1
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Memasuki era globalisasi dan persaingan bebas menuntut lembaga pendidikansekolah yang mampu menghasilkan mutu pendidikan dan lulusan yang
berkualitas tinggi serta memiliki kemampuan kompetitif untuk bersaing di era globalisasi. Proses peningkatan mutu pendidikan bukan merupakan pikiran dan
tanggung jawab seorang mentri pendidikan beserta para penasehatnya, tetapi peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada pikiran-pikiran yang ada
pada para guru, pimpinan sekolah, staf, orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, telah memberikan arah baru pada pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Indonesia, dan secara khusus dijelaskan pada pasal 5 ayat
1 yang berbunyi “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Berdasarkan pada Undang-undang
Sistem pendidikan Nasional di atas maka peningkatan mutu pendidikan harus menjadi prioritas pembangunan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang
pendidikan, hal ini merupakan tantangan baru bagi para guru, penyelenggara pendidikan untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan secara makro tidak dapat terlepas dari mutu pendidikan di tingkat sekolah, karena harus diyakini bersama keberhasilan
pendidikan nasional hanya dapat diraih apabila pendidikan di tingkat sekolah sudah menunjukkan mutu pendidikan yang memuaskan semua stakeholders.
Sekolah adalah cerminan keberhasilan pendidikan secara nasional, untuk itu peningkatan mutu pendidikan harus dimulai ditingkat sekolah, sehingga setiap
sekolah harus memiliki tim kerja peningkatan mutu pendidikan yang dapat berkreasi dan memberikan kontribusi langsung pada pencapaian mutu pendidikan
nasional dan menjadi sekolah masa depan.
2
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pemerintah untuk menjamin mutu membentuk Badan Standar Nasional Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan yang tercantum pada
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang telah diubah PP No.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Banyak pendapat para ahli nilai telah
diketahui bahwa guru adalah soko guru.Dalam pembangunan nasional, guru memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, guru menduduki tit ik
sentral dalam transfertasi ilmu pengetahuan. Guru mempunyai fungsi strategi dalam proses belajar mengajar dan lain sebagainya. Itu semua merupakan
predikat yang tinggi nilainya bagi tugas guru, karena memang masyarakat mengakuinya betapa besar jasa guru dalam kemajuan dan pembangunan bangsa.
Pembangunan akan berlanjut terus, kualitas sumber daya manusia dituntut untuk meningkat, maka pada gilirannya harapan untuk meningkatkan mutu pendidikan
terarahkan pada pundak guru. Atas dasar harapan itulah dan didorong dengan itikad yang baik pada saat ini banyak terlontar di media masa beberapa
kekurangan kerja yang perlu kita perbaiki antara lain: a.Pemahaman terhadap ilmu keguruan masih belum memadai; b. Hanya memahami sekitar 60 dari seluruh
materi yang dihubungkan dengan metode mengajar; c. Kurang memiliki sikap positif terhadap kemampuan professional dan sebagainya.
Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting utuk di upayakan peningkatan kinerja
mengajar guru. Kondisi tersebut mengingatkan tantangan yang dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang memadai, sulitnya
untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini Unicef, 2012, hlm. 5.
Agustin dan Wahyudin 2012, hlm. 3 menyatakan bahwa permasalahan pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami
tugas, fungsi, kompetensi, dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru pendidikan anak usia dini.
3
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami peningkatan adalah PAUD di kota Bandung, dimana kenaikan jumlah Taman Kanak-Kanak
TK setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 25 dari tahun 2011 sampai tahun 2015 Sumber:Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2015.
Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru
merupakan sumber daya potensi yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital
dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Kondisi kinerja guru TK di Bandung dalam hal memahami materi
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan PBM menunjukan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran
sehingga mereka sering kali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah di tetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan
administrasi seperti pencataatn dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantua dalam hal
administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru Sumber: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Bandung.
Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
Kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak tersentuh langsung dengan siswa
dalam proses pendidikanpembelajaran di sekolah. Suryo Subroto 2004, hlm. 20 mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. Keterampilan
guru dalam
mengajar merupakan
pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan
teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam
4
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kinerja guru mulai dari memulai sampa mengakhiri proses belajar mengajar di kelas.
Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah.Dalam hal ini berfokus pda perilaku kepemimpinan kepala sekolah.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melak ukan pembinaan
administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan pross belajar mengajar di
kelas. Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang mewujudkan kinerja mengajar guru.
Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang
Usman, 2006, hlm. 250.Menurut MC Donal dalam Martinis Yasmin, 2011, hlm. 216 bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam mewujudkan kinerja megajar yang efektif.Motivasi dapat menggerakkan individu untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Mulyasa 2012, mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kerjanya sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan sekolah. Adapun kepemimpinan kepala sekolah menurut Mulyasa 2006, hlm. 126 yang efektif
mempunyai kriteria sebagai berikut: a.
Meningkatkan kerjasama dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka.
b. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data dalam mengidentifikasi
kebutuhan sekolah.
5
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Mengunaka data untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan yang
dibutuhkan dalam pengembangan program dalam meningkatkan mutu pengajaran.
d. Melakukan dan memantau rencana perbaikan sekolah.
e. Berpikir sistematis dalam menetapkan fokus yang jelas untuk meraih prestasi
siswa sebagai tujuan sekolah. f.
Berhasil menetapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.
g. Bekerja dengan tim manajemen.
h. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu masukan sekolah yang
menjalankan tugas dan fungsinya serta berpengaruh pada berlangsungnya proses persekolahan.
Kepala sekolah sebagai supervisor menurut Sulistyorini 2008, hlm. 170 berperan sebagai:
a. Narasumber, Supervisor dituntut untuk mengenal dan memahami masalah
pengajaran. b.
Konsultan atau penasehat, Supervisor hendaknya dapat membantu guru. c.
Fasilitator, Supervisor harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu nara
sumber modul diperoleh guru. d.
Motivator, Supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.
e. Pelopor pembaharuan, Supervisor jangan merasa puas dengan cara-cara dan
hasil yang sudah dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar guru juga melakukan hal serupa.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yang salah satunya adalah sebagai supervisor. Sebagai supervisor,
kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:
6
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses
belajar mengajar. b.
Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan pertemuan individu secara profesional dengan guru untuk
meningkatkan profesi guru. d.
Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.
e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan
peningkatan mutu proses belajar mengajar. f.
Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah. g.
Melaksanakan kejasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
h. Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.
i. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan
program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium dan ujian. Kemampuan melaksanakan
program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Kemampuan
memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil
supervisi untuk mengembangkan sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faridah 2012 mengenai Kontribusi
Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran Introduction Leadershif Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung,
memperoleh hasil dimana ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan Pembelajaran
7
Heni Nafiqoh, 2015 Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia D ini
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Intructional Leadership Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, dan Kompetensi Keraja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran Instructional
Leadership Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.
Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam Dyah Maharani 2014 mengenai Peran Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak
studi ada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta, menunjukan hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru
TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.
Penelitian lain yang mengungkap Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TKRA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrwati dalam Dyah Maharani 2014, memperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru TKRA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, begitu
pula dengan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru TKRA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
dan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TKRA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini
memfokuskan pada judul : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini Studi
Korelasional Pada Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 20142015
B. Identifikasi Masalah Penelitian