30 mampu menghubungkan dan atau menggeneralisasikan antara hal-hal,
konsep, masalah, atau pendapat yang terdapat di dalam wacana. f. Tes kemampuan membaca tingkat evaluasi
Tes kemampuan membaca pada tingkat evaluasi C6 menuntut siswa untuk mampu memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang
dibacanya, baik yang menyangkut isi atau permasalahan yang dikemukakan maupun cara penuturan wacana itu sendiri.
Berdasarkan paparan teori di atas, tes dalam penelitian ini memuat tingkatan C1, C2, dan C3. Hal ini berdasarkan tahap perkembangan kognitif
siswa SD.
C. Hubungan Minat Baca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman
Farida Rahim 2011: 28 menyatakan bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya
sendiri. Minat baca selalu berkaitan dengan perasaan senang dan adanya perhatian terhadap kegiatan membaca.
Ahli pendidikan seperti Bloom dan Piaget via Farida Rahim, 2011: 20 menjelaskan bahwa pemahaman, interpretasi, dan asimilasi merupakan dimensi
hierarkis kognitif. Akan tetapi, semua aspek kognisi tersebut bersumber dari aspek afektif seperti minat, rasa percaya diri, pengontrolan perasaan negatif,
serta penundaan dan kemauan untuk mengambil resiko.
31 Sejalan dengan hal tersebut, Buron dan Claybaung via Samsu Somadayo,
2011: 28 menyatakan bahwa tingkat pencapaian kemampuan membaca pemahaman seseorang sangat dipengaruhi oleh hal yang disebut kesiapan
membaca. Kesiapan membaca tersebut berwujud intelegensi, kematangan emosi dan minat, pengalaman, kepemilikan fasilitas bahasa lisan, dan sikap dan
minat. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dapat diduga siswa yang
memiliki minat baca yang tinggi akan memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi pula. Oleh karena itu, diduga ada hubungan yang
positif antara minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman.
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 109, pada masa kanak-kanak akhir usia kelas tinggi IV, V, dan VI yang berlangsung antara usia 9 10 tahun- 12
13 tahun, anak-anak sudah memiliki minat terhadap bidang tertentu. Minat tersebut tertuju dalam berbagai bidang.
Dalam kaitannya dengan membaca, anak-anak pada usia kelas tinggi perhatian minat membacanya sudah mencapai puncaknya. Sebelumnya, anak
laki-laki lebih menyukai cerita yang realistis dan sifat ingin tahunya lebih menonjol sehingga lebih menyukai buku tentang petualangan, sejarah, hobi,
dan sport. Akan tetapi, menginjak usia 10 - 12 tahun anak laki-laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius, dan kisah-kisah petualangan.
Adapun anak perempuan pada usia ini menyenangi cerita kehidupan seputar
32 rumah
tangga. Dari
kegiatan membaca
inilah anak
memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain. Minat yang terbentuk pada akhir masa kanak-kanak sangat berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari anak. Hal ini dikemukakan oleh Yudrik Jahya 2011: 212 sebagai berikut.
1. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita 2. Minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga pendorong yang
kuat 3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang
4. Minat yang terbentuk dalam masa kanak-kanak sering kali menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan kepuasan.
E. Penelitian yang Relevan