Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Metode Penelitian

commit to user 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Kota Barat Surakarta. 2.Waktu Penelitian Penelitian direncanakan pada bulan 30 September ± 25 November tahun 2010. Perlakuan treatment dilakukan selama 6 minggu untuk 18 kali pertemuan, dengan frekuensi latihan 3 kali dalam satu minggu, yaitu hari Selasa, Kamis dan Sabtu.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Suharsimi Arikunto 1998: 9 menyatakan sebagai berikut : Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara 2 faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Memperhatikan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian eksperimen adalah penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap oran guntuk mencari gambaran tentang hubungan sebab akibat. Metode penelitian yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan pretest-posttes design. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu metode yang memberikan suatu gejala latihan atau percobaan maka akan terlihat hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan. Rancangan penelitian eksperimen pretest- posstest design dalam penelitian ini yaitu: 35 commit to user 36 KE1 X Postest Latihan acceleration sprint Pretest OP KE2 Y Postest Latihan repetition sprint Gambar 6. Rangkaian Penelitian Suharsimi Arikunto, 1998 : 9 Keterangan: OP = Ordinal Pairing KE1 = Kelompok Eksperimen 1 X = Latihan dengan acceleration sprint KE2 = Kelompok Eksperimen 2 Y = Latihan dengan repetiton sprint Menyeimbangkan kelompok dilakukan dengan cara ordinal pairing berdasarkan hasil tes awal kecepatan lari 100 meter, yaitu setelah dilakukan tes awal. kemudian hasil tes awal dirangking setelah itu dipisahkan ke- dalam kelompok 1 dan kelompok 2 dengan cara ordinal pairing sehingga kedua kelompok mempunyai kemampuan yang setara atau seimbang. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : KI K2 1 2 4 3 5 6 dan seterusnya Gambar 7. Pembagian Kelompok Eksperimen dengan ordinal pairing Suharsimi Arikunto, 1998 : 9 commit to user 37

C. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PARACHUTE RUNNING DENGAN LATIHAN LIGHT SLED TERHADAP HASIL LARI SPRINT 100 METER ATLET PUTRA PENGCAB PASI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2016.

6 26 30

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN ACCELARATION SPRINT DENGAN IN AND OUT 100 METER TERHADAP HASIL KECEPATAN LARI 100 METER PUTRA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 KISARAN TAHUN 2014 / 2015.

0 2 12

HUBUNGAN KEKUATAN DAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING TERHADAP KECEPATAN LARI HUBUNGAN KEKUATAN DAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER.

0 2 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN KEKUATAN DAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER.

1 4 11

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI, POWER TUNGKAI, DAN DAYA TAHAN KECEPATAN DENGAN KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER.

2 8 93

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN UP HILL SPRINT DAN DOWN HILL SPRINT TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 100 METER DITINJAU DARI RASIO PANJANG TUNGKAI DAN TINGGI BADAN (Studi Eksperimen pada siswa putra ekstrakurikuler SMP N 1 Cepu).

0 0 5

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN ACCELERATION SPRINT DAN REPETITIN SPRINT TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 10

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Hollow Sprint Dan Sprint Training Pada Siswa Putri Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin V Kecamatan Mojolaban Tahun Ajaran 2010/2011)

0 0 15

HUBUNGAN PANJANG LANGKAH LARI 25 METER DAN FREKUENSI LANGKAH PER DETIK LARI 20 METER TERHADAP KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER SISWA SMK KRISTEN 2 KLATEN.

0 1 199

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER

1 1 75