- Menjelang bunting, bertujuan untuk menghentikan pembentukan anakan atau tunas karena pada saat ini tanaman mulai memasuki fase pertumbuhan generatif.
Lama pengeringan lahan 4 – 5 hari. Keadaan seperti ini akan merangsang pertumbuhan generatif sehingga tanaman akan berbunga serentak.
- Pemasakan biji, adalah untuk menyeragamkan biji dan mempercepat pemasakan biji. Patokan pengeringan adalah saat seluruh bulir padi mulai menguning.
Pengeringan jangan dilakukan sebelum semua bulir tampak menguning karena dapat berakibat malai padi menjadi kosong. Pengeringan ini dilakukan hingga saat
padi dipanen. 5. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit padi organik perlu dilakukan secara terpadu antara budidaya, biologi, fisik perangkap atau umpan, dan pestisida organik.
2.2 Landasan teori Pendapatan Usahatani
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani mengukur
imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
diinvestasikan ke dalam usahatani, oleh karena itu pendapatan bersih merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat digunakan untuk membandingkan
beberapa penampilan usahatani. Petani dalam memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya
produksi yang rendah, menggunakan teknologi yang baik, mengupayakan harga
Universitas Sumatera Utara
input yang rendah, dan mengatur skala produksi yang efisien. Pendapatan bersih diperoleh dengan mengurangi keseluruhan penerimaan dengan total biaya, dengan
rumus:
Pd = TR – TC
Dimana: Pd = Pendapatan bersih usahatani
TR = Total penerimaan TC = Total biaya
Total pendapatan merupakan seluruh sumber pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani padi sawah semi organik, usahatani diluar padi semi organik dan usaha
diluar usahatani Soekartawi. 1998
Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Jangka waktu
pembukuan umumnya satu tahun dan mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit atau
makanan ternak, digunakan untuk pembayaran, disimpan atau digudangkan Soekartawi, dkk., 1984.
Tujuan akhir dari pengelolaan usahatani adalah memperoleh penerimaan. Penerimaan usahatani diperoleh dengan mengalikan total produksi dengan harga
jual petani atau dituliskan sebagai berikut:
TR = Y . Py
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dari usahatani
Py = Harga produksi
RC ratio
Pada dasarnya, sebuah usaha dikatakan layak apabila nilai R C lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R C nya
maka tingkat keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi.
Rumus : R C =
��.� ��+��
Break Event Point BEP
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha tani untuk mencapai titik tidak untung
maupun tidak rugi impas . Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang
diproduksi saat itu atau BEP harganya lebih kecil daripada harga yang sedang berlaku saat itu
Rumus : BEP produksi =
�� �
Keterangan:
P : Harga jual per unit
TC : Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya bibit, persiapan dan pengolahan tanah,
dan lain- lain .
Penyusutan Peralatan Usahatani
Punyusutan peralatan merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama satu tahun pembukuan. Penyusutan merupakan nilai yang harus
dibayar oleh petani dikarenakan berkurangnya nilai dari barang yang dimiliki oleh petani tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai penyusutan tersebut merupakan nilai
pembelian dikurangi nilai residu yang hasil pengurangan tersebut dibagi dengan umur ekonomis Soekartawi, dkk., 1984.
Penyusutan peralatan dapat dihitung dengan rumus : Penyusutan Peralatan =
Nilai awal −Nilai akhir
umur ekonomis
Keterangan:
Nilai awal : Harga beli peralatan usahatani
Nilai akhir : Harga peralatan usahatani saat ini setelah dipakai
Umur ekonomis : Umur tahan pakai peralatan usahatani.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka pemikiran