Fisiologi saluran Pernapasan Saluran pernapasan a. Anatomi saluran Pernapasan

commit to user 26 untuk setiap segmen bronkopulmoner dan kemudian di bagi lagi menjadi bronkus yang lebih kecil dalam paru-paru. 6 Paru-paru Paru-paru ada dua merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah. Besarnya dan strukur lainya yang terletak di dalam mediastinum.

b. Fisiologi saluran Pernapasan

1 Mekanisme Pernapasan Mekanisme pernapasan di bagi menjadi dua yaitu: a Kerja Inspirasi Kerja Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari belakang kedepan. Paru-paru yang bersifat elastik mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk kedalam saluran udara. Otot Interkostal externa diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila Inspirasi menjadi gerak sadar Pearce, 2006. 15 commit to user 27 b Kerja Ekspirasi Pada Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempes kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak dan alae nasi cuping atau sayap hidung dapat kembang-kempis Pearce, 2006. 2 Volume dan Kapasitas Paru a Volume Paru Volume paru yang mengembang pada manusia saat bernapas normal dibagi menjadi empat yaitu: 1 Volume alun napas tidal adalah volume udara yang diinspirasidiekspirasi setiap kali bernapas normal besarnya kira-kira 500 milimeter pada rata-rata orang dewasa muda. 2 Volume cadangan inspirasi adalah volume udara yang dapat diinspirasi setelah dan diatas volume alun napas normal dan biasanya mencapai 3000 milimeter. 3 Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir 16 commit to user 28 ekspirasi alun napas normal, jmlah normalnya sekitar 1100 milimeter. 4 Volume residu adalah udara yang masih tetap berada pada paru setelah ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200 milimeter. b Kapasitas Fungsi Paru Kapasitas fungsi paru merupakan kombinasi atau penyatuan dua atau lebih volume paru. Kapasitas fungsi paru dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Kapasitas inspirasi sama dengan volume alur napas ditambah volume cadangan inspirasi, ini adalah jumlah udara kira-kira 3500 milimeter yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan engembangan paru sampai jumlah maksimal. 2 Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu, ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300 milimeter. 3 Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru,setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian 17 commit to user 29 mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 milimeter. 4 Kapasitas paru total adalah volume maksimal dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 milimeter jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu. Guyton and Hall, 2008. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah commit to user 30 normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, pada penyakit jantung yang menimbulkan kongesti paru-paru dan pada kelemahan otot pernapasan Pearce, 2006 1 Pengukuran Kapasitas Fungsi Paru Tes fungsi paru telah berkembang dalam dekade terakhir dari spirometer sederhana sampai tes fisiologi yang canggih. Spirometer sederhana biasanya memberikan informasi yang cukup, sejumlah spirometer komputer mampu mengukur dengan tepat selama 1 menit. Spirometer sendiri tidak mungkin membuat diagnostik spesifik,alat ini dapat menentukan adanya gangguan obstruktif dan restriktif dan dapat memberi perkiraan dengan kelainan. Pada gangguan obstruktif, spirometer memperlihatkan penurunan kecepatan aliran ekspirasi dan kapasitas vital normal. Pada penyakit paru restiktif , spirometer biasanya memperlihatkan penurunan kapasitas vital dan kecepatan aliran yang normal Guyton dan Hall, 2008. 19 commit to user 31 2 Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Fungsi Paru a Umur Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi kapasitas fungsi paru Suyono, 2001. a. Masa dewasa dini : 20-40 tahun b. Masa dewasa madya : 40-60 tahun b Jenis Kelamin Jenis kelamin akan mempengaruhi kapasitas parunya, karena secara anatomi sudah berbeda. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20-50 lebih kecil daripada pria. Pengukuran kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja laki- laki dan wanita yang menunjukkan nilai FVC Forced Volume Capacity rata-rata tenaga kerja laki-laki adalah 4,7 liter dan wanita 3,5 liter.Pengukuran dengan parameter FEV1 Forced Expiratory Volume One menunjukkan nilai FEV1 rata-rata tenaga kerja laki-laki adalah 3,7 liter dan wanita 2,8 liter. Mustajbegovic, 2003. c Masa Kerja Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu kantor, badan dan sebagainya, Masa kerja adalah lamanya seorang tenaga kerja bekerja dalam tahun dalam satu 20 commit to user 32 lingkungan perusahaan, dihitung mulai saat bekerja sampai penelitian berlangsung Solech, 2001. Gangguan kronis terjadi akibat pajanan debu ditempat kerja yang cukup tinggi dan untuk jangka waktu yang lama yang biasanya adalah tahunan. Tidak jarang gejala gangguan fungsi paru nampak setelah lebih dari 10 tahun terpajan Depkes RI, 2003. Masa kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : a. Masa kerja baru : commit to user 33 bekerja, setelah bekerja di tempat yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja. Riwayat pekerjaan dapat menggambarkan apakah pekerja pernah terpapar dengan pekerjaan berdebu, hobi, pekerjaan pertama, pekerjaan pada musim-musim tertentu dan lain-lain Ikhsan, 2002. e Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok adalah kegiatan dalam menghisap rokok lebih dari dua batang perhari, akan mempercepat penurunan faal paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok Depkes RI, 2003. f Riwayat Penyakit Paru Riwayat penyakit meliputi antara lain awal-mula timbul gejala atau tanda sakit, gejala atau tanda sakit dini penyakit, perkembangan penyakit, dan terutama penting hubungan antara gejala serta tanda sakit paru dengan pekerjaan atau lingkungan kerja Suma commit to user 34 dapat menurunkan sistem imunitas dan antibodi sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare, dan juga berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan detoksikasi terhadap benda asing seperti debu organik yang masuk dalam tubuh Almatsier, 2002. Di indonesia Indeks Masa Tubuh IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Rumus IMT sebagai berikut : IMT = BB TB 2 Keterangan : BB = Berat Badan Kg TB = Tinggi Badan m Tabel 2.Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori Keterangan IMT Kurus Kekurangan BB tkt Berat 17,0 Kekurangan BB tkt Ringan 17,0-18,5 Normal - 18,5-25,0 Gemuk Kelebihan BB tkt Ringan 25,0-27,0 Kelebihan BB tkt Berat 27,0 Sumber : Widya Karya,2004 23 commit to user 35 h Kebiasaan Olahraga Kapasitas paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang menjalankan olahraga. Berolahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru sehingga banyak menyebabkan semua kapiler paru mendapatkan perfusi maksimum. Hal ini menyebabkan oksigen dapat berdifusi kedalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Olahraga mempunyai sepuluh unsur pokok kesegaran jasmani salah satu unsur tersebut adalah fungsi pernapasan. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal tiga kali seminggu Guyton dan Hall, 2008. i Penggunaan APD Masker APD adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja Tarwaka, 2008. Alat pelindung pernafasan Respiratory Protection, APD jenis ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu atau yang bersifat rangsangan, secara umum jenis APD yang banyak digunakan di perusahaan- perusahaan antara lain adalah masker Tarwaka, 2008. 24 commit to user 36 3 Gangguan Fungsi Paru Adalah gangguan atau penyakit yang dialami oleh paru- paru yang disebabkan oleh berbagai sebab misalnya virus, bakteri, debu maupun partikel yang lainya. Penyakit pernapasan yang diklasifikasikan karena uji spirometri ada dua macam yaitu penyakit yang mnyebabkan gangguan ventilasi obstruktif dan penyakit yang menyebabkan ventilasi restriktif Guyton dan Hall,1997 adapun gangguan fungsi paru ada tiga yaitu: a Penyakit paru-paru Obstruktif Penurunan kapasitas paru yang diakibatkan oleh penimbunan debu sehingga menyebabkan penurunan dan penyumbatan saluran napas. b Penyakit pernapasan Restriktif Penyempitan saluran paru yang diakibatkan oleh bahan yang bersifat alergi seperti debu, spora, jamur, yang mengganggu saluran pernapasan dan kerusakan jaringan paru-paru. c Penyakit Pernapasan Mixed Kombinasi dari penyakit pernapasan obstruktif dan restriktif. Tabel 3 : Kriteria volume paru dengan jenis kelainan : FEV 1 R N 70 M O 80 FVC Sumber: Ikhsan, 2002 25 commit to user 37 Dari hasil perhitungan FVC dan FEV 1, maka kriteria volume paru dengan jenis kelainan adalah sebagai berikut : 1 N : Normal, tidak ada kelainan dalam paru-paru. Jika FVC commit to user 38 Beberapa mekanisme dapat dikemukakan sebagai sebab hinggap dan tertimbunnya debu dalam paru. Salah satu mekanisme itu adalah inertia atau kelembanan dari partikel-partikel debu yang bergerak yaitu pada waktu udara membelok ketika melalui jalan pernafasan yang tak lurus, maka partikel debu yang bermasa cukup besar tak dapat membelok mengikuti aliran udara melainkan terus lurus dan akhirnya menumbuk selaput lendir dan hinggap di sana Suma commit to user 39 mudah larut dan berukuran kecil maka partikel akan memasuki dinding alveoli, lalu ke saluran limfa atau masuk ruang peribronchial. Kemungkinan lain adalah ditelan sel phagocyt yang mungkin masuk saluran limfa dan keluar dari tempat itu ke bronchioli oleh cilia dikeluarkan ke atas Suma commit to user 40 1 Emfisema paru kronik Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi kronik, kelebihan mucus dan edema pada epitel bronchiolus yang mengakibatkan terjadinya obstruktif dan dekstruktif paru yang kompleks sebagai akibat mengkonsumsi rokok. 2 Pneumonia Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru, kedua efek ini mengakibatkan menurunnya kapasitas paru yaitu : a. Penurunan luas permukaan membran napas, b. Menurunnya rasio ventilasi perfusi. 3 Atelektasi Atelaktasi berarti avleoli paru mengempis atau kolaps. Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga aliran darah meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah sehingga volume paru berkurang. 4 Asma Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi dan volume inspirasi. 5 Tuberkulosis Pada penderita tuberkulosis stadium lanjut banyak timbul daerah fibrosis di seluruh paru, dan mengurangi jumlah paru fungsional sehingga mengurangi kapasitas paru. 29 commit to user 41 6 Alvelitis yang disebabkan oleh faktor luar sebagai akibat dari penghirupan debu organik menurut Ikhsan 2002. Beberapa penyakit pada jalan pernapasan antara lain adalah : asma, bronkitis akut, bronkitis kronik, karsinoma bronkogenik dan bisinosis Ikhsan, 2002. 30 commit to user 42

E. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU KAPAS DENGAN PENURUNAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA PAPARAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA TERPAPAR Hubungan Antara Umur Dan Lama Paparan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Terpapar Debu Kapas Di Bagian Winding Pt.Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri Sragen

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

0 1 16

PENGARUH PEMAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU KARYAWAN BAGIAN PROSES TENUN DAN WINDING Pengaruh Pemaparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Karyawan Bagian Proses Tenun Dan Winding Di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

0 2 15

PENGARUH PEMAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU KARYAWAN BAGIAN PROSES TENUN DAN WINDING DI PT ISKANDAR INDAH Pengaruh Pemaparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Karyawan Bagian Proses Tenun Dan Winding Di PT Iskandar Indah Prin

0 0 22

PENGARUH PAPARAN DEBU GAMPING TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA GAMPING UD TELAGA AGUNG DESA TAMBAKSARI BLORA.

1 2 79

Adi Harmanto R0208060

2 2 65

SKRIPSI PENGARUH PAPARAN DEBU BATUBARA TERHADAP STATUS FAAL PARU PEKERJA DI PT X SURABAYA

0 4 124