Profitabilitas dan strategi penyaluran pembiayaan mikro pada PT.Bank Brisyariah

(1)

ANALISA TINGKAT PROFITABILITAS DAN STRATEGI PENYALURAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA PT. BANK BRISYARIAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SUCI HANIFA NIM 1111046100021

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/1436 H


(2)

(3)

(4)

(5)

iv ABSTRAK

SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT.Bank BRISyariah, Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana Pembiayaan Mikro pada Nasabah serta mempertahankan Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan.

Metode Penelitian yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Pembiayaan Mikro adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).

Economic Value Added (EVA) tidak hanya digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan tapi dapat juga digunakan untuk menghitung kinerja berbagai segmen termasuk produk. Untuk Penelitian Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro metode penelitian yang digunakan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil Wawancara langsung dengan pihak PT. Bank BRISyariah.

Hasil Penelitian Profitabilitas Pembiayaan Mikro menggunakan EVA menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah pada tahun 2014 memiliki nilai EVA yang Positif dan ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro memiliki nilai tambah yang baik. Sedangkan untuk Strategi Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah memberikan 30% dari aset yang dimiliki untuk Pembiayaan Mikro. Bank juga hanya memilih usaha yang memiliki omzet harian agar tetap stabil dan mematuhi setiap SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditentukan oleh Perusahaan.

Kata Kunci : Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Strategi Penyaluran, Pembiayaan Mikro


(6)

v ABSTRACT

SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analysis of Profitability Level and Distribution Startegy of Micro Finance on PT. Bank BRISyariah, Bachelor‟s Degree (BA), Department of Sharia Banking, Study Program of Muamalat, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This research was done in PT. Bank BRISyariah in order to find out the level of Microfinance Profitability and the strategy applied by PT. Bank BRISyariah in transferring Micro Financing to costumers and maintain the ammount if Micro Financing Transferred as well.

The Method Applied to calculate Profitability of Micro Financing was by applying Economic Value Added (EVA), EVA is not only used to calculate the company‟s Performance but also used to calculate the performance in several segments including its product. The method used in the research of Distribution Strategy of Micro Finance was by applying primer data derived from direct interview with PT. Bank BRISyariah staffs.

The Research result of Profitability of Micro Financing using EVA shows that the Micro Financing of PT. Bank BRISyariah in 2014 achieved Positive Value. While the Strategy of Financing Distribution in PT. Bank BRISyariah spent 30% of their assets on Micro Financing. The Bank also picked business which only possesing daily turnover to keep it stable and business that obeyed the SOP (Standard Operating Procedure) which has been determined by the Company.

Keywords: Profitability, Economic Value Added (EVA), Distribution Strategy, Micro Financing


(7)

vi

KATA PENGANTAR

مسب م

Puji Syukur senantiasa penulis curahkan kepada tuhan semesta alam, Allah SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi Suri Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas berkat do‟a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi motivasi dan inspirasi.

Karena itupula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:

1. Bapak Dr.Asep Saepuddin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Studi Muamalat, A.M. Hasan Ali, M.A dan Sekretaris Program Studi, Bapak Abdurrauf, Lc., M.A.

3. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., M.H sebagai Dosen pembimbing Akademik yang senantiasa memberikannasihat dan motivasi Penulis selama Perkuliahan.


(8)

vii

4. Dosen Pembimbing Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini, serta terimakasih atas ilmu dan pembelajaran hidup selama ini.

5. Dosen Penguji Bapak Dr. H. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, MH., M.Si dan Ibu Yuke Rahmawati, M.A yang telah

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam).

8. Bapak Puji, Bapak Moko dan Bapak Irwan dari Micro Business Group

(MBG) BRI Syariah atas segala bantuannya.

9. Kedua Orang tua tercinta Jaja Wiharja dan Euis Lisnawati yang senantiasa Mendo‟akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

10.Kakak-kakak ku tersayang Hilma Nurlatifah Fajriah, Pupun Tursina, dan Siti Alfi Ubaidillah serta adikku tercinta Ibnu Hibban Abdul Jabbar yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Keponakkanku Muhammad Badar Solahuddin dan Aida Fakhira Syakilla yang selalu menghibur Penulis. 11.Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 yang selalu menemani


(9)

viii

kedua di masa perkuliahan ini. Serta sahabat-sahabatku Elis Sri Ramdani, Hayatin Nupus, dan Fitriyani Latifah yang selalu mendukung penulis.

12.Sahabat “Jalan-Jajan” Bunga, Rina, Hasby, Wiza, Eko yang selalu menemani dalam suka dan duka. Serta teman-teman Seminar Internasional Bunda Indah, Kak Indra, Kak Dayat dan Kak Mara

13.Dan temen-teman ideologis C.O.I.N.S (Center for Islamic Economics Studies) yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada temen-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis. Semoga Allah SWT Mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan denganbalsann yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatannya. Amiin ya rabbal „alamiin.

Ciputat, Oktober 2014


(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A. Pembiayaan Mikro ... 14

1. Pengertian Pembiayaan Mikro ... 14

2. Proses Pembiayaan Mikro ... 18

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 22

1. Laba dan Profitabilitas ... 22

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 23

3. Pengertian Economic Value Added (EVA) ... 24

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA) ... 27

C.Review Studi Terdahulu ... 38

D.Kerangka Konseptual ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43


(11)

x

C. Teknik Pengumpulan Data ... 46

D. Teknik Analisa Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Perhitungan EVA ... 50

1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax) ... 50

2. Capital ... 51

3. WACC (Weighted average cost of capital ... 53

B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro ... 59

C. Analisa Prosedur Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 78

D. Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari

tahun 2009-2012... 2

Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah... 4

Tabel 1.3 Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia... 4

Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro... 6

Tabel 4.1 Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah... 52

Tabel 4.2 Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah... 54

Tabel 4.3 Tabel perhitungan Tingkat Hutang, Tingkat Modal dan Tax pada Bank BRI Syariah... 58

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pemberian Pembiayaan... 20


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk industri UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat banyak dan juga jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari tahun ke tahun jumlah UMKM terus meningkat pada tahun 2009 jumlah UMKM di Indonesia sebesar 52.764.403 unit sedangkan pada tahun 2012 sebesar 56.534.592 unit. Namuntingkat pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia memang tidak meningkat setiap tahunmeskipun begitu pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia berdampak bagus terhadap kemakmuran penduduk Indonesia karena Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri UMKM meningkat.

Industri UMKM juga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Bahkan dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia nilai sumbangan untuk PDB UMKM Indonesia meningkat setiap tahun. Dapat dilihat pada tabel 1.1Jumlah sumbangan PDB UMKM pada tahun 2009 sebesar 1.212 triliun rupiah sedangkan pada tahun 2012 sumbangan PDB untuk UMKM sebesar 1.505 Triliun rupiah.


(14)

2

Tabel 1.1

Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari tahun 2009-2012

No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah UMKM Unit 52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592

2 Pertumbuhan Jumlah

UMKM Persen 2,64 2,01 2,57 2,41

3 Jumlah Tenaga Kerja

UMKM Orang 96.211.332 99.401.775 101.722.458 10. 657.509

4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM

Persen 2,33 3,32 2,33 5,83

5 Sumbangan PDB

UMKM (harga

konstan)

Rp.Miliar 1.212.599,3 1.282.571,8 1.369.326 1.504.928,2

6 Pertumbuhan

sumbangan PDB UMKM

Persen 4,02 5,77 6,76 9,90

7 Nilai Ekspor UMKM Rp.Miliar 162.254,52 175.894,89 187.441,82 208.067,00

8 Pertumbuhan Nilai

Ekspor UMKM Persen -8,85 8,41 6,56 11,00

Sumber: www.bi.go.id. diolah

Untuk mendukung industri UMKM tersebut, saat ini banyak Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan dana untuk membantu pertumbuhan UMKM tersebut. Selain Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Industri Perbankan juga membantu memberikan dana untuk peningkatan Industri UMKM dengan adanya Pembiayaan Mikro.


(15)

Pembiayaan Mikro pada Industri Perbankan dilaksanakan oleh Bank Konvensional dan Bank Syariah. Untuk Bank Syariah sendiri pembiayaan Mikro merupakan satu hal yang penting mengingat tujuan dari Perbankan Syariah sendiri adalah terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan dapat melayani seluruh segmen masyarakat. Untuk pembiayaan mikro Bank Syariah secara umum juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 jumlah dana yang dikeluarkan sebesar Rp. 35.799 Miliar sedangkan pada tahun 2012 dana pembiayaan mikro oleh bank umum syariah sebesar Rp. 90.860 Miliar. Peningkatan pada jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Syariah dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh beberapa Bank Syariah.

Bank BRI Syariah pada tahun 2013, total pembiayaan mikro yang disalurkan meningkat drastis sebesar 51.1% dari Rp1,625 triliun menjadi Rp 2,455 triliun, setelah sebelumnya juga mengalami peningkatan berturut-turut selama 4 tahun. Dari sisi tingkat kesehatan aset, tingkat NPF segmen mikro berhasil dijaga di kisaran angka 2,1%, dengan Repayment Rate (tingkat kelancaran pembayaran angsuran) masih diangka 96,4%.1

Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki pertumbuhan yang bagus setiap tahunnya, dimana pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 2%. Hal ini mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Mikro yang diberikan oleh Perbankan.

1


(16)

4

Tabel 1.2

Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

Total Pembiayaan

UMKM 35.799 52.570 71.810 90.860 110.086 59.806 57.780

Pembiayaan Tidak

Lancar 1.611 1.824 2.140 2.060 2.879 3.875 4.434

Persentase (%) 4,5 3,47 2,98 2,27 2,62 6,48 7,67

*Februari 2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Februari 2015, diolah

Pada tahun 2014 dan 2015 total pembiayaan menurun dikarenakan beberapa bank memiliki tingkat pembiayaan tidak lancar yang cukup tinggi sehingga dihentikan proses pencairan pembiayaan mikro yang disalurkan. Dari beberapa bank tersebut yang memiliki nilai tingkat persentase pembiayaan yang stabil adalah Bank BRI Syariah. Tabel 1.3 memperlihatkan Jumlah pembiayaan dan nilai NPF Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah.

Tabel 1.3

Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia

No. Nama Bank

Total Pembiayaan 2013 (Miliar) NPF 2013 (%) Total Pembiyaan 2014 (Miliar) NPF 2014 (%)

1 Bank Syariah Mandiri 7.355 - - -

2 Bank Muamalat 3,47 1,70 - -

3 Bank BNI Syariah 878 - 950 2,21


(17)

5 Bank BRI Syariah 3.070 2,93 3.210 2,5

6 Bank Panin Syariah - - - -

7 Bank BCA Syariah 80,6 0,1 - -

8 Bank Victoria Syariah - - - -

9 Bank Jabar Banten Syariah

817,9 - 1.042,7 -

10 Bank Maybank Syariah Indonesia

- - - -

11 Bank Bukopin Syariah 2.690 - 2.820 -

12 Bank BTPN Syariah - - - -

Sumber: Laporan Tahunan Bank, diolah

Pembiayaan pada Usaha Mikro merupakan satu hal penting demi menjaga keberlanjutan Usaha Mikro. Usaha Mikro sendiri sangat membantu kestabilan perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro berperan besar dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Hal ini mengacu pada bagaimana membangun kemampuan masyarakat memberikan ruang gerak bagi masyarakat agar berpartisipasi dengan memilih, menentukan dan melaksanakan pilihan kegiatan riil yang mampu membantu meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat menjadi lebih baik.

Meskipun Usaha Mikro punya peran yang sangat penting bagi ekonomi rakyat Indonesia saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh Usaha Mikro. Menurut Ismawan dalam penelitiannya, Usaha Mikro secara jelas banyak persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro) diantaranya2:

2

Muhammad, Bank Syariah:Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu 2005, hal. 138


(18)

6

Tabel 1.4

Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro

No Jenis Kesulitan Indeks

1 Kesulitan Modal 34,55%

2 Pengadaan Bahan Baku 20,14%

3 Pemasaran 31,70%

4 Kesulitan Lainnya 13,6%

Sumber: Data BPS Terolah dalam Ismawan 2003

Dengan begitu ketersediaan dana sebagai bantuan modal Usaha Mikro merupakan bantuan yang sangat berarti untuk Usaha Mikro. Kemudian Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana merupakan lembaga yang tepat untuk membantu persoalan permodalan yang dihadapi oleh Usaha Mikro melalui pembiayaan mikro yang saat ini banyak dimiliki oleh Bank Umum Syariah.

Pembiayaan Mikro dimaksudkan untuk menyediakan solusi berbasis pasar untuk salah satu masalah yang paling rumit yaitu mengintegrasikan golongan miskin ke dalam perekonomian. Karena bank-bank Islam mempunyai moral dan tanggung jawab sosial dalam perekonomian rakyat maka pembiayaan mikro merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh Bank Syariah.

Bank Umum Syariah juga mendapatkan bagi hasil dan keuntungan dari pembiayaan yang diberikan pada Usaha Mikro. Bahkan tingkat margin pada pembiayaan mikro sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan lainnya.


(19)

Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh bank dengan memberikan pembiayaan mikro cukup tinggi.

Meskipun begitu untuk pembiayaan kepada usaha kecil, menengah dan koperasi. Bank dapat memintakan jaminan dari lembaga penjamin, misalnya PT Askrindo dan PT Jamkrindo sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi lembaga tersebut.3 Untuk mengurangi tingkat risiko yang akan ditanggung oleh bank. Selain penjaminan dari beberapa perusahaan tersebut masih banyak strategi lain yang dilakukan oleh bank untuk meminimalisir risiko pembiayaan mikro.

Selain membantu kelangsungan Usaha Mikro bank sebagai perusahaan jasa, mengharapkan laba dari setiap produk yang diberikan. Tidak hanya bank konvensional yang dapat memberikan pembiayaan mikro saat ini Perbankan Syariah sudah dapat bersaing dengan pasar konvensional namun belum cukup kuat. Masih banyak masyarakat yang melihat sebuah bank dan menggunakan produk sebuah bank dari kinerja perbankan dan kenyamanan pelayanan.

Tugas sebuah Bank Syariah untuk menjaga kinerja perbankan salah satunya Profitabilitas. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat profitabilitas sebuah produk pada Bank agar tingkat kesehatan dan Profitabilitas Bank tetap terjaga. Profitabilitas dihitung dengan menghitung laba yang dihasilkan baik oleh sebuah produk maupun sebuah perusahaan.

3

A. Wangsawidjaya, Z, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012 h. 79


(20)

8

Untuk mencapai tingkat Profitabilitas yang baik, bank harus melakukan beberapa langkah salah satunya adalah menggunakan strategi yang baik dalam pemberian pembiayaan mikro. Setiap Bank akan memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan tingkat profitabilitas dari pembiayaan mikro.

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pembiayaan Mikro dengan Judul “Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro padaPT. Bank BRISyariah.”

B. Identifikasi Masalah

Dalam Latar Belakang diatas disebutkan bahwa Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah meningkat setiap tahun kecuali pada tahun 2014 dan tahun 2015. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan mengalami penurunanyang drastis dari 110.086 miliar rupiah pada tahun 2013 menjadi 59.806 miliar pada tahun 2014.

Pembiayaan tidak lancar pada tahun 2013 berjumlah 2.879 miliar rupiah kemudian dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun, jumlah pembiayaan tidak lancar pada tahun yang sama mengalami peningkatan menjadi 3.875 miliar rupiah.

Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa Pembiayaan tidak lancar meningkat pada saat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun. Secara teori bahwa ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan meningkat maka tingkat


(21)

keuntungan juga akan meningkat. Dan sebaliknya ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun maka tingkat keuntungan juga akan menurun.

Jumlah Pembiayaan yang disalurkan secara umum akan mempengaruhi jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank umum syariah secara parsial. Maka, ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun secara agregat akan menyebabkan penurunan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan secara parsial. Hal ini dikarenakan jumlah profit yang dihasilkan akan menurun sejalan dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.

Pada tahun 2014 tersebut terdapat beberapa Bank Umum Syariah yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro bahkan cenderung meningkatkan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan meskipun jumlah pembiayaan yang disalurkan secara agregat menurun. Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh bank umum syariah di Indonesia, dan juga akibat yang ditimbulkan oleh penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah.

Salah satu alasan bank-bank umum syariah mengalami penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan adalah karena penurunan jumlah pembiayaan mikro tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa bank umum syariah yang memiliki nilai NPF tinggi untuk pembiayaan mikro sehingga Penyaluran Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah tersebut ditahan sampai dengan stabilnya nilai NPF untuk pembiayaan mikro. Akibat dari terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan adalah berkurangnya profit dari


(22)

10

pembiayaan mikro yang disalurkan. Sementara beberapa bank tetap memiliki performa yang baik disaat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun.

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah menggunakan Economic Value Added (EVA)?

2. Bagaimana Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah?

Untuk membatasi masalah, peneliti hanya meneliti mengenai bagaimana tingkat profitabilitas bank yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro meskipun jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan saat ini mengalami penurunan dan bagaimana strategi bank tersebut tetap mempertahankan performanya dalam penyaluran pembiayaan mikro.

Bank Umum Syariah yang tetap stabil memberikan Pembiayaan Mikro disaat Jumlah Pembiayaan Mikro secara agregat menurun salah satunya adalah Bank BRISyariah. Bank BRISyariah merupakan Bank yang tetap konsisten memberikan Pembiayaan Mikro oleh karena itu Bank BRISyariah peneliti pilih sebagai objek penelitian.


(23)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisa tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA). b. Untuk menganalisa perbedaan Strategi yang digunakan pada Penyaluran

Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai Tolak ukur akan kemampuan diri dalam menerapkan ilmuyang telah didapatkan mengenai Bank Syariah selama di Universitas.

b. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai Pembiayaan mikro pada Bank Syariah yang diterima selama masa perkuliahan agar dapat diterapkan saat terjun pada dunia kerja.

c. Bagi Akademisi

Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang telah diterapkan pada pembiayaan mikro pada Bank Syariah mempunyai relevansi dengan kebutuhan nantinya.


(24)

12

d. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi tentang tingkat Profitabilitas pembiayaan mikro pada Bank Syariah dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pembiayaan mikro selanjutnya.

e. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana tingkat keuntungan pada Pembiayaan Mikro dihasilkan, serta memberikan gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang penghitungan profitabilitas pada Pembiayaan Mikro.

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai konsep pemberian Pembiayaan


(25)

Mikro dan karakteristik pembiayaan Mikro pada bank Umum Syariah dan konsep pengelolaannya serta Pengukuran Laba/Profitabilitas menggunakan Economic Value Added (EVA) untuk menghitung tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya untuk menjawab permasalahan yang ada menggunakan metode penelitian yang sesuai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta menghasilkan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti


(26)

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Mikro

1. Pengertian Pembiayaan Mikro

Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha.4 Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan Usaha Mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.

Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Tujuan Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

4

Nugraha Ridha, Manajemen Pembiayaan Panduan Untuk Koperasi Syariah SDM

Kementerian Koperasi, artikel diakses pada 2 Februari 2015


(27)

Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito Usaha Mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.5 Usaha Mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya Pembiayaan yang dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha Mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta. Maka Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan yang diberikan untuk pengembangan Usaha Mikro.

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persutujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6Menurut Muhammad, terdapat beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah kepada Masyarakat, diantaranya untuk:

1. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan adanya para penabung yang menempatkan dananya di bank yang kemudian disalurkan kembali

5

Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), artikel diakses pada 3 maret 2015 dari http://abstraksiekonomi.blogspot.com/

6

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisa Fiqh danKeuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h.46


(28)

16

oleh bank untuk pembiayaan nasabah, maka hal ini meningkatkan daya produktivitas uang.

2. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan melalui rekening koran pengusaha menciptakan peredaran uang giral dan sejenisnya.

3. Stabilitas ekonomi, dalam arti untuk menjaga kestabilan ekonomi pembiayaan diberikan agar usaha-usaha yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi, peningktan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.7

Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah dapat dilakukan dengan beberapa akad diantaranya:8

1. Pembiayaan atas transaksi bagi Hasil (Profit Sharing)

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.

7

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), hal. 17

8

Saefuddin Arif, Azharuddin Lathif. Diktat Kontrak Bisnis Syariah. (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2011), hal.B.1-B.17


(29)

b. Pembiayaan atas dasar akad Al-Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari Shahibul Maal (Pemilik dana) kepada Mudharib

(Pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian hasil usaha berdasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.

2. Transaksi Jual Beli (Sale and Purchase)

a. Pembiayaan atas dasar Al-Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan Margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, dimana penjual memberitahukan harga perolehan barang.

b. Pembiayaan atas dasar akad Bai As-Salam adalah Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

c. Pembiayaan atas dasar akad Istishna adalah transaksi jual beli dalam bentuk pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

3. Pembiayaan atas transaksi sewa-menyewa

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.


(30)

18

b. Pembiayaan atas dasar akad Al- Ijarah Muntahiya Bit Tamlik adalah transaksi akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas apa yang disewakan dengan opsi perpindahan kepemilikan objek sewa.

4. Pembiayaan atas dasar akad Al-Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

2. Proses Pembiayaan Mikro

Dalam Proses Pembiayaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Strategi Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dan AB Susanto adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.9 Sedangkan menurut Nurrianto Al-ArifPemasaran adalah suatu proses sosial yang merancang danmenawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan.10Dalam Pemasaran perlu dibuat sebuah perencanaan strategik untuk mempermudah aktivitas

9

Philip Kotler, Marketing Mangement, (New Jersey: Prentince Hall, 2000) h. 8

10

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Jakarta: Alfabeta, 2010) h. 6


(31)

pemasaran yang dilakukan. Untuk melaksanakan perencanaan strategik diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:

1. Menetapkan Visi dan Misi

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan 3. Merancang Portofolio Bisnis11

Sedangkan untuk Strategi Pemasaran Bank, setidaknya ada lima strategi pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar

b. Strategi Pengembangan Produk c. Strategi Pengembangan Pasar d. Strategi Integrasi12

Setelah menentukan Strategi yang akan digunakan oleh Bank maka perlu dilakukan perumusan Strategi Pemasaran dengan menentukan hal-hal berikut:

a. Segmentasi Pasar

b. Penentuan Pasar Sasaran c. Penentuan Posisi Pasar

Kemudian perlu juga dibuat Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang akan mengkombinasikan 4P yaitu Produk (Product), tempat yang dalam hal ini

11

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.64

12


(32)

20

lebih difokuskan pada distribusinya (Place), promosi (Promotion), dan penentuan harga (Price).13

2. Proses Pemberian Pembiayaan

Secara Sederhana Proses Pemberian Pembiayaan dapat dilihat pada bagan berikut:

a. Proses Pengumpulan Informasi dan Verifikasi

Fasilitas Pembiayaan dimulai dengan pengajuan permohonan dari nasabah, kemudian Bank mengumpulkan informasi dan dokumentasi mengenai nasabah dan melakukanverifikasi data, untuk memastikannya bank dapat menggunakanOn the Spot Checking

(OTS), Bank Checking, dan Trade Checking atau personal checking. b. Analisa Persetujuan Pembiayaan

Pada Analisa Persetujuan Pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, dan Analisa Jaminan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai nasabah dan

13

Charles, W Lamb, Jr., dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) Edisi Ke-1 Jilid I, h. 55

- Permohonan Pembiayaan - Pengumpulan data/ dokumen - Verifikasi Data

- Analisa Pembiayaan - Persetujuan Pembiayaan - Pemenuhan dokumen SPP, Agunan, Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Agunan

- Secara On The Spot , On The Desk, Antisipasi dini, annual review, dll - Pelunasan - Penyelamatan Pembiayaan Gambar 2.1

Proses Pemberian Pembiayaan

Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan Pemantauan Pembiayaan Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan Analisa Persetujuan Pembiayaan Pengumpulan Informasi dan Verifikasi


(33)

aktivitas usahanya.Pada Analisa Kualitatif ada beberapa aspek yang dianalisis yaitu: aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek legal, dan kondisi perekonomian Negara.

Sedangkan untuk Analisa Kuantitatif aspek yang dianalisis adalah Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.Dan untuk analisa jaminan dilakukan pada jaminan yang dimiliki oleh nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. c. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan

Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan dilakukan ketika pembiayaan telah disetujui, dengan melakukan beberapa proses yaitu: Surat Pemberitahuan Keputusan Pembiayaan, Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Agunan, Penutupan Asuransi, dan Disbursement.

d. Pemantauan Pembiayaan

Pemantauan pembiayaan merupakan satu hal yang sangat penting agar pembiayaan yang diberikan tetap lancar. Pemantauan pembiayaan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: On desk, On Site,

Antisipasi Dini (early warning signal), dan annual Review

Pembiayaan.

e. Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan

Tahap akhir dari sebuah pembiayaan adalah pelunasan pembiayaan. Namun adakalanya pada saat jatuh tempo nasabah tidak dapat memenuhi pelunasan pembiayaan. Maka perlu dilakukan


(34)

22

penyelamatan pembiayaan, penyelamatan pembiayaan adalah upaya bank yang dilakukan terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang masih mempunyai prospek dan kinerja usaha serta kemampuan membayar untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian bank dan menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan. Penyelamatan pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan Restrukturisasi Pembiayaan dan Pengambilan Aset/Agunan yang diambil alih (AYDA).

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas 1. Laba dan Profitabilitas

Definisi Laba sendiri adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya.14 Laba juga merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan masukkan untuk membuat dan menjual sebuah produk dengan apa yang diterimanya.Laba menurut Kam (1990) dalam Triyuwono dan As‟udi (2001) menyatakan bahwa:

“Income is the change in the capital oh an entity between two points in time, excluding changes due to investments by and distribution to owners, where capital is expressed in term of value and based on given scale”

Maka laba mengandung 3 komponen utama yaitu nilai (value), modal

(Capital), dan skala (scale). Nilai tidak dapat dihitung dengan jelas karena menyangkut preferensi masing-masing. Sedangkan modal adalah aktiva

14

Don. R Hansen dan Maryanne M. Mowen, Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalia Buku 2, (Jakarta: PT Salemba Empat patria, 2001) h. 663


(35)

bersih yang merupakan selisih antara seluruh aktiva dengan kewajiban. Dan skala diperlukan untuk proses pengukuran.

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas

Untuk mengukur laba sebuah perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan yaitu: pendekatan biaya serapan dan pendekatan biaya variabel. Namun selain untuk mengukur tingkat laba perusahaan atau tingkat profitabilitas sebuah perusahaan, mengukur tingkat profibilitas segmen perusahaan menjadi hal yang penting.Beberapa segmen yang dapat dihitung profitabilitasnya adalah produk, divisi, wilayah penjualan atau kelompok pelanggan.

Menghitung profitabilitas produk merupakan sebuah hal yang diwajarkan oleh sebuah perusahaan karena sebagai sebuah perusahaan jasa yang mencari laba menilai produk merupakan hal yang sangat penting. Karena sebuah produk yang terus-menerus merugi dan tidak berpotensi untuk menghasilkan laba dapat disingkirkan dan akan memberikan peluang pada produk-produk yang memberikan laba yang baik.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung laba dari setiap produk perbankan. Salah satunya dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) yang merupakan konsep pengukuran kerja keuangan yang diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah lembaga konsultan manajemen.EVA dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling dapat


(36)

24

mencerminkan profit ekonomis perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal (Stewart, 2005).15

3. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA)menurut Stewart merupakan”A residual

income measure that substract the cost of capital (C*) from the operating profits generated in the bussiness”16

sedangkan menurut Hansen dan Mowen ”Resdiual income is the difference between operting income and the minimum dollar return required on a company’s operating assets.”17

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan nilai tambah ekonomis yang dihasilkan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu.

Secara sederhana Economic Value Added (EVA) adalah suatu pendapatan unit bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya modal.18Biaya modal biasanya diperoleh dengan memperhitungkan suatu rata-rata tertimbang dari biaya dua sumber dana perusahaan peminjaman dan penjualan saham. EVA digunakan untuk memfokuskan perhatian manajer

15 Taufikurrahman, “Model Analisis profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Syariah

dengan menggunakan integrasi konsep Activity-Based Costing (ABC) dan Economic Value Added

(EVA)”, (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005) h. 36

16Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)

pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2009, hal 8

17

Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)

pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, hal 8

18

G. Bennet Stewart III, “EVA works- buat Not if You make these common Mistake,”


(37)

pada penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dengan memperoleh laba yang lebih besar daripada biaya modal perusahaan, perusahaan meningkatkan sumber daya di dalam perusahaan yang tersedia untuk dividen dan/atau untuk membiayai pertumbuhan perusahan yang berkelanjutan. Dividen dan pertumbuhan melonjakkan harga saham dan menambah nilai pemegang saham.19

Sedangkan menurut Stewart rumus dasar dalam Perhitungan EVA adalah pendapatan setelah pajak dikurangi total cost of capital (Biaya Modal). Pada dasarnya EVA merupakan pengembangan dari pengukuran kinerja dengan menggunakan Net Present Value (NPV) yang melihat nilai intrinsik perusahaan saat ini dan memprediksi expected arus kas dimasa sekarang.

EVA = NOPAT (Net Operating Profit after taxes)Cost of Capital

Menurut Bannet Stewart yang dikutip oleh Taufikurrahman dalam tesisnya menyebutkan bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari profit ekonomis yang sebenarnya. NOPAT (Net Operating Prodit after Tax) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan namun tidak termasuk biaya keuangan (financial cost).

Sedangkan Cost of Capital dapat ditentukan dengan konsep WACC (Weight Average of Cost of Capital), yaitu jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost equity) setelah sebelumnya

19

Edward J. Blocher, Kung H. chen &Thomas W. lin, Manajemen Biaya dengan tekanan stratejik, Jilid 2, (Jakara: Penerbit Salemba Empat, 2001) hal. 1009


(38)

26

dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca perusahaan.

Atau dalam rumus lain EVA dapat dihitung dengan cara berikut:20

Economic Value Added (EVA) = Investment center’s after tax operating profit - (Investment center’s total

asset – Investment center’s Current Liabilities) x Weight Average cost of Capital

Dan untuk menghitung Weighted average cost of capital dapat menggunakan rumus berikut:

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Economic Value Added (EVA) memiliki beberapa kelemahan dalam proses penghitunganya. berikut beberapa kelemahan Economic Value Added

(EVA):

1) Sulitnya menentukan estimasi atas nilai tingkat modal yang bebar-benar akurat terutama pada peusahaan yang belum Go Public, perhitungan tingkat modal dilakukan secara sederhana tanpa mempertimbangkan nilai saham.

2) Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada periode tertentu.

20

Ronald W Hilton, Michael W. Maher, dan Frank H. Selto, Cost Management: Strategic for Business Decision, North America: Brent Gordon (Mc Gaw Hill), 2003 h. 773


(39)

3) Analisis EVA hanya mengukur aspek kuantitatif saja sedangkan untuk mengukur kinerja harus diukur dari sisi kuantitatif dan sisi kualitatif.

4) Analisis EVA terlalu menekan pada sisi modal dan hutang yang agak sulit dilakukan untuk menentukan kinerja produk.

5) Analisis EVA juga hanya menghitung hasil akhir dari sebuah kegiatan tanpa mempertimbangkan aktivitas aktivitas lainnya selama periode tertentu.

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Angka EVA mencerminkan angka keuntungan yang sebenarnya dari perusahaan (true economic profit). Hal ini akan memudahkan pemegang saham atau pemodal menilai perusahaan dari kegiatan bisnis dan investasinya. Jadi bila nilai EVA tinggi maka pemegang saham ataupun pemodal bisa percaya bahwa investasinya telah dikelola dengan baik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan untuk menghitung nilai EVA adalah sebagai berikut:21

1. Menghitung Cost of Capital Perusahaan yang terdiri dari Cost of Debt,

Cost of Equity, dan kemudian dihitung rata-rata tertimbang (Weighted-average Cost of Capital)

2. Menghitung Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

21

Ronald W Hilton, Michael W. Maher, dan Frank H. Selto, Cost Management: Strategic for Business Decision, h. 774


(40)

28

3. Menghitung tingkat pengembalian (return)

4. Menghitung Nilai EVA

Dalam Economic Value Added (EVA) interpretasi nilai EVA diungkapkan sebagai berikut:

1. Nilai EVA >0, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor atas investasi yang dilakukan.

2. Nilai EVA =0. Menunjukkan bahwa dalam kurun waktu yang bersangkutan perusahaan tidak menghasilkan nilai. Pengembalian yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

3. Nilai EVA <0, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bahkan justru mengurangi nilainya, sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diminta oleh investor. Untuk memenuhi tahapan-tahapan dalam Perhitungan EVA perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Modal

Sumber Modal dalam Perusahaan untuk memenuhi dana menurut Bambang Riyanto terdapat dua sumber modal berdasarkan resiko yang mungkin ditanggung perusahaan sebagai sumber pemilik modal yang dilakukan. Yaitu


(41)

modal sendiri dan modal pinjaman.22 Sehubungan dengan konsep EVA maka modal adalah:

“Capital is measure of all the cash that has been deposited into a company over its life without regard to the financing resource, acoounting name, or bussiness pupose, much as if the company were just asavings account. It doesn’t matter whether the investment is financed wuth dbt or equity, it doesn’t matter whether is employed in working capital or fixed assets. Cash in cash, ang question is how well does management manage it (The quest for value, 1990)”

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (berupa cadangan laba), atau yang berasal dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal preferen). Sedangkan modal pinjaman itu sendiri adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan tersebut merupakan kewajiban yang pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal pinjaman ini dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: modal pinjaman jangka pendek dan modal pinjaman jangka panjang.

Capital yang digunakan untuk menghitung nilai EVA dapat diestimasikan dengan mengambil nilai buku aktiva bersih suatu perusahaan.

2. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menurut Stern Stewart dalam bukunya “The Quest for Value” : NOPAT is the total pool of Profits available to provide a cash return to all financial providerof capital to the firm.”23

22Nani Sutianingsih, “P

engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, (Tesis S2 Universitas Widyatama, 2008) hal.17


(42)

30

Jadi NOPAT adalah laba yang didapat dari operasi-operasi perusahaan setelah dikurangi pajak tapi sebelum membiayai biaya-biaya (costs) dan masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai. Dengan demikian NOPAT adalah jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan.

Dalam Perhitungan sederhana Nopat diketahui dengan:

Penjualan bersih xxx

Biaya Operasi xxx-

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx-

Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx

NOPAT= EBIT –Beban Pajak 3. Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal secara teoritis dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian minimum yang harus didapatkan oleh perusahaan dari modal yang diinvestasikan. Ada beberapa pandangan mengenai konsep biaya modal itu sendiri yang mengacu pada konsep yang sama. Dalam hal ini Stewart membedakan biaya modal ke dalam empat kelompok. Yaitu:24

23Nani Sutianingsih, “P

engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, h. 18

24Nani Sutianingsih, “P

engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, hal 22


(43)

1. Biaya modal atas risiko bisnis (The cost of capital for bussiness risk) atau ditulis dengan simbol “c”, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas berubah-rubahnya nilai NOPAT (Net Operating Profit after Tax)

2. Biaya modal pinjaman (cost of borrowing), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan atas risiko kredit.

3. Biaya modal saham (cost of equity), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas nilai dari bottom-line Profit

(laba terbawah dalam struktur perhitungan rugi laba) yang berubah-ubah atau dengan kata lain terhadap adanya risiko.

4. Rata-rata tertimbang biaya modal atau Weighted average cost of capital

(c*), yaitu merupakan penjumlahan dari biaya modal pinjaman (hutang) dan biaya modal saham.

Cost of Capital dapat dihitung dengan menentukan komponen-komponen berikut terlebih dahulu.

4. Biaya Hutang (Cost of Debt)

Beban bunga (Kd) diasumsikan sebesar tingkat bunga pinjaman untuk investasi dengan ukuran satuan adalah persentase.


(44)

32

Karena bunga bersifat mengurangi pajak (tax deductable), maka dibutuhkan penyesuaian pajak (tax adjusment), sehingga Kd dikonversikan menjadi biaya hutang setelah pajak untuk menghitug besarnya biaya modal hutang ini dapat digunakan rumus berikut:

Kd = Kd*(1-T) T = Tarif Pajak

Biaya hutang dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:25

5. Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity)

Diantara biaya modal yang lain, tingkat biaya modal ekuitas merupakan salah satu biaya modal yang lebih sulit untuk ditentukan secara pasti. Oleh karena itu terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk memperhitungkan biaya modal ekuitas, dengan rumus:

1. Constant Growth Valuation (Gordon Model)

Expected rate of return dari satu saham tergantung pada deviden dari saham yang dibayarkan. Pada tingkat keseimbangan, rate of return yang

25

Ronald W. Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment Sevent Edition, Kuala Lumpur:McGraw Hill Irwin, 2008 hal.778


(45)

diinginkan oleh pemegang saham adalah sama dengan rate of return dari investasi baru. Jika diperkirakan deviden tumbuh dengan rate yang konstan, kita dapat menggunakan Gordon model, yaitu:

Dimana:

Po = Harga jual saham

D1 = Deviden yang diperkirakan dibayar pada akhir periode 1 Ks = Tingkat pengembalian yang diharapkan

g = tingkat pertumbuhan deviden persamaan diatas dapat diubah menjadi:

Dari persamaan diatas menyatakan bahwa investor mengharapkan akan menerima deviden sebesar D/P0(percent) dan capital gain sebesar g

dengan expected return sebesar Ks

2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengestimasi cost of equity

perusahaan bila perusahaan tersebut belum melakukan Go Public, dimana saham-saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di lantai bursa. PER ini dihitung dengan cara membagi harga pasar dari saham biasa


(46)

34

dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Sehingga untuk menghitung cost of common stock digunakan rumus:

Dimana:

Ks = Biaya Modal Saham

PER = Price Earning Ratio

Pada dasarnya konsep ini sama dengan cost of retained earning. Konsep ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan menginvestasikan kembali earning yang diperolehnya pada hasil yang sama.

3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Model ini menggambarkan hubungan antara required rate of return atau

cost of common stock (Ks) dengan resiko non diversible dari perusahaan, yang dinyatakan dengan koefisien beta (β).

Dengan rumus: Ks = Rf+{βx[Rm-Rf]}

Dimana:

Ke = Tingkat hasil minimum para pemegang saham Rf = Tingkat bebas risiko (Risk free rate of return) Β = Beta coefficient for the market portofolio

Berdasarkan rumus untuk menghitung tingkat pengembalian saham biasa tersebut, maka variabel yang diamati adalah


(47)

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana:

n = Banyakya periode pengamatan

x = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm) y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)

 Tingkat keuntungan portofolio atau return pasar (Rm)

Return pasar diperoleh dari besarnya keuntungan seluruh saham yang beredar di bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal, dan perhitungan return pasar ini dapat dilakukan dengan rumus:

Dimana:

Rm = Tingkat penegembalian pasar bulan ke-t IHSGt = IHSG bulan k t

IHSG t-1 = IHSG bulan ke t-1

 Tingkat Keuntungan suatu saham atau return individual (Ri)

Return Individual dihitung berdasarkan data perkembangan harga saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan. Perhitungan

return individual dapat dilakukan dengan rumus:


(48)

36

Dimana:

PT = Harga saham atau lembar pada periode t PT-1 = Harga saham atau lembar pada periode t-1 Kelemahan dalam metode ini adalah:

a. Menghitung besarnya cost common stock model ini sangat bergantung pada nilai historis. Tingkat pengembalian saham dan tingkat pasar merupakan perhitungan model CAPM menggunakan nilai historis, sedangkan nilai historis tidak merefleksikan future.

b. Sensitivitas stock return dapan berubah-rubah sewaktu-waktu.

Jika saham perusahaan tidak diperdagangkan secara umum maka tidak ada sumber informasi untuk menghitung biaya modalnya.

4. Biaya Modal

Perhitungan ini dapat digunakan untuk menghitung Biaya Modal selain menggunakan beberapa cara sebelumnya. Perhitungan ini tidak mempertimbangkan saham sebagai salah satu faktor penghitungan sehingga dapat digunakan untuk perhitungan Biaya Modal pada Perusahaan yang belum Go Public atau menjual saham secara terbuka.


(49)

6. Biaya Modal rata-rata tertimbang (Weighted-Average Cost of Capital)

Menurut Hampton dalam Tesis Nani Sutianingsih mengenai Biaya Modal rata-rata tertimbang adalah:26

“The WACC is technique that measure required rate of return in term of the individual components of the firm’s capital structure. The cost of each debt component and the return of each equity component are separately identified with a weighted value. By adding together each weighted componen, we can determine on overall required return.”

Investor dan debitur menginginkan oportunity cost yang minimal sama dengan yang mereka terima dari investasi lain saat mereka berinvestasi pada sebuah perusahaan. Oportunity cost merupakan biaya modal perusahaan yang juga merupakan tingkat pengembalian yang minimum yang dapat dihasilkan perusahaan dengan aset yang ada dan tetap memenuhi harapan dari para pemberi modal.

Weighted average cost of capital dihitung dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya. Adapun rumus menghitung WACC adalah sebagai berikut:

WACC = (Kd x Wd) + (Ke x We)

Dimana:

Kd = Cost of Debt setelah pajak (%)

Wd = Persentase total hutang jangka panjang terhadap struktur modal Ke = Cost of Equity (%)

26Nani Sutianingsih, “P

engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, (Tesis S2 Universitas Widyatama, 2008) hal.28


(50)

38

We = Persentase saham biasa dalam struktur modal

Terdapat juga rumus lain untuk menghitung Weighted average Cost of Capital (WACC). Berikut cara penghitungannya:27

Dimana:

D = Tingkat Hutang

Rd = Biaya Hutang (Cost of Debt)

Tax = Tingkat Pajak E = Tingkat Modal

Re = Biaya Modal (Cost of Capital)

C.Review Studi Terdahulu

1. Taufikurrahman (2005) melakukan penelitian pada tesisnya dengan judul Model Analisis Profitabilitas Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia menggunakan intergrasi konsep Activity Based Costing (ABC) dan

Economic Value Added (EVA). Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang diintegrasikan menjadi satu dimana ABC dan EVA digunakan untuk menghitung tingkat profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah “X” metode

27

Ronald W. Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment Sevent Edition, Kuala Lumpur:McGraw Hill Irwin, 2008 hal.


(51)

ABC digunakan karena dapat menelusuri biaya overhead untuk mengukur profitabilitas secara lebih akurat, namun ABC tidak mempertimbangkan biaya modal (capital costing) dan hanya fokus pada biaya perusahaan. Oleh karena itu diintegrasikan dengan metode EVA dimana metode ini merupakan ukuran kinerja yang paling akurat dan dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal. Integrasi dari dua metode ini akan menghasilkan penilaian profitabilitas yang akurat. Penelitian ini dilakukan agar metode ini dapat menjadi model alternatif dalam melakukan analisa profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu Bank Syariah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk pembiayaan Bank Umum Syariah yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang terbesar adalah BBA (Ba’i Bitsamanin Ajil) karena memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi yang relatif rendah. 2. Ali Usman (2007), Analisa Komparasi tingkat profitabilitas produk

Penyaluran danaantara PT. Bank Syariah Mandiri dengan Baitul Mal Al-Falaah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat profitabilitas pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah antara PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah. Penelitian ini menggunakan

Independent sample T-test untuk mengetahui apakah komparasi pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah berbeda secara signifikan. Hasil dari Penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang


(52)

40

signifikan pada tingkat profitabilitas pada tiga pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah selama periode April 2005 sampai dengan November 2006.

3. Hilman Fathoni (2011), Penilaian Kinerja Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA). Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mega Indonesia, Peneliti mencoba meneliti suatu perusahaan meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan metode EVA dan strategi-strategi apa yang akan diterapkan untuk meningkatkan kinerja berdasarkan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil kinerja Bank Syariah Mega Indonesia dapat dikatakan semakin baik setiap tahunnya, karena terjadi peningkatan nilai EVA secara terus menerus dari tahun 2006-2010.Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Bank Syariah Mega Indonesia mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking), sektor usaha mikro dan gadai syariah akan menjadi sektor utama. Namun untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor tersebut Bank meningkatkan pembiayaan melalui Joint Financing.

4. Muhammad Ilham Khairuddin (2007), Strategi Pembiayaan Murabahah

dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan di BPRS Harta Insan Karimah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung di BPRS Harta Insan Karimah melalui wawancara dan studi dokumen bank. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa BPRS Harta Insan Karimah melakukan beberapa Strategi dalam pemberian pembiayaan


(53)

murabahah, diantaranya: Strategi pemasaran, Prosedur Pembiayaan

Murabahah, Proses Pembiayaan Murabahah, Pengawasan Pembiayaan

Murabahah. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut BPRS Harta Insan Karimah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 80% dari pendapatan tahun sebelumnya.

5. Farida Ayu Avisena Nusantari (2011), Strategi BRI Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir). Penelitian ini dilakukan pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah BRI Syaraih lebiih menekankan pada aspek Character, Capacity, dan Syariah. Namun aspek pendukung lainnya seperti Capital, Condition of Economy dan Collateral tetap dipertimbangkan. Untuk mengukur Character BRI Syariah melakukan BI Checking, Trade Checking

dan pencarian informasi ke rekan kerja, pesaing atau pemilik usaha sejenis. Untuk mengukur Capacity BRI Syariah meneliti mengenai pendidikan dan penglaman usahanya. Dan untuk aspek syariah BRI Syariah menilai melalui usaha yang akan dibiayai berada dalam koridor syariah.


(54)

42

D.Kerangka Konseptual

Bank

Penghimpunan Dana

Penyaluran Dana

Pembiayaan Mikro

Profitabilitas Pembiayaan Mikro Pembiayaan

Korporasi

Keuntungan

Perbandingan Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro


(55)

43 BAB III

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Penelitian Kualitatif. Menurut Nawawi metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta-fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

Sedangkan Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium) dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.28 Penelitian Kualitatif juga merupakan Jenis pendekatan penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang dikaji. Pada Skripsi ini digunakan 2 jenis penelitian yaitu Penelitian Kuantitatif

28

(Leedy & Ormrod 2005; Pattorn 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007)Samiaji Sarosa,


(56)

44

Deskripif dan Penelitian Kualitatif karena ada 2 penelitian yang berbeda yang saling berkaitan.

Penelitian Deskriptif digunakan untuk menganalisa Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dengan menggunakan Kajian Pustaka mengenai Economic Value Added (EVA) sebagai indikator nilai Profitabilitas sebuah Produk yang bersumber dari Manajemen Biaya. Selanjutnya untuk menghitung tingkat profitabilitas Pembiayaan Mikro akan menggunakan Rumus EVA. Setelah Diketahui Nilai EVA dari masing-masing produk maka hasil perbandingannya digunakan sebagai dasar untuk mengetahui strategi yang digunakan masing-masing Bank untuk meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

Kemudian Penelitian Kualitatif digunakan untuk menganalisa Strategi yang dilakukan oleh masing-masing Bank untuk meningkatkan Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro. Jenis yang digunakan adalah Deskriptif Analitis yakni penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.29

Objek Penelitian ini adalah Pembiayaan Mikro Pada PT Bank BRISyariah tahun 2014. Objek dipilih berdasarkan Kinerja Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah yang tetap stabil meskipun Jumlah Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS di Indonesia menurun.

29


(57)

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan adalah Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data Kuantitatif digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi pada objek penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dan Data Kualitatif yang menghasilkan Deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat langsung dalam objek penelitian.30 Dan juga Kajian Kepustakaan lainnya.

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder dan Data Primer. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.31 Sedangkan Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari orang yang terlibat secara langsung dalam objek penelitian.

Data Sekunder didapatkan dari Data-data Pembiayaan Mikro yang dimiliki oleh Unit Mikro Bank berupa:

a. Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro b. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan c. Pendapatan Setelah pajak

d. Biaya Modal untuk Pembiayaan Mikro

Sedangkan Data Primer didapatkan dari manajer Unit Mikro Syariah Head yang dianggap dapat memberikan informasi Prosedur, aspek-aspek penilaian pembiayaan mikro oleh Bank dengan menggunakan Teknik Wawancara.

30

Lexy. J, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) h. 3

31


(58)

46

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu pengumpulan data melalui Studi dari buku-buku literatur, catatan, atau informasi dari pihak lain sehubungan dengan masalah yang dibahas. Teknik dilakukan dengan mengumpulkan data-data kuantitatif yang akan diolah dan kemudian dilakukan penghitungan EVA produk dengan melakukan penyesuaian dengan angka-angka akuntansi dalam laporan. Penghitungan dimulai dengan menghitung nilai NOPAT, WACC, biaya modal dan nilai akhir EVA.Kemudian menganalisa nilai akhir EVA dari objek penelitian.

2. Dokumenter

Dokumenter adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan data-data dokumentasi yang dimiliki PT. Bank BRISyariah. Baik berupa Laporan Keuangan maupun prospektus lembaga subjek penelitian.

3. Wawancara

Wawancara adalah diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.32 Teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait. Teknik pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan kepada Manajer Unit Mikro Objek Penelitian untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh Bank dalam rangka meningkatkan profitabilitas pembiayaan mikro.

32


(59)

D. Teknik Analisa Data

Metode Penelitian yang digunakan pada Penelitian ini terdapat 2 metode, yaitu Metode Deskriptif Kuantitatif dan Metode Deskriptif Kualitatif. Untuk metode deskriptif kuantitatif menggunakan teknik Studi Pustaka untuk menemukan rumus Economic Value Added (EVA) sebagai salah satu cara untuk menganalisa profitabilitas produk. Economic Value Added (EVA) digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas yang dimiliki oleh bank.

Economic Value Added (EVA) adalah salah satu rumus dalam Manajemen Biaya untuk menentukan tingkat profitabiltas pada produk sebuah perusahaan. Cara menghitung EVA dengan menggunakan rumus berikut:

Economic Value Added (EVA) = Investment center’s after tax operating profit - (Investment center’s total

asset – Investment center’s Current Liabilities) x Weight Average cost of Capital Investment center’s after tax operating profit bisa disebut juga dengan NOPAT (Net Operating Profit after Tax). Nilai NOPAT didapatkan dengan menggunakan rumus berikut:

Penjualan bersih xxx

Biaya Operasi xxx-

Laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx-


(60)

48

Untuk menghitung Cost of Capital digunakan WACC (Weighted average cost of capital). WACC adalah jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost of equity) setelah sebelumnya dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca perusahaan. Biaya modal bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimum yang harus dicapai suatu investasi.

Nilai EVA yang dihasilkan akan berupa nilai rupiah yang menunjukkan jumlah keuntungan asli Bank. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank mempengaruhi nilai EVA yang dihasilkan, oleh karena itu nilai EVA yang dihasilkan selanjutnya akan dibuat persentase dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan sehingga perubahan nilai tambah pada pembiayaan akan terlihat.

Setelah nilai EVA yang dipersentasekan telah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah penelitian mengenai strategi apa yang dilakukan oleh bank untuk mempertahankan nilai profitabilitas pembiayaan mikro yang dimiliki. Untuk itu, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisa wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan Unit Micro Head Bank, sehingga wawancara akan menghasilkan strategi yang dilakukan oleh bank.

Teknik wawancara yang dilakukan merupakan wawancara personal. wawancara personal diartikan sebagai wawancara langsung antar orang, yaitu


(61)

antara peneliti (pewanwancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.33

Langkah yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan menyajikan data berupa gambaran secara keseluruhan tentang analisa pembiayaan mikro didukung dengan data-data dan literatur yang berkaitan. Setelah itu menggabungkan informasi yang diperoleh dari pihak divisi mikro dan menarik kesimpulan dan mengkaji tiap aspek penilaian. Dan hasil dari penguraian data serta informasi dari pihak internal kemudian diolah, diteliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan dengan teknik menguraikan pengertian dan penggunaanya dalam penelitianyang dilakukan.

Sedangkan untuk teknik penulisan, penulis berpedoman pada buku pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012.

33

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi- Bagaimana meneliti & menulis Tesis Edisi 3, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2009) h. 160


(62)

50 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan EVA

Perhitungan EVA untuk Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah merupakan sesuatu yang jarang dilakukan karena perhitungan EVA cenderung digunakan untuk menilai kinerja Perusahaan bukan untuk menghitung Kinerja Produk. Namun perhitungan EVA merupakan perhitungan kinerja yang memungkinkan untuk berbagai segmen termasuk dengan kinerja produk.

Dalam perhitungan kinerja produk menggunakan EVA terdapat beberapa penyesuaian dari perhitungan EVA untuk kinerja Perusahaan. Dalam rangkaian perhitungan EVA komponen yang harus diketahui adalah NOPAT, Capital, WACC (Weighted average Cost of Capital). Berikut perhitungan dari:

1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax)

Net Operating Profit after Tax (NOPAT) atau nilai laba bersih setelah Pajak dapat dilihat pada Laporan Laba Rugi Perusahaan, tapi karena NOPAT yang digunakan untuk penelitian ini merupakan NOPAT untuk Pembiayaan Mikro pada NOPAT dilihat dari laporan LOB Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah. Hasil Perhitungan NOPAT Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah sebesar Rp.519.191.805.235,- atau jika dalan jutaan rupiah sebesar 519.191. Perhitungan selanjutnya akan


(63)

menggunakan satuan jutaan rupiah untuk mempermudah penghitungan. Tabel berikut berisi perhitungan nilai NOPAT:

Tabel 4.1

Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah

BRI Syariah

NOPAT 519.191.805.235

Nilai NOPAT yang dihasilkan oleh PT. Bank BRISyariah sangat tergantung dengan nilai Jumlah Pembiayaan yang disalurkan. Karena Keuntungan Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah merupakan

Margin Flat dari Pembiayaan Mikro yang menggunakan akad Murabahah. Nilai NOPAT menggambarkan Keuntungan yang didapatkan dari Produk Pembiayaan Mikro Bank. Namun nilai ini belum menunjukkan tingkat profitabilitas karena tidak mempertimbangkan Modal yang digunakan untuk menjalankan produk tersebut.

2. Capital

Perhitungan EVA setelah menemukan nilai NOPAT untukPembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah perhitungan Modal untuk mempermudah perhitungan Weighted average Cost of Capital (WACC). Invested Capital merupakan perhitungan selanjutnya, berikut perhitungan Invested Capital Bank BRI Syariah (Perhitungan dalam jutaan Rupiah):


(64)

52

Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek = (Rp.18.635.406 +Rp.1.707.843) –Rp.1.594.018

= Rp.20.343.249 – Rp. 1.594.018 = Rp. 18.749.231

Nilai Invested Capital Bank merupakan nilai modal keseluruhan Perusahaan. Nilai Invested Capital ini merupakan modal yang digunakan oleh Bank untuk mengoperasikan beberapa produk dalam Bank tersebut, seperti Pendanaan dan Pembiayaan lainnya. Maka, nilai ini belum mewakilkan nilai Modal yang digunakan oleh Bank untuk Produk Pembiayaan Mikro. Sedangkan dalam Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro sendiri tidak diketahui seberapa besar Modal yang digunakan oleh Perusahaan untuk Pembiayaan Mikro.

Besar Modal yang digunakan oleh perusahaan untuk Pembiayaan Mikro perlu diketahui agar perhitungan EVA Pembiayaan Mikro dapat dengan baik dihitung, maka untuk menentukan besar Modal yang digunakan oleh Perusahaan untuk Pembiayaan Mikro digunakan asumsi bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan memiliki porsi yang sama untuk setiap produk sesuai dengan jumlah aset yang digunakan. Aset Perusahaan yang digunakan untuk Pembiayaan Mikro adalah sekitar 30%. Tidak ada angka pasti jumlah Modal yang dikeluarkan untuk Pembiayaan mikro karena perusahaan akan tetap mendukung segala kegiatan


(65)

Pembiayaan Mikro yang dilakukan,34 oleh karena itu menggunakan asumsi biaya modal yang setara dengan jumla aset pembiayaan mikro merupakan cara yang tepat.

Berikut Nilai Invested Capital setelah dipersentasekan dengan Produk yang lain:

 Bank BRI Syariah (Perhitungan dalam Jutaan Rupiah):

Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek = (Rp. 3.812.249 + Rp. 349.373) – Rp. 326.088

= Rp. 4.161.622 – Rp. 326.088 = Rp. 3.835.534

Tabel 4.2

Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah

Perusahaan Pembiayaan Mikro

Invested Capital 18.749.231.000.000 3.835.534.000.000

Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro mewakili biaya modalyang dikeluarkan oleh perusahaan untuk Pembiayaan Mikro. Nilai Invested Capital pada Bank BRI Syariah sebesar Rp. 3.855.340.000.000,-

3. WACC (Weighted average cost of capital)

NOPAT dan Invested CapitalPT. Bank BRISyariah telah diketahui maka langkah selanjutnya untuk menentukan nilai EVA adalah Weighted

34

Wawancara Pribadi dengan Bapak Gus Dwi Atmoko selaku Keuangan Micro Business Group


(66)

54

Average Capital (WACC). Dalam perhitungan WACC diperlukan beberapa langkah yaitu menghitung:

1. Tingkat Hutang

Dalam perhitungan tingkat hutang dalam WACC diperlukan juga perhitungan biaya hutang (Cost of Debt) sebagai proporsi dari biaya modal yang dimiliki oleh bank. Nilai tingkat hutang juga akan dipersentasekan dengan jumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank karena nilai tingkat hutang masih berupa tingkat hutang untuk seluruh perusahaan dan tidak ada nilai pasti hutang yang diberikan olehBank untuk Pembiayaan Mikro. Berikut perhitungan tingkat hutang Pembiayaan Mikro:

Tingkat Hutang Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah:

= 91,60%

= 6,27%

Tingkat Hutang (D) untuk Pembiayaan Mikro dari Bank BRI Syariah sebesar91,6% kemudian untuk Cost of Debt(rd) Pembiayaan Mikro


(1)

dari komite maka akan ada persetujuan yang keluar dalam bentuk SP3 (surat permohonan pengajuan pembiayaan).

13.Bagaimana cara untuk menilai karakter calon nasabah?

Untuk yang pertama adalah menilai karakter nasabah menggunakan BI Checking kemudian yang kedua pada saat interview, biasanya kita sudah tahu untuk usaha tertentu biasanya omset seberapa besar dan ketika nasabah bohong maka akan ketahuan bahwa nasabah memiliki karakter yang kurang baik. Setelah itu juga akan bertanya pada tetangga mengenai karakter nasabah, atau misalnya ada tukang tagih yang pernah datang sebelumnya.biasanya semua terjadi dalam survey. Namun semua ini tergantung BI Checking, jika BI Checking buru maka tidak akan dilanjutkan sedangkan jika BI Checking hasilnya bagus maka akan dilanjutkan ke survey.

14.Bagaimana mengenai analisa pasar?

Analisa Pasar ada 2 Jenis. Pertama, Target Marketing untuk target marketing ini dapat di proses namun jaminan dalam pasar itu tidak bisa digunakan contohnya kios yang memiliki BOP (Balance of Payment) dan surat kepemilikan lainnya tapi kiosnya kita tidak bisa berikan pembiayaan tapi hanya usaha yang dijalankan saja. Kedua, Target Jaminan. Target jaminan yang dimaksud adalah jaminan yang meerupakan target pasar, jadi yang dapat diberikan pembiayaan tidak hanya usaha tapi juga kios yang digunakan sebagai contoh kios-kios di jatinegara itu bisa mencapai harga 700 juta maka kios di pasar tersebut dapat dijadikan terget jaminan. Setiap unit biasanya memiliki target jaminan.


(2)

Kemudian jika hanya dijadikan target pasar maka itu hanya terjadi pada tingkat cabang namun jika sudah sampai target jaminan maka harus sampai ke FRM (Financing Risk Management) dan itu harus dengan persetujuan dari FRM (Financing Risk Management), jika disetujui oleh FRM (Financing Risk Management) maka dapat dijadikan jaminan.

15.Apa tujuan dari BI Checking?

Tujuan BI Checking yang pertama adalah untuk mengetahui karakter nasabah kemudian yang kedua untuk mengetahui kemampuan nasabah maksudnya kemampuan bayar atau kemampuan cicilan. Jika nasabah sudah memiliki banyak cicilan ya jangan ditambah lagi nanti bisa macet.

16.Pembiayaan Mikro memiliki resiko yang tinggi, maka cara apa yang ditempuh untuk meminimalisir resiko?

Untuk meminimalisir resiko itu semua harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.Semua SOP (Standard Operating Procedure) harus dilakukan dengan baik. Contoh dari BI Checking itu agar tidak ada penyalahgunaan tujuan oleh nasabah

17.Apakah Pembiayaan Mikro memiliki manajemen keuangan sendir yang terpisah dari peusahaan?

Ya Pembiayaan Mikro memiliki Laporan keuangan sendiri yang terpisah dari Perusahaan.

18.Berapa besar Modal dan besar hutang yang digunakan perusahaan untuk pembiayaan Mikro?


(3)

Tergantung Produktivitasnya karena perusahaan selalu support untuk Pembiayaan Mikro jadi tidak ada pembatasan, tapi berdasarkan jumlah pembiayaan jika dipersentasekan yang mungkin 30% tapi perusahaan tidak pernah membatasi. Jika hari ini ternyata pencairan sangat besar perusahaan pasti support tapi kan Pembiayaan Mikro itu nominalnya kecil maka untuk pembiayaan 1 triliun rupiah mungkin ada ratusan nasabah yang diberikan pembiayaan. Perusahaan tidak pernah membatasi untuk Pembiayaan Mikro karena Core Base dari perusahaan induk kita adalah mikro. Tapi tetap harus dijaga jangan sampai banyak kredit macet

19.Berapa besar aset perusahaan yang digunakan untuk Pembiayaan Mikro? Sekitar 30%

20.Akad apa yang digunakan oleh Bank untuk Pembiayaan Mikro?

Untuk akad prosuk memang hanya murabahah tapi dalam pelaksanaan ada 3 akad yang digunakan yaitu akad Murabahah, Wakalah dan Qardh. Murabahah digunakan saat jual beli antara nasabah dan bank, kemudian wakalah digunkan pada saat nasabah mewakili bank untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah yang kemudian akan dijual kepada nasabah dengan menggunkaan akad murabahah. Sedangkan untuk Qardh digunakan pada saat take over. Pada saat Take over akad yang digunakan adalah Qardh kemudian wakalah baru dilakukan akad murabahah. Dan semua akad wajib dilakukan kecuali Qardh yang hanya digunkan pada saat take over.


(4)

21.Bagaimana cara bank mempertahankan tingkat pembiayaan mikro hingga sekarang?

Yang terpenting adalah menjalankan sesuai SOP (Standard Operating Procedure) jika sudah sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) maka resiko kredit macet hampir tipis.Kecuali ada kejadian tidak terduga seperti kecelakaan, kebakaran, nasabah meninggal dunia.

22.Untuk mengatasi hal tidak terduga tersebut apa yang dilakukan oleh bank? Untuk mengatasi hal tersebut semua pembiayaan akan diasuransikan sehingga ketika kejadian tidak terduga terjadi akan ada asuransi yang membantu. Asuransi yang digunakan oleh kami saat ini ada BSAM (Bringin Sejahtera Arta Makmur), Askrindo Syariah, Jamkrindo Syariah, Sinar Mas Syariah, BNI Syariah dan satu asuransi lain yang sering digunakan untuk asuransi Pembiayaan Mikro 25 dan Mikro 75. Karena BSAM (Bringin Sejahtera Arta Makmur) lebih sering digunakan untuk asuransi Jaminan.


(5)

Hasil Wawancara

Narasumber : Irwan

Jabatan : Unit Micro Head

Waktu : Kamis, 8 Oktober 2015

Tempat : Kantor Pusat BRI Syariah – Menara Jamsostek Lt.21

4. Kenapa Margin yang digunkan untuk Plafond pembiayaan yang lebih Kecil lebih besar dibandingkan dengan Margin untuk Plafond Pembiayaan yang lebih besar? Karena Plafond Pembiayaan yang lebih kecil seperti Mikro 25 iB memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan Plafond Pembiayaan Mikro 75 iB dan Mikro 500 iB. Hal ini disebabkan karena tidak adanya jaminan pada produk mikro 25 iB. Alasan kedua karena meskipun secara nilai margin lebih besar Mikro 25iB dan Mikro 75iB dibandingkan dengan Mikro 500 iB namun secara nominal akan lebih besar margin Mikro500 iB karena volume pembiayaan yang berbeda.


(6)