commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Atletik merupakan cabang olahraga yang mempunyai peran penting untuk menunjang perkembangan gerak dasar anak dalam olahraga. Atletik merupakan
salah satu cabang olahraga yang diajarkan disekolah-sekolah. Pelajaran atletik disekolah-sekolah dapat dikuasai oleh seorang siswa karena gerakan-gerakan
dalam atletik sangat erat dengan aktivitas sehari-hari, misalnya: lari, melompat, melempar.
Perkembangan olahraga terus meningkat dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia yang semakin maju.
Dengan keadaan itu manusia menciptakan fasilitas olahraga yang semakin bervariasi untuk mendukung prestasi olahraga. Selain dukungan fasilitas,
diperlukan juga perhatian yang serius dari para pelatih dan atlit untuk meningkatkan prestasi. Olahraga dapat menjadikan manusia yang utuh, disiplin,
sportif, kerjasama, sehat jasmani dan rohani yang dapat membentuk sumber daya manusia yang baik untuk membangun bangsa dan negara. Tujuan pembinaan
olahraga adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta sebagai sarana untuk miningkatkan prestasi dibidabg olahraga. Pencapaian prestasi yang
tinggi dalam olahraga merupakan salah satu usaha untuk mengharumkan nama bangsa dan negara. Prestasi yang tinggi dalam olahraga tidak dapat dicapai
dengan mudah, sebab banyak faktor yang turut serta berpengaruh terhadap pencapaian prestasi olahraga yang maksimal.
Menurut Suharno HP 1985:4 bahwa, “Faktor – faktor yang menentukan
pencapaian prestasi maksimal adalah faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yang meliputi kesehatan fisik dan mental yang baik, bentuk tubuh yang selaras
dengan cabang olahraga yang diikuti, kondisi fisik yang baik, aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik dan adanya kematangan juara yang mantap. Faktor eksogen
yang meliputi pelatih, keuangan, tempat, alat, perlengkapan, organisasi, lingkungan, dan partisipasi pemerintah
”.
commit to user 2
Ada banyak cabang olahraga, atletik merupakan cabang unggulan yang diperbandingkan pada multi event olahraga, karena didalamnya terdaapat nomor-
nomor lari, jalan, lompat, dan lempar. Diantara nomor-nomor yang ada dalam atletik, nomor lari 100 meter merupakan nomor bergengsi di antara nomor yang
lain, karena lari 100 meter dilakukan dari start sampai finish dengan kecepatan penuh, sehingga membutuhkan atlet yang mempunyai kecepatan reaksi dan
kecepatan berlari yang baik. Untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga atletik, termasuk lari 100
meter, diperlukan perhitungan yang jelas serta analisis gerakan yang kompleks baik dari pengetahuan, tujuan latihan dan penetapan prosedur latihan, kerena
banyak faktor yang menentukan tercapainya prestasi lari 100 meter Menurut M. Sajoto 1995:50 bahwa,
“Prestasi olahraga ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor biologis, faktor psikologis, faktor
lingkungan, dan faktor penunjang ”. Menurut Mulyono Biyakto Atmojo 1998: 53-
54 Faktor biologis atau faktor fisik merupakan faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar, yaitu kekuatan strenght, daya tahan
endurance, daya ledak otot muscular power, Kecepatan speed, kelentukan flexibility, kelincahan agility, keseimbangan balance, dan koordinasi
coordination. Dari beberapa komponen kondisi fisik tersebut, komponen kecepatan Speed dan kekuatan Strenght merupakan salah satu faktor penting
untuk nomor lari 100 meter. Menurut Suharno HP 1985:21 bahwa, “Faktor
penentu dalam lari jarak pendek adalah kekuatan, kecepatan, dan akselerasi ”.
Pembinaan olahraga dari cabang atletik, harus dimulai penerapannya pada anak
– anak usia muda, yang bertujuan untuk mengadakan pembibitan atlit berbakat. Menurut Harre, Ed. 1982:21 bahwa,
“Proses pembinaan memerlukan waktu yang lama, yakni mulai dari masa kanak
– kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tertinggi
”. Oleh karena itu, latihan – latihan pembentukan kondisi fisik seperti power, kecepatan, daya tahan,
kelentukan, koordinasi, kelincahan harus sudah diberikan agar kelak mereka dapat menguasai cabang olahraga tertentu dengan baik.
commit to user 3
Untuk meletakkan dasar – dasar perkembangan motorik yang baik pada
anak – anak tingkat pemula atau usia dini, maka pelajaran jasmani dijenjang SMP
harus sudah diberikan dengan baik. Kerena itu pula, para pembina guru – guru
pendidikan jasmani SMP haruslah guru – guru yang berkualitas dan mempunyai
wewenang untuk mengajar pendidikan jasmani. Bagi siswa usia SMP, mereka sedang dalam keadaan tumbuh dan berkembang, sehingga dalam pembinaan
olahraga untuk mencapai puncak prestasi mereka harus terus dibina. Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan meningkatan beban latihan secara bertahap yang dilakukan secara teratur dan terpogram untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Ada berbagai
macam bentuk dan metode latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecepatan lari 100 meter. Metode untuk meningkatkan kecepatan lari 100 meter
diantaranya adalah acceleration sprint dan repetititon sprint. Dalam pelaksanaan latihan lari cepat 100 meter harus diterapkan latihan yang baik dan tepat. Latihan
acceleration sprint dan repetition sprint merupakan bentuk latihan yang menekankan pada pengulangan gerak. Acceleration sprint merupakan bentuk
latihan yang pelaksanaannya dimulai dari pelan, semakin cepat, dan lari secepatnya yang pelaksaannya diselinggi dengan istirahat diantara waktu latihan.
Repetition Sprint merupakan program latihan yang dilakukan dengan intensitas atau kecepatan penuh yang diselingi waktu istirahat pada setiap sesi latihannya.
Dari kedua latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga kemungkinan akan memiliki pengaruh yang berbeda pula dalam meningkat
kemampuan lari 100 meter. Disamping itu juga kecepatan lari seseorang tidak hanya dipengaruhi metode latihan dan program latihan yang diterapkan dalam
pelatihan. Tetapi faktor interen atau kemampuan yang dimiliki siswa sangat berpengaruh dalam melakukan gerakan yaitu salah satunya kemampuan kondisi
fisik. Untuk melatih kecepatan harus dilakukan melalui latihan yang terprogram
secara sistematis. Selain itu agar program latihan dapat berjalan sesuai dengan harapan, maka perlu dipilih metode latihan yang paling besar memberikan
peningkatan lari 100 meter. Pemilihan metode ini didasarkan pada pemakaian
commit to user 4
sistem energi paling dominan dalam lari 100 meter. Untuk lari 100 meter yang harus mengeluarkan tenaga dalam waktu kurang dari 30 detik, sistem energi yang
diperlukan adalah ATP-PC. Ada beberapa latihan yang mengembangkan sistem latihan ATP
– PC untuk meningkatkan prestasi lari 100 meter, diantaranya adalah latihan akselerasi
accelaration Sprint, latihan hollow hollow sprint, latihan lari cepat sprint trainingdan latihan interval interval training. Dalam berbagai gerakan olahraga
yang mulai dari nol, faktor yang sangat penting adalah memperoleh kecepatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin, seperti halnya dalam lari cepat
100 meter. Menurut Josef Nosseck 1982:64 bahwa, “Lari jarak pendek dapat
dianalisis dari aspek – aspek kualitas kecepatan berbeda melalui empat fase, yaitu
waktu reaksi dan kecepatan reaksi, akselerasi, kecepatan dasar dan lari cepat, dan daya tahan kecepatan
”. Dari beberapa metode berdasarkan analisis kualitas kecepatan di atas,
metode latihan acceleration sprint dan repetition sprint adalah metode yang tepat untuk melatih kecepatan lari dan kecepatan reaksi, tetapi pelatih kurang
memperhatikan perbedaan latihan tersebut. Siswa ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Surakarta tahun 2010 adalah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Guna meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa secara optimal perlu latihan yang tepat, karena latihan selama ini belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Kondisi semacam ini perlu di telusuri faktor penyebabnya dari semua aspek baik siswa, pelatih maupun latihan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini
mengambil judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Acceleration Sprint dan Repetition Sprint Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter Pada Siswa Putra Kelas
VIII SMP N 25 Surakarta Tahun pelajaran 20102011 ”.
B. Identifikasi Masalah