSS, secara rinci dijelasikan sebagai berikut:
3.5.1. Verifikasi Data
verifikasi data merupakan tahap persiapan dalam pengolahan data, adapun langkah verifikasi ini adalah:
1. mengecek jumlah kelengkapan data seperti instrumen dari semua variabel, hal
ini dilakukan untuk mengetahu jika ada data yang tidak lengkap atau rusak. 2.
Melakukan rekap data yang diperoleh dari patisipan dan memberikan skor sesuai dengan aturan setiap instrumen.
3.5.2. Penyekoran Instrumen 1. Penyekoran Instrumen Self efficacy
Dalam penyekoran instrumen self efficacy mengacu pada standar pengukuran yang dikembangkan oleh Bandura. Bandura 2006 menyatakan
bahwa dalam metodologi standar untuk mengukur self-efficacy, individu disajikan dengan item yang menggambarkan berbagai tingkat tuntutan tugas, dan mereka
menilai kekuatan keyakinan mereka dalam kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan. Skala kekuatan self efficacy pada skala 100 poin, mulai
dari interval 10 unit dari 0 cannot do, 50 moderatly certain can do, dan 100 highly certain can do.
Format respons standar diberikan di bawah ini Bandura, 2006:
Gambar 3.2 Kriteria Penyekoran Self efficacy
Cannot do at all
Moderately certain can do
Highly certain can do
40 20
30 10
50 60
70 80
90 100
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian skala self efficacy dengan format respon 0-100 adalah prediktor kuat kinerja dari satu dengan skala 5-interval scale Pajares, Hartley,
Valiante, 2001. Skala self efficacy merupakan sakal yang unipolar, mulai dari 0 sampai kekuatan maksimal yang menggambarkan tingkat keyakinan diri dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Penyekoran Instrumen Motivasi Berprestasi
Penyekoran instrumen motivasi berprestasi mengikuti aturan penyekoran yang dilakukan oleh LPPB FIP UPI, yaitu sebagai berikut:
a. Menghitung atau menjumlahkan baris item nomor 1,6,11,16,21,26,31,36,41,46
dan baris berikutnya yang memilih atau melingkari jawaban a. Hasil penjumlahan pada setiap baris disimpan pada kolom A1 sesuai dengan baris
masing-masing b.
Menghitung item nomer soal 26,31,36,41,46 dan baris berikutnya yang melingkari pilihan b. Hasil penjumlahan disimpan pada kolom UI sesuai
dengan baris masing-masing. c.
Setelah langkah a dan b dilakukan hasil penjumlahan AI dikurangi penjumlahan UI sesuai dengan baris masing-masing dan ditempatkan pada
kolom S d.
Menhitung baris item 51,56,61,66,71,76,81,86,91,96, dan baris berikunya yang memilih pilihan a. Tarik garis pada nomer 51,57,63,69 dan 75, dan yang
terkenan garis tidak dihitung karena termasuka dalam garis konsistensi e.
Menghitung item nomer 76,81,86,91,96 dan baris berikutnya yang memilih pilihan b. Tarik garis pada nomer 76,82,88,94 dan 100, dan nomer berikut tidak
dihitung karena sebagai garis konsistensi. Hasil penjumlahan disimpan pada klolom UI sesuai baris masing-masing
f. Setelah langkah d dan e dilakukan, selanjutnya adalah penjumlahan dengan
cara mengurangi jumlah pada kolom AI dikurangi UI dan diletakan pada kolom s
g. Langkah terakhir adalah menghitung konsistensi. Garis yang telah ditarik pada
nomer tertentu disamakan jika pilihan jawaban sama maka setiap kolom
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
konsistensi di beri tanda cheklism begitupun seterunya. Lalu dijumlahkan dan diletakan pada kolom kons.
3.5.3. Pengolahan Data
Pengolahan data dengan menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara itu statistik inferensial
digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur path analysis. Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket
program SPSS for Windows.
1. Profil Self efficacy, Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan profil dari self efficacy
, motivasi berprestasi dan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 20142015.
Dalam memperoleh gambaran mengenai self efficacy peserta didik, dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak yakin, agak yakin dan sangat yakin dengan
ketentuan sebagai berikut. Tabel 3.9
Pengkategorian Self efficacy
Ska
la Skor Kategori
0,00 – 39.99
Tidak Yakin 40,00
– 60,99 Agak Yakin
70,00 - 100 Yakin
a. kuartil 1 dengan nilai 0,00 sampai dengan 39.99 menunjukan tingkat
keyakinan pada kategori tingkat tidak yakin. b.
Kuartil 2 dengan nilai 40,00 sampai dengan 60,99 menunjukan tingkat keyakinan pada kategori agak yakin
c. Kuartil 3 dengan nilai 70,00 sampai dengan 100 menunjukan tingkat
keyakinan pada kategori sangat yakin. Sedangkan untuk kategori motivasi berprestasi dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berikut pengkategorian motivasi berprestasi.
Tabel 3.10 Pengkategorian motivasi berprestasi
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Skala skor Kategori
-45 – -1
Rendah 0 - 44
Sedang 45 - 90
Tinggi Prestasi belajar peserta didik dibagi menjadi lima kategori berdasarkan
kategori yang sudah ada disatndar nilai rapor. Sebagai berikut: a.
Kategori E dengan nilai antara 50 sampai dengan 59 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat sangat kurang baik
b. Kategori D dengan nilai antara 60 sampai dengan 69 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat kurang baik c.
Kategori C dengan nilai antara 70 sampai dengan 79 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat cukup baik
d. Kategori B dengan nilai antara 80 sampai dengan 89 menunjukan tingkat
prestasi belajar pada tingkat baik e.
Kategori A dengan nilai antara 90 sampai dengan 100 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat sangat baik.
2. Analisis Korelasi Teknik korelasi Person Product Moment ini merupakan alat uji statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Fungsi dari teknik korelasi ini untuk mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel x dan variabel y
pada data yang berbentuk interval atau rasio. Nilai korelasi ini disimbolkan dengan r rho. Nilai r ini berada diantara -
1 ≤ r ≤ 1. Jika nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau hubungan antara variabel x dan Variabel y, jika nilai r = +1,
berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel x dan variabel y dan jika nilai r = -1, berarti terdapat hubungan yang negatif antara variabel x dan variabel
y. Dengan kat a lain, tanda “+” dan “-“ menunjukan arah hubungan di antara
variabel yang sedang dioperasionalkan. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien
korelasi yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini : Tabel 3.11
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Self efficacy X
1
Motivasi Berprestasi X
2
Prestasi Belajar Y
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
3. Analisis menggunakan Path Analysis Analisis Jalur
Teknik analisis data menggunakan teknik uji regresi dan path analysis analisis jalur yaitu dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung
dari setiap variabel penelitian. teknik path analisis dikembangkan dari teknik analisis yang korelasi Person Product Moment dan uji regresi. Menurut kerlinger
Sitepu, 1994, hlm.21 analisi jalur memiliki tujuan untuk mengitung pengaruh
langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian.
a. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel
1. Pengaruh X
1
terhadap Y
Pengaruh langsung =
YX1
.
YX1
Pengaruh tidak langsung melalui X
1.2
=
YX1
. r
X1.X2
.
YX2
Pengaruh total X
1
terhadap Y =
…………………….
2. Pengaruh X
2
terhadap Y
Pengaruh langsung =
YX2
.
YX2
Pengaruh tidak langsung melalui X
2.1
=
YX2
. r
X2X1
.
YX1
Pengaruh total X
2
terhadap Y =
…………………….
4. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis 1,2 dan 3 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. “Antara
self efficacy dan motivasi berprestasi dan prestasi belajar terdapat hubungan yang
positif signifikan”. Secara skematis, model hubungan korelasional yang dinyatakan dalam
hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacy berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar
”. Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas X,
sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat Y. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut: H
: = 0
H
1
: 0
Kriteria pengujiannya, H ditolak jika: harga p-value untuk koefisien
korelasi r yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam peneli
tian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05. Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,189 dengan harga p-value
sebesar 0,002. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H
ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini diterima. 2.
Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar
”. Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel
bebas X, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat Y. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke
dalam hipotesis statistik sebagai berikut: H
: = 0
H
1
: 0
Kriteria pengujiannya, H ditolak jika: harga p-value untuk koefisien
korelasi r yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,033 dengan harga p-value sebesar 0,305. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga H ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif tidak
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.
3. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy
berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi ”.
Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas X, sedangkan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas X. Untuk
keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H :
= 0 H
1
: 0
Kriteria pengujiannya, H ditolak jika: harga p-value untuk koefisien
korelasi r yang dip eroleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam
penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05. Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,422 dengan harga p-value
sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H
ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi. Dengan demikian, hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini diterima. Hasil korelasi hipotesis 1,2 dan 3 jika digambarkan adalah sebagai berikut,
Gambar 3.3 Hasil korelasi self efficacy, Motivasi berprestasi dan prestasi belajar
b. Hipotesis 4,5 dan 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.
“ Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar
”. Secara skematis, model struktur hubungan kausal yang dinyatakan dalam
hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut. Self efficacy
X
1
Motivasi Berprestasi X
2
Prestasi Belajar Y
0.422 0.033
0.189
Self efficacy X
1
Prestasi Belajar Y
Motivasi Berprestasi X
2
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Hipotesis nomor 4 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar
.” Dalam hipotesis ini, self efficacydiperlakukan sebagai exogenous variable,
sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut: H
: P = 0 H
1
: P 0 Kriteria pengujiannya, H
ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur P yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini,
harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,213 dengan harga p-value sebesar 0,003. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga H ditolak. Artinya, self efficacy berpengaruh positif signifikan
terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
5. Hipotesis nomor 5 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi
berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar .”
Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable
, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke
dalam hipotesis statistik sebagai berikut: H
: P = 0 H
1
: P 0 Kriteria pengujiannya, H
ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur P yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini,
harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan P = -0,057dengan harga p-value sebesar 0,416. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga H diterima. Artinya, motivasi berprestasitidak berpengaruh signifikan
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.
6. Hipotesis nomor 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self
efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap
prestasi belajar .”
Dalam hipotesis ini, self efficacy dan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai
endogenous variable . Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut
selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut: H
: P = 0 H
1
: P 0 Kriteria pengujiannya, H
ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur P yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini,
harga α ditetapkan sebesar 0,05.
Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,038 dengan harga p-value sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga H ditolak. Artinya, self efficacy dan motivasi berprestasi
berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.
Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis 3,4,5 ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.
Gambar 3.4 Hasil perhitungan regresi self efficacy, motivasi berpresatsi dan prestasi belajar
. Dari keseluruhan hasil pengujian hipotesis nomor 4,5,6 dapat dirumuskan
beberapa temuan. Pertama, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak Self efficacy
X
1
Motivasi Berprestasi X
2
Prestasi Belajar Y
r = 0,422 P = 0,213
r = 0,033 P = -0,057
r = 0,189
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
seutuhnya dapat diterima karena berdasarkan pengujian, koefisien jalur dari self efficacy
ke prestasi belajar secara statistik signifikan, sedangkan dari motivasi berprestasike prestasi belajar secara statistik tidak signifikan.
Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:
a self efficacyberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belaja sebesar 0,213x0,213=0,045369; pengaruh tidak langsung melalui korelasi dengan
motivasi berprestasi
sebesar 0,213x0,422x-0,057=0,0051235;
dan pengaruhself
efficacy ke
prestasi belajarsecara
total adalah
0,045369+0,0051235=0,00504925; b motivasi berprestasiberpengaruh secara langsung terhadap prestasi
belajarsebesar -0,057 x -0,057=0,003249; dan pengaruh tidak langsung melalui korelasi dengan self efficacy sebesar -0,057 x0,422x0,213= -
0,0051235; pengaruh motivasi berprestasike prestasi belajarsecara total adalah 0,003249+-0,0051235= - 0,0018745
Pengaruh gabungan self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar adalah sebesar 0,00504925+-0,0018745=0,04. Angka ini tiada lain adalah besarnya R
2
atau determinasi koefisien korelasi multipel self efficacy dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Artinya self efficacy dan
motivasi berprestasi memiliki pengaruh hanya sekitar 4 dalam memengaruhi prestasi belajar peserta didik.
Novita Iin Yustari, 2015 PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI
TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI