Identifikasi Masalah Identifikasi dan Rumusan Masalah

Rizzta Dwi Delviyanti, 2014 Kontribusi Konformitas Terhadap Kompetensi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Menurut Camarena, et.al. 1991 Santrock, 1996: 44 mengatakan bahwa konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif maupun negatif. Umumnya remaja terlibat dalam semua bentuk perilaku konformitas yang negatif. Akan tetapi banyak sekali konformitas teman sebaya yang tidak negatif dan keinginan untuk dilibatkan di dalam dunia teman sebaya, seperti berpakaian seperti teman-ternan dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggota-anggota suatu klik. Selama masa remaja, khususnya awal masa remaja, remaja lebih mengikuti standar-standar teman sebaya daripada yang remaja lakukan pada masa anak-anak: Para peneliti Berndt, et.al. 1979, telah menemukan bahwa pada kelas delapan dan sembilan, konformitas dengan teman-ternan sebaya khususnya dengan standar-standar antisosial mereka memuncak dan pada kelas 11 dan 12 remaja menunjukkan tanda-tanda berkembangnya gaya kompetensi interpersonal yang lebih bebas dari pengaruh orang tua dan teman sebaya Santrock, 2003: 222. Menurut Hurlock 1991: 217 karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar pengaruhnya daripada pengaruh keluarga. Santrock 2003: 220 menuliskan bahwa Ditolak atau tidak diperhatikan oleh teman sebaya dapat mengakibatkan para remaja merasa kesepian dan timbul rasa permusuhan. Selanjutnya penolakan dan pengabaian dari teman sebaya ini berhubungan dengan kesehatan mental individu dan masalah kriminal. Beberapa ahli teori juga menggambarkan budaya teman sebaya remaja sebagai pengaruh merusak yang mengabaikan nilai-nilai dan kontrol orang tua. Teman sebaya juga dapat mengenalkan remaja dengan alkohol, obat-obatan, kenakalan, dan bentuk tingkah laku lain yang dianggap oleh orang dewasa sebagai maladaptif. Kompetensi interpersonal pada remaja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pada masa remaja awal. Kompetensi interpersonal akan membantu remaja mempunyai rasa percaya Rizzta Dwi Delviyanti, 2014 Kontribusi Konformitas Terhadap Kompetensi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diri untuk melakukan komunikasi secara efektif dengan orang lain. Kompetensi interpersonal memungkinkan seseorang untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan-hubungan lain yang akan mereka jalani di dalam kehidupannya, selain itu dapat membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan dan depresi ketika tidak memiliki hubungan dengan orang lain. Brooks dalam Hamner Turner, 1996 memahami proses interaksi yang berkelanjutan antara orangtua dan anak sebagai sebuah proses pengasuhannya. Dalam proses ini orangtua akan melakukan proses pemeliharaan, perlindungan dan mengarahkan anak pada perkembangannya. Proses pengasuhan memiliki kontribusi yang besar terhadap perkembangan individu untuk menuju tahapan selanjutnya. Pada perkembangan awal individu, orangtua memiliki peran yang dominan sehingga bagaimana sikap ataupun pemikiran ornagtua akan sedikit banyak mempengaruhi cara berperilaku, cara berpikir anak. Hanya ketika anak sudah mulai bertambah usia, peran orangtua yang tadinya dominan akan menjadi berkurang dan bahkan bergeser pada kelompok teman sebayanya. Perubahan peran tersebut menegaskan bahwa meskipun pada awalnya ornagtua merupakan sumber utama bagi dukungan sosial dan emosional anak untuk masa-masa awal kehidupan anak, tetapi pada tahun berikutnya teman sebaya memiliki peran pengganti yang cukup signifikan. Dengan adanya teman sebaya menjadikan anak memodifikasi cara berpikir, perasaan dan partisipasi, dan mereka terima atau sebarkan kepada sesamanya. Dalam interaksi dengan teman sebayanya, seorang anak akan saling mempengaruhi antar sesamanya. Interaksi dengan teman sebaya akan menyediakan peluang untuk belajar cara berinteraksi dengan teman seusianya, untuk mengontrol perilaku sosial, untuk mengembangkan keterampilan dan minat yang sesuai dengan usia dan saling membagi permasalahan atau perasaan yang sama. Interaksi antar teman sebaya pun merupakan sumber utama bagi perkembangan kognitif dan sosial anak, terutama bagi perkembangan pengambilan peran dan empati. Rizzta Dwi Delviyanti, 2014 Kontribusi Konformitas Terhadap Kompetensi Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Anak dengan teman sebayanya dapat lebih mengembangkan fantasi yang dimilikinya, mencoba berbagai peran di antaranya, mempelajari dan menerima cara pandang ornag lain, mengembangkan kompetensi sosialnya, memahami berbagai aturan sosial, budaya dan norma yang ada di lingkungannya. Hubungan di antara teman sebaya bukanlah hubungan satu arah saja, tetapi lebih merupakan hubungan interaksi dua arah yang saling memberi dan menerima, hal ini yang mengakibatkan anak dapat secara lebih baik dalam mengembangkan nilai yang dimiliki serta kompetensi interpersonalnya, interaksi dengan teman sebaya memiliki kontribusi terhadap kompetensi interpersonal. Dari penjelasan tersebut mengadakan interaksi antar sesamanya, seorang anak akan banyak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan yang digunakan dalam proses berinteraksi dengan orang lain, baik dalam kelompok sebayanya maupun dengan individu lainnya. Salah satu kemampuan yang dikembangkan anak dalam interaksi dengan teman sebayanya adalah kompetensi interpersonal yaitu sebuah kompetensi yang di pandang memiliki peran penting dalam efektivitas kepemimpinan, efektivitas kehidupan individu dan kehidupan pekerjaan seseorang. Dapat diungkap bahwa kompetensi interpersonal dapat menjadi penentu keberhasilan seseorang dalam berinteraksi dengan individu lainnya, jika interaksi dan komunikasi antar individu dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan individu yang bersangkutan akan sukses di kehidupannya dan tahapan perkembangan selanjutnya. Serta untuk menyeimbangkan perilaku remaja dengan tata cara perilaku pergaulannya dengan teman sebaya, tidak terjebak pada perilaku konformitas yang dapat menyebabkan kerugian pada remaja itu sendiri.

2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah, Minat Baca Siswa Dan Iklim Sekolah dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Di SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Ajaran 2009-2010

0 13 13

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 29 53

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

JUDUL INDONESIA : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014)

1 8 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014)

0 12 51

Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu Kelas IX Di SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kab. Pesawaran Tahun Ajaran 2013 – 2014.

4 46 97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54