HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Studi Korelasional Pada Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

(1)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(Studi Korelasional Pada Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Tugas Akhir pada Jenjang Magister Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

HENI NAFIQOH 1302773

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(Studi Korelasional Pada Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)

oleh Heni Nafiqoh

1302773 Abstrak

Penelitian ini beranjak dari adanya guru Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung yang belum menunjukkan kinerja mengajar yang memadai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PAUD di Kota Bandung. Penelitian dilakukan terhadap guru TK yang ada di lokasi penelitian dengan menggunakan metode survei yang menggunakan kuesioner / angket tertutup sebagai alat pengumpul data. Sampel yang diambil dengan menggunakan stratified sampling sebanyak 83 dari populasi 493 lembaga. Adapun hasil Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang sangat tinggi antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja mengajar guru (Y) sebesar 17,16%, motivasi berprestasi (X2) terhadap kinerja (Y) sebesar 33,69 % dan pengaruh kepemimpinan (X1) dan motivasi berprestasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 50,84 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 49,16 %. Adapun untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah Taman Kanak-Kanak membuka saluran komunikasi, pedoman kerja yang jelas, promosi bagi guru berprestasi serta meningkatkan kompetensi pendidik dalam penguasaan metode dan strategi pembelajaran.


(3)

THE INFLUENCE OF HEADMASTER’S LEADERSHIP AND ACHIEVEMENT MOTIVATION TO THE PERFORMANCE OF

PRESCHOOL TEACHER

(An Analytical Descriptive Study on Headmaster and Teacher of Kindergarten in Bandung Academic Year 2014/2015)

by Heni Nafiqoh

1302773 Abstract

This research is based on the kindergarten teachers in Bandung, who have not shown adequate teaching performance. The purpose of this researchis to investigate the influence of the leadership and achievement motivation on the performance of kindergarten teachers in Bandung. The research was conducted to kindergarten teacher by using survey method thatused closed questionnaire as the instrument of collecting data. Stratified sampling technique was used to select 83 samples of the population of 493 institutions. The results indicate that there is a very high (17,16 %) influence of headmaster’s leadership (X1) on the teacher’s teaching performance (Y), achievement motivation (X2) on the performance (Y) is 33,69 % and the influence of leadership (X1) and achievement motivation (X2) on teacher’s performance (Y) is 50,84 %. The rest was influenced by other variables amounted to 49,16 %. In order to improve teacher’s performance, the headmaster should communicate, formulate a clear teacher guide, promote the outstanding teacher, and improve teacher’s competency in mastering the learning methods and strategies.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Konsep Kepemimpinan ... 13

1. Pengertian Kepemimpinan ... 16

2. Teori Kepemimpinan ... 16

1) Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory) ... 16

2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi ... 17

3) Teori Kewibawaan Pemimpin ... 17

4) Teori Kepemimpinan Situasi ... 18

5) Teori Kelompok ... 18

3. Tipe dan Gaya Kepemimpinan ... 18

1) Tipe Kharismatik ... 18


(5)

3) Tipe Otoriter ... 18

4) Tipe Militeristik ... 18

5) Tipe Demokrasi ... 19

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 20

B. Motivasi Berprestasi ... 26

1. Pengertian Motivasi ... 26

2. Teori Motivasi ... 29

1) Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) ... 29

2) Teori McClellnd (Teori Kebutuhan Berprestasi) ... 31

3) Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)... 32

4) Teori Keadilan ... 32

3. Motivasi Berprestasi ... 33

C. Kinerja Mengajar ... 40

1. Pengertian Kinerja ... 40

2. Kinerja Mengajar Guru Taman Kanak-Kanak ... 41

D. Penilaian Kinerja Mengajar ... 47

E. Penelitian Terdahulu ... 58

F. Kerangka Pemikiran ... 59

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subyek Penelitian ... 62

1. Lokasi Penelitian ... 62

2. Populasi Penelitian ... 62

3. Sampel Penelitian ... 62

B. Metode Penelitian ... 63

C. Definisi Operasional ... 65

1. Definisi Konseptual ... 65

2. Definisi Operasional ... 66

D. Teknik Pengumpulan Data ... 69

1. Menentukan Alat Pengumpul Data ... 69

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 70


(6)

F. Hipotesis Penelitian ... 85

G. Tehnik Analisis ... 86

1. Uji Normalitas ... 86

2. Uji Linieritas ... 86

H. Paradigma Penelitian ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91

1. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 91

2. Profil Motivasi Berprestasi ... 97

3. Profil Kinerja Guru PAUD ... 99

4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru PAUD ... 103

B. Pembahasan ... 109

1. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Bandung . 109 2. Profil Motivasi Berprestasi Guru di Kota Bandung ... 111

3. Profil Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung ... 113

4. Multiple Correlation antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Bandung ... 115

5. Path Analysis Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Bandung ... 115

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 120

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi dan persaingan bebas menuntut lembaga pendidikan/sekolah yang mampu menghasilkan mutu pendidikan dan lulusan yang berkualitas tinggi serta memiliki kemampuan kompetitif untuk bersaing di era globalisasi. Proses peningkatan mutu pendidikan bukan merupakan pikiran dan tanggung jawab seorang mentri pendidikan beserta para penasehatnya, tetapi peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada pikiran-pikiran yang ada pada para guru, pimpinan sekolah, staf, orang tua siswa dan siswa itu sendiri.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah memberikan arah baru pada pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Indonesia, dan secara khusus dijelaskan pada pasal 5 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Berdasarkan pada Undang-undang Sistem pendidikan Nasional di atas maka peningkatan mutu pendidikan harus menjadi prioritas pembangunan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, hal ini merupakan tantangan baru bagi para guru, penyelenggara pendidikan untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan secara makro tidak dapat terlepas dari mutu pendidikan di tingkat sekolah, karena harus diyakini bersama keberhasilan pendidikan nasional hanya dapat diraih apabila pendidikan di tingkat sekolah sudah menunjukkan mutu pendidikan yang memuaskan semua stakeholders. Sekolah adalah cerminan keberhasilan pendidikan secara nasional, untuk itu peningkatan mutu pendidikan harus dimulai ditingkat sekolah, sehingga setiap sekolah harus memiliki tim kerja peningkatan mutu pendidikan yang dapat berkreasi dan memberikan kontribusi langsung pada pencapaian mutu pendidikan nasional dan menjadi sekolah masa depan.


(8)

Pemerintah untuk menjamin mutu membentuk Badan Standar Nasional Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan yang tercantum pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang telah diubah PP No.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Banyak pendapat para ahli nilai telah diketahui bahwa guru adalah soko guru.Dalam pembangunan nasional, guru memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, guru menduduki tit ik sentral dalam transfertasi ilmu pengetahuan. Guru mempunyai fungsi strategi dalam proses belajar mengajar dan lain sebagainya. Itu semua merupakan predikat yang tinggi nilainya bagi tugas guru, karena memang masyarakat mengakuinya betapa besar jasa guru dalam kemajuan dan pembangunan bangsa. Pembangunan akan berlanjut terus, kualitas sumber daya manusia dituntut untuk meningkat, maka pada gilirannya harapan untuk meningkatkan mutu pendidikan terarahkan pada pundak guru. Atas dasar harapan itulah dan didorong dengan itikad yang baik pada saat ini banyak terlontar di media masa beberapa kekurangan kerja yang perlu kita perbaiki antara lain: a.Pemahaman terhadap ilmu keguruan masih belum memadai; b. Hanya memahami sekitar 60% dari seluruh materi yang dihubungkan dengan metode mengajar; c. Kurang memiliki sikap positif terhadap kemampuan professional dan sebagainya.

Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting utuk di upayakan peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingatkan tantangan yang dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef, 2012, hlm. 5).

Agustin dan Wahyudin (2012, hlm. 3) menyatakan bahwa permasalahan pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami tugas, fungsi, kompetensi, dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru pendidikan anak usia dini.


(9)

3

Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami peningkatan adalah PAUD di kota Bandung, dimana kenaikan jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 25% dari tahun 2011 sampai tahun 2015 (Sumber:Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2015).

Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru merupakan sumber daya potensi yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan kualitas anak didiknya.

Kondisi kinerja guru TK di Bandung dalam hal memahami materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan PBM menunjukan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka sering kali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah di tetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencataatn dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantua dalam hal administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Bandung).

Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas Kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak tersentuh langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryo Subroto (2004, hlm. 20) mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.

Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam


(10)

kinerja guru mulai dari memulai sampa mengakhiri proses belajar mengajar di kelas.

Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah.Dalam hal ini berfokus pda perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melak ukan pembinaan administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan pross belajar mengajar di kelas.

Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang mewujudkan kinerja mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang (Usman, 2006, hlm. 250).Menurut MC Donal (dalam Martinis Yasmin, 2011, hlm. 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja megajar yang efektif.Motivasi dapat menggerakkan individu untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Mulyasa (2012), mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan sekolah. Adapun kepemimpinan kepala sekolah menurut Mulyasa (2006, hlm. 126) yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Meningkatkan kerjasama dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka.

b. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah.


(11)

5

c. Mengunaka data untuk mengidentifikasi dan merenca nakan perubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan program dalam meningkatkan mutu pengajaran.

d. Melakukan dan memantau rencana perbaikan sekolah.

e. Berpikir sistematis dalam menetapkan fokus yang jelas untuk meraih prestasi siswa sebagai tujuan sekolah.

f. Berhasil menetapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.

g. Bekerja dengan tim manajemen.

h. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu masukan sekolah yang menjalankan tugas dan fungsinya serta berpengaruh pada berlangsungnya proses persekolahan.

Kepala sekolah sebagai supervisor menurut Sulistyorini (2008, hlm. 170) berperan sebagai:

a. Narasumber, Supervisor dituntut untuk mengenal dan memahami masalah pengajaran.

b. Konsultan atau penasehat, Supervisor hendaknya dapat membantu guru.

c. Fasilitator, Supervisor harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu nara sumber modul diperoleh guru.

d. Motivator, Supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.

e. Pelopor pembaharuan, Supervisor jangan merasa puas dengan cara-cara dan hasil yang sudah dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar guru juga melakukan hal serupa.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yang salah satunya adalah sebagai supervisor. Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:


(12)

a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

b. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.

c. Melaksanakan pertemuan individu secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru.

d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.

e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar.

f. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.

g. Melaksanakan kejasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.

h. Menciptakan team work yang dinamis dan profesional. i. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faridah (2012) mengenai Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Introduction Leadershif) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung, memperoleh hasil dimana ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan Pembelajaran


(13)

7

(Intructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, dan Kompetensi Keraja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.

Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam Dyah Maharani (2014) mengenai Peran Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak (studi ada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukan hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.

Penelitian lain yang mengungkap Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrwati dalam Dyah Maharani (2014), memperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini memfokuskan pada judul : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Korelasional Pada Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Inti kajian penelitian ini adalah k inerja mengajar guru TK dimana kinerja mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985, hlm. 51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok


(14)

variabel sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi, yaitu:

1. Variabel individu meliputi: kemampuan keterampilan (fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur, asal-usul dan jenis kelamin).

2. Variabel organisasi meliputi: sumber daya, kepemimpinan, kepuasan, struktur, dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis meliputi: mental/intelektual, persepsi sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang paling menonjol adalah kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Untuk lebih jelasnya penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar (Gibson et al, 2000, Kristianawuri, 2007)

Variabel Psikologis

1. Mental / intelektual 2. Persepsi

3. Sikap 4. Kepribadian 5. Belajar 6. MOTIVASI

Kinerja Mengajar

Guru TK

Variabel Individu

1. Kemampuan keterampilan 2. Latar belakang 3. Demografi

Variabel Organisasi

1. Sumber Daya 2. KEPEMIMPINAN 3. Kepuasan, struktur 4. Desain pekerjaan


(15)

9

Berdasarkan gambar di atas tampak jelas bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar terdiri dari faktor individu (kemampuan keterampilan, latar belakang dan domografi), Faktor psikologi (mental/intelektual, persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi), serta faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, kepuasaan, struktur dan desain pekerjaan).

Upaya peningkatan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien.

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yangdipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas memfokuskan tema pada pengaruh kepemimpinan, motivasi berprestasi dan kinerja guru maka dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kepemimpinan kepala sekolah pada pendidikan anak usia dini di Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana profil motivasi guru pada pendidikan anak usia dinidi Kota Bandungtahun pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana profil kinerja guru pada pendidikan anak usia dinidi Kota Bandungtahun pelajaran 2014/2015?


(16)

4. Bagaimanakah hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015? 5. Variabel manakah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kinerja

guru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka dirumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah pendidikan anak usia dinidi Kota Bandungtahun pelajaran 2014/2015.

2. Hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi gurupendidikan anak usia dinidi Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan anak usia dinidi Kota Bandungtahun pelajaran 2014/2015.

4. Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015.

5. Besarnya kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis.

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan (knowledge) tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PAUD di Kota Bandung.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan (knowledge) baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan program Administasi Pendidikan.


(17)

11

Secara praktis hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat untuk dijadikan: a. Bagi peneliti

Sebagai prasyarat untuk memenuhi tugas akhir pada studi peneliti untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Anak Usia Dini di sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pe ngaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PAUD di Kota Bandung.

b. Bagi pengelola PAUD di Kota Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki, meningkatkan, serta mengembangkan motivasi berprestasi dan kinerja guru PAUD di Kota Bandung.

c. Bagi Dinas Pendidikan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk memilih dan menetapkan kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan (leadership) untuk meningkatkan prestasi kerja guru.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan teoritis dalam menyusun petanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis. Kerangka berpikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara


(18)

terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian, pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab kajian pustaka dan temuan sebelumnya.

BAB V: SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan kesimpulan penelitian dan rekomendasi hasil penelitian serta pemaknaan penelitian terhadap analisis temuan penelitian.


(19)

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Populasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di semua TK di wilayah Kota Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi lembaga pendidikan anak usia dini sebanyak 493 lembaga.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi tersebut. Melalui sampelini sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan populasi yang ada. Dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

2

) (

1 N e

N n

  Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

) 10 , 0 10 , 0 ( 493 1 493 x n   ) 01 , 0 ( 493 1 493   n


(20)

93 , 4 1

493   n

93 , 5

493  n

14 , 83  n

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah guru TK yang ada di Kota Bandung sebanyak 83 orang.

B. Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum pengaruh kepemimpinan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Bandung, apakah terdapat hubungan antara pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi berprestasi dan kinerja mengajar guru TK di Kota Bandung. Peneliti berusaha mengambil metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidakakan mencapai kriteria penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data yang telah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian Tesis ini adalah metode korelasional.

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel ( Faenkel dan Wallen, 2008, hlm. 328 ).

Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada. Penelitian akan dapat mengembangkan- nya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik / tingkat hubungan yang disebut korelasi ( Mc Millan dan Schumacherm dalam Syamsudin dan Vismaia, 2009, hlm. 25 ). Penelitian


(21)

64

korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur hubungan antar 2 variabel sebagai berikut.

a. Variabel 1

Variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja mengajar guru TK (Y).

b. Variabel 2

Variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah:

X1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah c. Variabel 3

X2 : Motivasi Berprestasi

Ketiga variabel ini apabila ditulis dalam bentuk model analisis multiple regresi adalah :

Y = b1X1 + b2X2 + e Keterangan:

b : Koefisien regresi e : Faktor pengganggu


(22)

C. Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual a. Kepemimpinan

Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.

Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan menurut pendapat D.E. Mc. Farland (1978) dalam Sudarwan Danim (2004 : 55), mengemukakan sebagai berikut, “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

b. Motivasi

Menurut Stevenson (2001, hlm. 2) menyatakan motivasi merupakan intensif, dorongan, atau stimulus untuk bertindak.

Sedangkan menurut Munandar (2004, hlm. 323), menemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu.

Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (2009, hlm. 856) menggolongkan motivasi menjadi 2 (dua), yaitu;

1) Motivasi intrinsik, jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri; 2) Motivasi ektrinsik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang melakukan sesuatu.


(23)

66

c. Kinerja Mengajar

Kinerja atau prestasi kerja (performance) merupakan ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu (Fattah, 1999, hlm. 19).

Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005, hlm. 9).

Kinerja adalah sebuah bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik maupun gagasan. Kinerja sering juga dihubungkan dengan kompetensi pada diri perilakunya (Depdiknas, 2004, hlm. 4).

2. Definisi Operasional

Definisi oprasional dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan di lapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebur dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur variable yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh kepemimpinan

Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional dimana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama di perkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua. Perilaku kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Adapun indikatornya adalah:

1) Struktur memprakarsai (peran)

a) Pemimpin mendefinisikan dan menstruktur perannya sendiri.

b) Pemimpin mendefinisikan dan menstruktur peran bawahan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

2) Pertimbangan (dukungan)


(24)

b) Pemimpin bertindak mendukung terhadap bawahan. 3) Kepemimpinan partisipatif

a) Pemimpin mengadakan rapat tim untuk berbagai ide dan melibatkan tim dalam keputusan kelompok dan pemecahan masalah.

b) Pemimpin bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati. b. Motivasi Berprestasi

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baikyang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Adapun indikatornya adalah:

1) Factor motivator (intrinsik)

a) Prestasi, guru mampu melakukan tahap-tahap proses dalam pembelajaran b) Pengakuan, pemberian angka kredit terhadap aktifitas yang dilakukan

guru.

c) Pekerjaan itu sendiri mengajar di TK merupakan tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan.

d) Tanggung jawab, kemampuan guru untuk mengajar dengan baik. e) Kemajuan atau promosi, setiap guru untuk mengajar dengan baik. 2) Factor higien (ekstrinsik)

a) Kebijakan, pembuatan kebijakan disesuaikan dengan kebutuhan guru. b) Hubungan dengan penyelia, hubungan kerja yang baik antara kepala

sekolah dan guru.

c) Kondisi kerja, kesesuaian kondisi kerja dengan proses belajar mengajar. d) Gaji, imbalan yang didapat oleh guru sesuai dengan beban kerjanya. e) Status, pekerjaan sebagai guru dapat meningkatkan status sosial seseorang. f) Keamanan kerja, rasa aman yang didapatkan guru selama proses belajar

mengajar.

g) Hubungan dengan kelompok, diluar jam kerja guru masih mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan kelompok lain.

h) Hubungan dengan subordinasi, terjalin komunikasi yang baik antara rekan kerja.


(25)

68

i) Kehidupan personal, kemampuan guru untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja.

c. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar adalah efektivitas guru atau unjuk kerja guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang dilandasi oleh kompetensi, dikokohkan oleh motivasi, dan diikat oleh komitmen. Adapun indikatornya adalah:

1) Pengetahuan (knowledge)

a) Pengetahuan tentang pelajaran

(1) Menguasai materi yang akan disampaikan. (2) Menguasai kurikulum mata pelajaran. b) Pengetahuan pedagogis

(1) Memiliki strategi mengajar.

(2) Menerapkan strategi mengajar dengan konsisten. (3) Melakukan perencanaan strategi mengajar. 2) Merancang/merencanakan pembelajaran

a) Merancang kurikulum yang komprehensif dan sesuai dengan tahap perkembangan anak serta sesuai dengan tujuan pendidikan.

b) Memilih strategi yang tepat dengan perkembangan dan individu serta menyediakan sumber daya untuk memberikan pengalaman belajar yang berbasis aktivitas.

3) Menciptakan lingkungan pembelajaran

a) Menciptakan lingkungan fisik dan sosial untuk melibatkan anak-anak dalam memaksimalkan pembelajaran.

b) Menggunakan teknik bimbingan positif untuk mendorong regulasi diri anak.

4) Melaksanakaan pembelajaran

a) Melaksanakan berbagai aktifitas yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.

b) Mendorong keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur.


(26)

c) Menggunakan strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan untuk masing- masing anak.

d) Menyediakan bimbingan dan umpan balik yang positif kepada anak-anak. 5) Menilai dan mengkomunikasikan hasil belajar

a) Secara sistematis mengumpulkan, mengorganisasikan dan mencatat data penilaian yang berkelanjutan untuk memantau perkembangan anak.

b) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan kemajuan anak berkelanjutan dengan keluarga dan anggota tim sekolah lainnya.

6) Tanggap (responsif)/sikap

a) Membantu siswa dalam kelas dalam memberikan solusi b) Membantu siswa diluar kelas dalam memberikan solusi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan masalah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan (Arikunto,2002; hlm. 197).

1. Menentukan alat pengumpul data

Guna memperoleh data yang diperlukan, penulis berusaha menentukan alat pengumpul data yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik langsung dan teknik tidak langsung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian melalui perantara instrumen atau angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah skala (1-5).

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis keadaan responden yang menjadi anggota sampel penelitian(Arikunto, 2002; hlm 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (dalam Meliani, 2007; hlm. 53) yang mengemukakan bahwa: "pada umumnya ada dua bentuk angket: a. angket berstruktur, b. angket yang tidak berstruktur". Berdasarkan pendapat tersebut,


(27)

70

untuk mengukur variabel X1, X2 dan variabel Y, maka dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur (tertutup). Angket berstruktur atau tertutup berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Seperti pendapat (Faisal, 1982; hlm. 178) yang menyatakan:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban yang membutuhkan tanda "check" () pada item yang termasuk dalam alternatif jawaban.

Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian iniadalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket tertutup:

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif. b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban. c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.

d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya,tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel terkait. Instrumen yang berupa angket terdiri dari angket tentang kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kinerja mengajar guru TK di Kota Bandung. Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal ini adalah angket, peneliti menempuh langkah- langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian.

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yang telah dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang telah ditentukan dalam kisi-kisi item.


(28)

d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap altematif jawaban setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1. Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala Likert dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1, X2 dan Y

Pertanyaan Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber : Sugiyono (2007 : 94-95)

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrument berbentuk angket tertutup yang digunakan untuk mengukur kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi dan kinerja guru yang ada di Kota Bandung. Berikut adalah kisi-kisi instrument untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi (X2) dan kinerja mengajar guru (Y).

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No. Item

1. kepemimpi nan

1. Pengaruh 1. Struktur memprakar sai (peran)

1. Pemimpin mendefinisi kan dan menstruktur perannya sendiri

1, 2, 3, 4,

2. Pemimpin mendefini sikan dan menstruktur peran bawahan dalam upaya mencapai tujuan organisasi


(29)

72

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No. Item

2. Pertimbang an

(dukungan)

1. Pemimpin bertindak dengan cara ramah terhadap bawahan

9, 10, 11

2. Pemimpin bertindak mendukung terhadap bawahan

12, 13, 14

2. Fokus kerja 3. Kepemimpi nan

partisipatif

1. Pemimpin mengada kan rapat tim untuk berbagi ide dan melibatkan tim dalam keputusan kelompok dan pemecahan masalah

15, 16,17

2. Pemimpin bertang gungjawab akan hasil yang telah disepakati

18, 19,20

2. Motivasi berprestasi

1. Intrinsik 1. Faktor motivator (motivator

factor)

1. Prestasi, guru mampu melakukan tahap-tahap proses dalam pembelajaran

1, 2

2. Pengakuan, pemberian angka kredit terhadap aktifitas yang dilakukan guru

3,4

3. Pekerjaan itu sendiri, menajar di TK merupakan tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan

5

4. Tanggung jawab, kemampuan guru untuk mengajar dengan baik

6

5. Kemajuan atau promosi, setiap guru mempunyai kesempat an yang sama untuk promosi

7

2. Ekstrinsik 1. Faktor higien (hygiene

factor)

1. Kebijakan, pembuatan kebijakan disesuai kan dengan kebutuhan guru


(30)

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No. Item

2. Hubungan dengan penyelia, hubungan kerja yang baik antara kepala sekolah dan guru

10

3. Kondisi kerja, kesesuaian kondisi kerja dengan proses belajar mengajar

11

4. Gaji, imbalan yang didapat oleh guru sesuai dengan beban kerjanya

12

5. Status, pekerjaan sebagai guru dapat meningkatkan status sosial seseorang

13

6. Keamanan kerja, rasa aman yang didapat kan guru selama proses belajar mengajar

14

7. Hubungan dengan kelompok, di luar jam kerja guru masih mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan kelompok lain

15

8. Hubungan dengan subordinasi, terjalin komunikasi yang baik antar rekan kerja

16, 17

9. Kehidupan personal, kemampuan guru untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja

18, 19

3. Kinerja mengajar guru

1. Pengetahu an

(knowled

ge)

1. Pengetahuan tentang mata pelajaran

1. Menguasai materi yang akan disampai kan

1

2. Menguasai kurikulum mata pelajaran


(31)

74

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No. Item

2. Pengetahuan pedagogis

1. Memiliki strategi mengajar

3

2. Menerapkan strategi mengajar dengan konsisten

4

3. Melakukan perencana an strategi mengajar

5

2. Keterampi lan (skill)

1. Merancang/ merenanakan pembelajaran

1. Merancang kurikulum yang komprehensif, sesuai dengan tahapan perkembang an anak serta sesuai dengan tujuan pendidikan

6, 7

2. Memilih strategi yang tepat dengan perkem bangan dan individu serta menyediakan sumber daya untuk memberi kan pengalaman belajar yang berbasis aktivitas

8, 9

2. Menciptakan lingkungan pembelajaran

1. Menciptakan ling kungan fisik dan sosial untuk melibat kan anak-anak dan memaksimalkan pembelajaran

10

2. Menggunakan teknik bimbingan positif untuk mendorong regulasi diri anak

11

3. Melaksana kan

pembelajaran

1. Melaksanakan

berbagai aktivitas yang konsisten dengan tujuan pembelajaran

12,13

2. Mendorong keterliba tan anak dalam ber bagai kegiatan pem belajaran terstruktur dan tidak terstruktur

14, 15, 16

3. Menggunakan strate gi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan untuk masing-masing


(32)

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No. Item

anak

4. Menyediakan bim bingan dan umpan balik yang positif kepada anak-anak

19

4. Menilai dan mengkomuni kasikan hasil belajar

1. Secara sistematik mengumpulkan, mengorganisasikan dan mencatat data penilaian yang berke lanjutan untuk memantau perkem bangan anak

20, 21

2. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan kemajuan anak berkelanjutan dengan keluarga dan anggota tim sekolah lainnya

22, 23

3. Sikap (attitude)

1. Tanggap (responsif)

1. Membantu siswa dalam kelas dalam memberikan solusi

24

2. Membantu siswa di luar kelas dalam memberikan solusi

25

Tabel 3.3

Angket Penelitian Untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1

Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada guru secara rutin berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran

2 Kepala sekolah memberikan acuan kepada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari 3

Kepala sekolah memberikan contoh-contoh alternatif metode dan model pembelajaran yang efektif


(33)

76

4

Kepala sekolah mengkomunikasikan / mensosialisasikan program sekolah kepada guru, staf dan masyarakat

5

Kepala sekolah mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

6

Kepala sekolah melakukan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang telah disusun dan disepakati bersama serta mengumumkan kepada guru

7

Kepala sekolah bertindak sebagai koordinator dan pengarah dalam melaksanakan kegiatan sekolah secara efektif dan efisien

8 Kepala sekolah memberikan petunjuk dan tugas kepada saya dengan jelas

9 Kepala sekolah menyapa dan menanyakan kabar saya setiap hari

10

Saya menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan guru terkait dengan masalah pembelajaran

11

Kepala sekolah membina hubungan baik dengan saya, staf, orang tua murid, dan masyarakat

12 Kepala sekolah memberikan motivasi bagi saya dalam menjalankan tugas-tugasnya 13 Kepala sekolah mendorong saya untuk

meningkatkan kinerjanya

14 Saya memperhatikan kesejahteraan saya 15 Saya memberikan penghargaan kepada saya

yang berprestasi 16

Saya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

17 Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah antara saya dan kepala sekolah


(34)

18 Kepala sekolah bersifat terbuka dan membuka kesempatan komunikasi dua arah bagi saya 19 Kepala sekolah menjadi penanggung jawab

segala kegiatan yang dilaksanakan di sekolah

Tabel 3.4

Angket Penelitian untuk Motivasi Prestasi Kerja Guru

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1 Saya dapat menyelesaikan pengajaran sesuai dengan silabus.

2

Sebelum mengajar saya selalu membuat rencana pembelajaran, baik mingguan maupun harian.

3 Saya sering mengikuti seminar-seminar untuk menambah angka kredit saya

4 Saya merasa bahwa mengajar di TK merupakan tantangan untuk mengembangkan kemampuan. 5 Saya senantiasa tepat waktu saat mengajar di

kelas.

6 Saya tetap mengajar walaupun saya sakit. 7 Saya yang berprestasi akan mendapatkan

promosi. 8

Saya merasa senang bahwa setiap guru memiliki kesempatan yang sam untuk dipromosikan.

9 Saya selalu mendukung semua keputusan yang dibuat oleh kepala sekolah.

10 Saya bisa berkomunikasi dengan kepala sekolah setiap waktu.

11 Kondiri ruang kelas membuat saya nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar. 12

Kelengkapan sarana dan prasarana dapat membantu kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan


(35)

78

13 Tugas dan tanggung jawab yang saya emban sesuai dengan kemampuan saya .

14 Gaji yang saya terima sesuai dengan beban kerja saya lakukan .

15 Profesi saya dimata masyarakat tergolong baik. 16

Saya merasa nyaman dengan profesi saya sebagai seorang saya, tanpa harus merasa takut kehilangan pekerjaan saya.

17 Saya diberikan kebebasan untuk bersosialisasi dengan kelompok lain diluar profesi saya 18 Saya dapat menjalin hubungan yang baik

dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah. 19 Saya dapat menyeimbangkan antara pekerjaan

dan kehidupan pribadi saya.

Tabel 3.5

Angket Penelitian Kinerja Mengajar Guru TK

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD JR TP

1 Saya membaca buku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

2 Saya menguasai kurikulum 2013 yang sudah dibuat sebagai program sekolah

3 Saya menyampaikan materi yang mudah dipahami oleh siswa

4 Saya dapat membuat suasana kelas menyenangkan

5 Saya membuat silabus pembelajaran 6

Saya menyusun rencana pembelajaran dengan mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan sekolah

7 Saya merancang pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan anak


(36)

8 Saya menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

9 Saya menyediakan berbagai bahan dan benda konkrit agar anak bisa bereksplorasi

10 Saya menata lingkungan main bagi anak dengan bahan-bahan yang cukup

11

Saya menata kesempatan main anak untuk mendorong anak agar mampu menunjukkan potensi dirinya

12

Saya memberi gagasan/masukan kepada anak mengenai bagaimana menggunakan alat dan bahan main

13 Saya mendorong keterlibatan anak dalam setiap tugas bermain yang diadakan dikelas.

14 Saya memberikan waktu yang cukup kepada anak untuk mengerjakan tugas bermain mereka 15 Saya memberikan waktu yang cukup kepada

anak untuk merapihkan alat dan bahan main 16 Saya menggunakan strategi yang efektif untuk

mendapatkan perhatian anak.

17 Saya memfasilitasi anak untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.

18

Saya mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

19 Saya mengamati dan menilai perkembangan anak.

20 Saya mengarsipkan kemajuan anak dari hasil pengamatan

21 Saya menyampaikan perkembangan anak kepada orang tua yang bersangkutan

22 Saya bekerjasama dengan orang tua untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak 23 Saya membantu siswa saat mengalami kesulitan


(37)

80

24 Saya memberikan contoh dalam setiap pelajaran yang sulit dengan alat peraga

25 Saya memberikan bantuan kepada siswa saat berada di luar kelas

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggisebab akan menentukan kualitas penelitian.

Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harusdilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002: 158) bahwa : Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Adapun pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus gutman split-half dan dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 19.0, Adapun uji validitas tiap variabel sebagai berikut :

a. Variabel Xl (Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Xl kepemimpinan kepala sekolah, yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel Jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 19,0. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson corelation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.


(38)

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah Korelasi Antara

Nilai Korelasi (Pearson

Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item x ke 1 dengan total x 0,470 0,216 Valid

Item x ke 2 dengan total x 0,399 0,216 Valid

Item x ke 3 dengan total x 0,355 0,216 Valid

Item x ke 4 dengan total x 0,559 0,216 Valid

Item x ke 5 dengan total x 0,661 0,216 Valid

Item x ke 6 dengan total x 0,814 0,216 Valid

Item x ke 7 dengan total x 0,797 0,216 Valid

Item x ke 8 dengan total x 0,710 0,216 Valid

Item x ke 9 dengan total x 0,559 0,216 Valid

Item x ke 10 dengan total x 0,464 0,216 Valid Item x ke 11 dengan total x 0,808 0,216 Valid Item x ke 12 dengan total x 0,643 0,216 Valid Item x ke 13 dengan total x 0,688 0,216 Valid Item x ke 14 dengan total x 0,424 0,216 Valid Item x ke 15 dengan total x 0,567 0,216 Valid Item x ke 16 dengan total x 0,682 0,216 Valid Item x ke 17 dengan total x 0,540 0,216 Valid Item x ke 18 dengan total x 0,814 0,216 Valid Item x ke 19 dengan total x 0,701 0,216 Valid

b. Variabel X2 (Motivasi kerja)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel X2 motivasi kerja, yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 19,0. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson corelation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)]< taraf signifikan (α) sebesar 0,10.


(39)

82

Tabel 3.7

Uji Validitas Motivasi Berprestasi

Korelasi Antara

Nilai Korelasi (Pearson

Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item x ke 1 dengan total x 0,470 0,216 Valid

Item x ke 2 dengan total x 0,399 0,216 Valid

Item x ke 3 dengan total x 0,355 0,216 Valid

Item x ke 4 dengan total x 0,559 0,216 Valid

Item x ke 5 dengan total x 0,661 0,216 Valid

Item x ke 6 dengan total x 0,814 0,216 Valid

Item x ke 7 dengan total x 0,797 0,216 Valid

Item x ke 8 dengan total x 0,710 0,216 Valid

Item x ke 9 dengan total x 0,559 0,216 Valid

Item x ke 10 dengan total x 0,464 0,216 Valid Item x ke 11 dengan total x 0,808 0,216 Valid Item x ke 12 dengan total x 0,643 0,216 Valid Item x ke 13 dengan total x 0,688 0,216 Valid Item x ke 14 dengan total x 0,424 0,216 Valid Item x ke 15 dengan total x 0,567 0,216 Valid Item x ke 16 dengan total x 0,682 0,216 Valid Item x ke 17 dengan total x 0,540 0,216 Valid Item x ke 18 dengan total x 0,814 0,216 Valid Item x ke 19 dengan total x 0,701 0,216 Valid

c. Variabel Y Kinerja Mengajar Guru

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Y kinerja mengajar guru, yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut :

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 19,0.Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson corelation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.


(40)

Tabel 3.8

Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru Korelasi Antara

Nilai Korelasi (Pearson

Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item y ke 1 dengan total x 0,598 0,216 Valid

Item y ke 2 dengan total x 0,515 0,216 Valid

Item y ke 3 dengan total x 0,731 0,216 Valid

Item y ke 4 dengan total x 0,579 0,216 Valid

Item y ke 5 dengan total x 0,627 0,216 Valid

Item y ke 6 dengan total x 0,772 0,216 Valid

Item y ke 7 dengan total x 0,765 0,216 Valid

Item y ke 8 dengan total x 0,600 0,216 Valid

Item y ke 9 dengan total x 0,530 0,216 Valid

Item y ke 10 dengan total x 0,770 0,216 Valid Item y ke 11 dengan total x 0,604 0,216 Valid Item y ke 12 dengan total x 0,731 0,216 Valid Item y ke 13 dengan total x 0,848 0,216 Valid Item y ke 14 dengan total x 0,775 0,216 Valid Item y ke 15 dengan total x 0,804 0,216 Valid Item y ke 16 dengan total x 0,432 0,216 Valid Item y ke 17 dengan total x 0,848 0,216 Valid Item y ke 18 dengan total x 0,704 0,216 Valid Item y ke 19 dengan total x 0,680 0,216 Valid Item y ke 20 dengan total x 0,530 0,216 Valid Item y ke 21 dengan total x 0,816 0,216 Valid Item y ke 22 dengan total x 0,391 0,216 Valid Item y ke 23 dengan total x 0,608 0,216 Valid Item y ke 24 dengan total x 0,644 0,216 Valid Item y ke 25 dengan total x 0,609 0,216 Valid


(41)

84

1. Uji Realibilitas Instrumen

Menguji pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang menyatakan bahwa "Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik." Maksud dapat "dipercaya" disini bahwa data yang dapat dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi"

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 19,0. Adapun syarat pengambilan keputusan adalah jika rhitung> rtabel maka instrumen reliabel, dan jika sebaliknya rhitung< rtabel makainstrumen tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalahsebagai berikut:

a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (Xl)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Cronbach’s Alpha N of Items

0,935 19

Pengujian reliabilitas pada variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ini dengan melihat nilai korerasi Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,935. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena rhitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah reliabel.

b. Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi

Cronbach’s Alpha N of Items


(42)

Pengujian reliabilitas pada variabel Motivasi Kerja ini dengan melihat nilai korerasi Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,922. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena rhitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan padavariabel Motivasi Kerja reliabel.

c. Variabel Kinerja Mengajar Guru TK (Y) Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru

Cronbach’s Alpha N of Items

0,933 25

Pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja Mengajar Guru ini dengan melihat nilai korerasi Cronbach's Alpha yaitu sebesar 0,933. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena rhitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Kinerja Mengajar Guru reliabel.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis assosiatif, yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 1999, hlm. 86).

Berdasarkan pendapat tersebut dan latar belakang serta anggapan dasar di atas, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Motivasi Berprestasi Guru TK (Y).

2. Terdapat hubungan antara Motivasi Berprestasi Guru TK (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru TK (Y).

3. Terdapat hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Motivasi Berprestasi (X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar (Y).

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka peneliti dapat menggambarkan hubungan penelitian sebagai berikut:


(43)

86

X1

X 2

Y r1

r2

R

Gambar 3.1

Hubungan Antara Variabel Penelitian

Keterangan:

X1 : Kepemimpinan kepala sekolah X2 : Motivasi berprestasi

Y : Kinerja Guru

 : Arah Korelasi

G. Tehnik Analisis 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas masing-masing variabel dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data tiap variabel tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang akan berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 19 Uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari 0,05 data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2 atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 19. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas Tabel pada taraf signifikansi α = 0.05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut :


(44)

1. Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05, maka distribusi data berpola tidak Linier.

2. Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0.05, maka distribusi data berpola Linier.

Setelah diketahui data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai distribusi data berpola Linier, maka selanjutnya dilakukan uji multiple correlation dan analisis jalur yaitu sebagai berikut.

1. Multiple Correlation (Koefisien Korelasi Berganda)

Analisis multiple correlation (koefisien korelasi berganda) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Peneliti menggunakan analisis multiple correlation (koefisien korelasi berganda) untuk mencari hubungan kepemimpinaan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PAUD. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012) analisis multiple correlation (koefisien korelasi berganda) digunkan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antar variabel dependen dengan independen. Rumus multiple correlation (koefisien korelasi berganda) sebagai berikut:

Keterangan :

: koefisien korelasi dengan Y : koefisien korelasi dengan Y : koefisien korelasi dengan

: koefisien korelasi dengan Y, mengendalikan : koefisien korelasi dengan Y,mengendalikan

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui korelasi digunakan kriteria sebagai berikut:


(45)

88

Tabel 3.12

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Berganda Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012)

2. Path Analyisis

Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru dianalisis dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Karena penelitian ini melihat variabel mana (kepemimpinan kepala sekolah atau motivasi berprestasi) yang lebih memberikan kontribusi terhadap kinerja guru PAUD, maka analisis statistik yang dipakai adalah “path

analysis” atau analisis jalur. dengan tahapan sebagai berikut. 1) Menghitung matriks korelasi antar variabel yang berbentuk :

X1 X2   

X2X2 X2X1

X1X2 X1X1 2 1

r r

r r X X

Dengan rXiXj adalah koefisien korelasi antara Xi dan Xj, i ≠ j = 1, 2. Pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti pada Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,39 Rendah


(46)

1) Menentukan matriks invers korelasi, yaitu : X1 X2

      22 21 12 11 2 1 CR CR CR CR X X

2) Menghitung koefisien jalur dengan rumus:

 2 1 j j YX ij

YXi CR .r

p ; i = 1, 2

Dengan :

 PYXi adalah koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y

 rYXi adalah korelasi sederhana antara variabel Y dan variabel Xj

 CRij adalah unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks invers korelasi.

3) Menghitung Koefisien Determinasi

 4 1 YXi YXi 2

YX1X2 P .r

R

i

4) Menghitung koefisien jalur dari variabel residu є digunakan rumus :

2 YX1X2

Yε 1 R

p  

5) Kontribusi Langsung dan Tidak Langsung a. Kontribusi langsung : (PYxi) . 100 %


(47)

90

H. Paradigma Penelitian

Adapun paradigma antar variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2

Paradigma Antar Variabel Penelitian

r X1Y

RX1X2Y

rX2Y

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

- Struktur memprakarsai

(peran)

- Pertimbangan (dukungan)

- Kepemimpinan

partisipatif

Motivasi Berprestasi (X2)

- Faktor motivator

- Faktor higien

Kinerja Mengajar Guru (Y)

- Pengetahuan

- Keterampilan


(48)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk kesimpulan dan rekomendasi.

A. Simpulan

Kinerja mengajar merupakan efektivitas guru dalam mernberikan pengajaran di kelas. Dalam melakukan pengajaran kinerja guru menjadi suatu hal yang penting, karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal tersebut penelitian ini telah menganalisis kinerja mengajar guru TK di Kota Bandung yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang perlu diperhatikan:

1. Deskripsi kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Bandung kecenderungannya sangat baik. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah menunjukkan kepemimpinan yang meliputi pembagian peran berdasarkan struktur, tugas, tanggung jawab, memberikan pertimbangan, dukungan, dan menunjukkan kepemimpinan partisipatif sudah dilakukan dengan cukup baik, dari 3 sub dimensi kepemimpinan kepala sekolah sub dimensi dengan intensitas tertinggi adalah kepemimpinan partisipatif sedangkan sub dimensi dengan intensitas terendah adalah struktur memprakarsai (peran).

2. Deskripsi motivasi berprestasi untuk mendukung kinerja mengajar guru tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa motivasi berprestasi guru yang meliputi faktor motivator dan fakor higien telah menunjukkan kecenderungan tinggi. Dari 2 sub dimensi motivasi kerja sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi adalah faktor higien, sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah adalah faktor motivator.


(1)

proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Guru mampu menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini strategi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan.

4. Berdasarkan pengaruh yang diberikan oleh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru TK disarankan bahwa kepemimpinan yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru lebih diperdalam lagi. Sehingga apabila kepala sekolah hendak meningkatkan kinerja guru, maka yang sebaiknya dilakukan adalah merubah kepemimpinannya dan meningkatkan lagi pemberian motivasi berprestasi kepada guru.

5. Akhirnya dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti yang lain, yang akan meneliti kinerja guru TK untuk memasukkan variabel lain seperti : kemampuan, pengalaman kerja, struktur desain kerja, sistem reward yang secara teoritis dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruci

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka.

Barizi, Ahmad, ed. 2005.Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Basri, A.F.M. & Rivai, V. 2005. Performence Appraisal. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Burhanuddin, Y. 1994. Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Malang : Bumi Aksara

Burhanuddin, Y. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Depdikbud, 1994, Kurikulum Taman Kanak-kanak, Jakarta

Daeng, S, Dini, P., 1996, Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak, Bagian 2, Jakarta: Depdikbud.

Engkoswara, 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Farida, I. 2012. Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Fattah, Nanang.1996.Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosda Karya. Fauzi Ahmad, “Psikologi Umum”,Bandung:Pustaka Setia

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Goleman, Daniel, 1995, Emotional Intelligence, New York : Scientific American, Inc.

Gorton, R, Judy, A., & Petra, S. 2007. School Leadership & Administration, New York : McGraw-Hill.

Hasan, Iqbal. (2003). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriftif). Jakarta: Bumi aksara


(3)

I.Nyoman Bertha.1983. Filsafat dan Teori Pendidikan, Bandung : FIP IKIP Bandung

Jamaluddin, Dindin. 2010. Metode Pendidikan Anak; teori dan praktik. Bandung: Pustaka Al-Fikriis.

JJ.Hasibuan, dkk. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. Johnson, M.H. (2005). Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford :

Blacwell Publishing

Hamzah, B.U. 2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan).Jakarta : Bumi Aksara.

Harianti, Diah. 1994, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta:Depdikbud

Hill, V. 2013.Principal Leadership Behaviors Which Teacher At Different Career Stage Perceive As Affecting Job Satisfaction. Wester Michigan University.

Hoy, Waine K, And Miskell, Cecil G. 2008. Education Administration : Theory, Research, and Practice (6 th ed, International Edition), Singapore : McGrawhill Co.

Marsetio, D.1982.Manajemen dalam Pengertian dan PendidikanBerpikir, Surabaya

Melati, Risang. 2012. Kiat Sukses Guru Paud Yang di sukai Anak-anak. Bandung: Araska.

Moeslichateon, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak.Jakarta : Rineka Cipta.

Montolalu, B.E.F. 2008.Bermain dan Permainan Anak.Jakarta : Universitas Terbuka.

Morrison, G.S. (2012). Dasar – dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks.

Mulyasa, E. 2012.Manajemen PAUD. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, S.C.U. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta Kerjasama.

Muro, J. James & Kottman, Terry, 1995, Guidance and Counseling in Elementery School and Middle School, Iowa : Brown and Benchmark Publisher.


(4)

Nasrudin, Endin.2010.Psikologi Manajemen, Bandung: CV.Pustaka Setia Nawawi, H. (1998). Administrasi Pendidikan, Jakarta : PT. Gramedia. Nazir, Mohammad, 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurdin, (2005), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat : Quantum Teaching.

Papalia, D.E, & Olds. S.W., 1989, Human Development, Fourth Edition, New York :McGraw-Hill Book Company.

Papalia, et.al. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta : Kencana.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Prasekolah Peraturan Pemerintah No. 32/2013.Tentang Standar Nasional Pendidikan Purwanto, M.Ngalim, dkk. 1981.Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara. Riduwan (2007). Memahami dan memaknai analisis jalur. Bandung: Alfabeta Robbins, S.P. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

Roopnaire, J. L & Johnson, J.E, 1993, Approaches to Early Childhood, Education, 2nd Edition, New York : Merril.

Safira, Triantoro.2004.Kepemimpinan, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sagala, Syaiful.2005.Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabet Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Pranada Media.

Solehuddin, M.1997.Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah, Bandung : FIP UPI. Siagian, Sondang.2010. Teori & Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta.

---. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

---. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta. Suherman, Maman.1986. Pengembangan Sarana Belajar, Jakarta : Karunia


(5)

Sujiono, Y., N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks.

Sukmadinata, N.S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sulaeman, Dadang dan Sunaryo.1983.Psikologi Pendidikan, Bandung : IKIP Bandung

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung : 1983.

Toha, Miftah.1993.Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakrata: PT.Raja Grafindo Persada.

Ukas, Maman.1999.Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, Bandung : Ossa Promo

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta

Wahjosumidjo.1993.Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia Wahjosumidjo.1995. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya), Jakarta: Raja Grafindo Persada www. Kepemimpinan Pendidikan. com

JURNAL

Enueme, C.P and Egwunyenga, E.J. 2008, “Principals Instructional Leadership Roles and Effect on Teachers Job Performance : A Case Study of Secondary Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria,” Journal Social Science, 16 (1), 13-17.

Esa, A. et. Al. 2005, “Persepsi Pensyarah Terhadap Penerapan Kemahiran

Komunikasi Menerusi Kokurikulum di Politektnik,” Jurnal

Penyelidikan Pendidikan Malaysia, 7, (1), 1-170.

Figlio, D.N and Kenny, L.W. 2006, “Individual Teacher Incentives and Student Performance.”Journal of Public Economic, 1-27.


(6)

Heneman, H.G and Milanovski, A. 2003. “Alignment of Human Resources Practices and Teacher Performance Competency: Journal of Education, 1-16 Luster J, (2010). “Why State Should Require a Teaching Performance Assessment and a Subject Matter Assessment for Priliminary Teaching Credential.” Research in Higher Educational Journal 1-6.

Krug.F.W. 2008.From Leadership Behavior To Cognition : A Constructivist Theory of US Principals. Journal of Education Administration, 36 (3), hlm.229-248.

Leu, E. (2006).“Quality of Educational and Teacher Learning a Review of the Literature” American Institute for Research.1-28.

Maguad, B.A. (2005). “Monitoring Teacherss’ Performance Using Statstical

Process Control Charts”.International Journal of Quality and

Productivity Management.5, (1), 1-10)

Nhundu, T.J. (1999). “Assessing Teacher Performance.”International Journal, 26, 91, 1-19.

Office of Commercial Service.(2002). Teacher Development for Quality Learning The Thailand Educational Reform Project.”Educational Sector Reform, 1-55.

Quinn, D.M, 2004. The Impact of Principal Leadership Behavior On Instructional Practise and Student Engagement. Journal of Educational Administration, 40 (5). Hlm. 447-467.

Shahzad, J. Bashir, S. and Ramay .M.I (2008). “Impact of HR Pratices on Perceived Performance Of University Teachers in Pakistan.” Journal of International Review of Business Research Papers, 4, (2), 302-315. Steinke, P. and Fitch .P. (2007).“Assesing Service Learning.”Research Practice in

Assessment.1, (2), 1-8.

Wei, J,S and Liu, C.c (2013), “Structure, Conduct, and Performance of Principal-Agent Models : An Overview”: International Journal of Business and Economics, 2.(3), 177-178)

William, H.S. (2009), “Am Evaluation of Principal Intern Performance on the Interstate School Leaders Licensure Standars.” National Forum of Education Administration and Supervision Journal, 26, (4), 1-33. Zhang .A. and Fang, Y. (1991), “Teachers, Performance and Its Attitudinal