Keuntungan kewirausahaan Kerugian kewirausahaan

2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri :

1. Keuntungan kewirausahaan

a. Otonomi. Pengelolaan yang bebas misalnya menjadi “bos” yang penuh kepuasan. b. Tantangan awal. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan, peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. c. Control financial. Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

2. Kerugian kewirausahaan

Berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu : a. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis. b. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun penggandaan dan pelatihan. c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan keuangan milik sendiri, maka margin labakeuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada. Universitas Sumatera Utara

2.3 Keberhasilan Wirausaha

Menurut pendapat Tulus Tambunan 2002:14 menyatakan bahwa “keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, struktur organisasi, sistem majemuk, partisipasi, kulturbudaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha diantaranya faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokrasi, kemudian faktor diluar pemerintah seperti sistem perekonomian, sosio-kultur, budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infrastruktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu usaha”. Keberhasilan usaha menurut suryana 2003:285 adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya. Menurut Noor 2007:397 mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh Suryana 2003:44, beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya: 1. Mempunyai ide atau visi bisnis yang jelas. 2. Mempunyai kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. 3. Mempunyai semangat dan kerja keras dalam membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. 4. Mempunyai loyalitas dan tanggung jawab terhadap pihak-pihak terkait. Menurut Zimmerer dalam Suryana 2003:44-45 mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya : 1. Tidak kompeten dalam manajerial, tidak kompeten atau tidak kemampuan dalam pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang menyebabkan perusahaan kurang berhasil. 2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan mensosialisikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha. 3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, agar perusahaan dapat berhasil dengan faktor utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur Universitas Sumatera Utara pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. 4. Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. 5. Lokasi yang kurang memadai, lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. 6. Kurangnya pengawasan peralatan, serta kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. 7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berwirausaha, sikap yang setengah- setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar. 8. ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berarti mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Konseptual

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave 1996:3, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Budaya merupakan sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Berger 2000:87 Budaya merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kewirausahaan, dimana terdapat nilai-nilai budaya tertentu yang mendukung peningkatan potensi-potensi yang ada dalam diri seorang wirausaha. Berdagang merupakan salah satu kultur yang menonjol dalam masyarakat Minangkabau . Mulai dari pedagang kaki lima yang berjualan di terminal, sampai pengusaha besar pemilik jaringan supermarket ternama. Rahasia kesuksesan orang Minang dalam berbisnis antara lain karena dia mau memulai usaha dari nol atau dari bawah, tidak gengsi memulai usaha dengan cara bersorak menjajakan kain 3 seribu di kaki lima. Orang Minang pun terkenal ulet, pantang menyerah, tahan banting, pandai menyesuaikan diri dengan tempat dia menjalankan usaha atau memakai prinsip di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Dari dulu orang China terkenal piawai dalam hal perdagangan. Jalur-jalur perdagangan di dunia pernah dikuasai oleh orang Cina dan sampai saat ini pun orang Cina sukses dalam bisnis perdagagangan. Dunia orang Cina adalah di bidang perdagangan. Mereka suka dan tertarik untuk berdagang. orang Cina memiliki ketekunan yang tinggi dalam hal berdagang. ketekunan inilah yang menjadi salah satu Universitas Sumatera Utara faktor keberhasilan mereka dalam bisnis perdagangan. Pengaruh budaya yang mempengaruhi formasi bisnis etnis berhubungan dengan sikap terhadap pengalaman dan proses historis, disamping juga mempertimbangkan praktis yang mempengaruhi motivasi dan kemampuan bagi keberhasilan usaha. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sumber:Bustami 2008, Redding 1990 dan Suryana 2003 Gambar 2.1: Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono 2006:70 adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Budaya Minang Kabau dan budaya Tionghoa berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan wirausaha pada pasar Aksara Medan”. Budaya Tionghoa Keberhasilan Wirausaha Budaya Minang Kabau Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Sugiyono, 2006:13

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar Aksara Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai dengan Jauari 2014.

3. 3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan operasional Penelitian ini dibatasi pada variabel bebas independent, Budaya Minang Kabau X 1 , Budaya Tionghoa X 2 dan variabel terikat dependent keberhasilan usahaY.

3. 4 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel. Universitas Sumatera Utara Berikut ini menjelaskan defenisi operasional variabel yang berisikan indikator, yang digunakan untuk membantu membuat daftar pernyataan pada penelitian ini. Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Budaya Minang Kabau X 1 Minangkabau adalah kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal 1. Memiliki budaya merantau 2. Adanya budaya Matrilineal 3. Memiliki hasrat pemimpin 4. Memiliki jiwa pantang menyerah 5. Bersedia memulai usaha dari nol Likert Budaya Tionghoa X 2 Orang keturunan Tionghoa yang berfungsi sebagai warga atau bertindak pada masyarakat Tionghoa atau yang dianggap sebagai orang Tionghoa oleh orang Indonesia dan mendapatkan perlakuan tertentu sebagai akibatnya 1. Adanya budaya paternalisme 2. Memiliki sifat personalisme 3. Selalu merasa ketidakamanan 4. Memiliki ketekunan yang tinggi 5. Berorientasi international Likert Keberhasilan Wirausaha Y Keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya 1. Memperoleh keuntungan besar 2. Kemajuan perkembangan Usaha 3. Omset Penjualan bertambah 4. Pertumbuhan Usaha meningkat Likert Sumber: Bustami 2008, Redding 1990 dan Suryana 2003, data diolah Universitas Sumatera Utara Variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1, penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut: 1 Variabel bebas independent variable adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya. a. Variabel Budaya Minang Kabau X 1 Minangkabau adalah kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal. b. Variabel Budaya Tionghoa X 2 Orang keturunan Cina yang berfungsi sebagai warga atau bertindak pada masyarakat Tionghoa atau yang dianggap sebagai orang Tionghoa oleh orang Indonesia dan mendapatkan perlakuan tertentu sebagai akibatnya. 2 Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas a. Keberhasilan Wirausaha Y Keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya.

3. 5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai alat utuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau Sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap Universitas Sumatera Utara variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor Sugiono,2007:86. Kriteria pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Instrument Skala Likert No Item Instrument Skala 1 2 3 4 5 Sangat Setuju SS Setuju S Ragu-Ragu R Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS 5 4 3 2 1 Sumber : Sugiono 2006 : 133 3. 6 Populasi dan Sampel 3. 6. 1 Populasi Menurut Sugiyono 2006:57, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang yang ada di pasar Aksara Medan yang bersuku bangsa Minang Kabau dan Tionghoa yang berjumlah 604 pedagang. 3.6.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya Ginting dan Situmorang, 2008:151. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 Umar, 2008. Universitas Sumatera Utara Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = standar error Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dapat dihitung sebagai berikut: n = n = 85,7954 responden dibulatkan menjadi 86 responden. Jumlah sampel 85,7954 orang dan dibulatkan menjadi 86 orang dengan tingkat kesalahan 10. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu Sugiyono, 2006:122. Kriteria sampel yang diambil adalah orang-orang yang telah berdagang di pasar Aksara selama 2 tahun.

3. 7 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Universitas Sumatera Utara

3. 8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Dokumentasi Dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian. 2. Kuesioner Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada objek penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti. 3. 9 Uji Validitas dan Realibilitas 3. 9. 1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan Kuesioner. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini sampel uji validitas diambil sebanyak 30 orang pemilik usaha pada Pasar Aksara Medan diluar daripada sampel dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel, maka pernyataan tersebut dikatakan valid. 2. Jika r hitung r table, maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted VAR00001 44.8000 98.234 .599 .886 VAR00002 44.8000 99.338 .635 .885 VAR00003 44.6333 104.171 .390 .896 VAR00004 44.7333 100.754 .702 .883 VAR00005 44.5000 99.155 .615 .886 VAR00006 44.9000 100.714 .531 .889 VAR00007 44.3667 100.516 .572 .887 VAR00008 44.8000 99.338 .635 .885 VAR00009 45.0667 101.306 .543 .889 VAR00010 44.8667 101.844 .494 .891 VAR00011 44.8667 96.740 .651 .884 VAR00012 44.5000 99.155 .615 .886 VAR00013 44.8333 102.833 .622 .886 VAR00014 44.9333 100.340 .566 .888 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 Jan 2014 Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini dapat dilihat dari r hitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari r tabel 0,361.

3. 9. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Situmorang, 2008:37. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Universitas Sumatera Utara Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yaitu suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60 Ghozali, 2005:41-42 Tabel 3.4 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .894 14 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 Jan 2014 Pada Tabel 3.4 diketahui bahwa koefisien alpha pada tingkat signifikansi 5 adalah 0,894. Ini berarti 0,894 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden agar dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3. 10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif