penting untuk sintesis DNA yang mencukupi dan menghasilkan asam amino. Manifestasi klinis anemia megaloblastik dapat disebabkan oleh karena defisiensi
asam folat. Gejala klinis dari defisiensi asam folat sama dengan gejala klinis anemia
secara umum, hanya saja ditambahkan kulit kasar dan glotitis. MCH dan MCHC biasanya dalam batas normal, sedangkan MCH yang besar berguna untuk
membedakan anemia ini dari anemia defisiensi besi maupun anemia fisiologis kehamilan. Penanda awal defisiensi asam folat adalah kadar folat serum yang
dibawah normal 3 ngml. Indikator status asam folat yang baik adalah asam folat dalam eritrosit. Kadar folat dalam eritrosit biasanya rendah pada anemia
megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat Saifuddin et al., 2010. Anomali kongenital janin juga sering dikaitan dengan defisiensi asam folat
ringan, terutama terjadi defek pada penutupan tabung neural neural tube defect. Selain itu, kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, retardasi
pertumbuhan, bayi KMK, kelahiran prematur dan solusio plasenta juga dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat Hollingworth, 2014.
2.5. Kadar Hemoglobin Ibu dan Hubungannya dengan Nilai APGAR Bayi Baru Lahir
Seperti yang sudah di bahas sebelumnya, WHO mendefinisikan anemia berdasarkan kadar Hb dalam darah. Pada kehamilan sampai dengan minggu ke-20
terjadi penurunan kadar Hb darah karena terjadi peningkatan jumlah volume plasma 50 dan sel darah merah 25. Kemudian nilai itu menetap sampai
minggu ke-30 usia kehamilan, lalu naik sedikit sebelum masa kelahiran. Di negara berkembang, banyak terdapat ibu hamil yang mengalami
defisiensi mikronutrisi seperti zat besi dan asam folat, yang menyebabkan terjadi insiden berat bayi lahir rendah sekilat 6 – 30 dan yang tersering disebabkan oleh
bayi kecil masa kehamilan. Bayi kecil masa kehamilan yang matur mungkin tidak berhubungan dengan ketidakmatangan organ seperti pada bayi prematur, tetapi
berhubungan dengan kematian sebelum atau saat kelahiran, penyebabnya seperti asfiksia, aspirasi mekonium dan hipoglikemia Heider et al., 2011.
Universitas Sumatera Utara
Defisiensi zat besi sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, kadar zat besi yang baik selama kehamilan dapat meningkatkan massa eritrosit
terutama pada trimester kedua dan membantu pertumbuhan plasenta dan janin Ribot et al., 2012. Pertumbuhan janin penting untuk memprediksi kesehatan
bayi yang dilahirkan. Fetus yang tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan janin meningkatkan risiko kematian dan kecacatan bayi,
termasuk terganggunya fungsi kognitif dan perkembangan sel saraf dan memiliki risiko yang tinggi menderita penyakit pada saat dewasa Rodriguez-Bernal et al.,
2012. Defisiensi vitamin B kompleks dan asam folat dapat menyebabkan
homosisteinemia. Peningkatakan kadar homosistein dapat menyebabkan disfungsi sel endotel dan berefek pada fungsi plasenta. Vitamin dan mineral juga memiliki
peranan yang penting pada regulasi gen maupun dalam metabolisme selular dan pertumbuhan janin Kawai et al., 2011.
Jumlah produksi volume plasma pada trimester pertama dan kedua menjadi penanda keberhasilan kehamilan, hal ini berhubungan dengan perfusi
janin dan ibu berjalan dengan baik. Kegagalan produksi ini dapat menyebabkan insufisiensi perfusi ke janin, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin. Kadar Hb yang rendah juga berhubungan dengan meningkatkan resiko kelahiran prematur akibat rupturnya membran.
Mekanisme lain yang mungkin, terjadi gangguan fungsional pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh konsentrasi Hb yang rendah atau peningkatan stres
oksidatif karena defisiensi besi. Gangguan jaringan fungsional danatau kerusakan oksidatif yang berlangsung di dalam janin dan plasenta dapat
memberikan hasil yang buruk pada bayi baru lahir karena selama di dalam kandungan aliran darah ibu ke janin hanya melalui plasenta, sehingga jika terjadi
masalah pada plasenta akan mempengaruhi kondisi janin Savajols et al., 2014; Wylie, 2010. Selain itu, kerusakan oksidatif pada eritrosit dalam janin dan
plasenta yang dapat menstimulasi produksi cortico-trophin-releasing hormone CRH. Regulasi CRH yang abnormal dan produksi sitokin-sitokin inflamasi
dapat menghambat aktivitas dari Natural Killer Cell NK cell yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
komponen sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi yang dapat mempengaruhi janin Lone et al., 2004.
Mekanisme efek anemia pada ibu terhadap bayi yang dilahirkannya masih belum jelas. Rendahnya kadar Hb ibu dapat menyebabkan hipoksia janin karena
pernafasan janin hanya melalui plasenta, sehingga darah yang mengalir di plasenta harus adekuat, apabila kadar Hb ibu hamil rendah, maka kandungan oksigen
dalam darah pun rendah, sehingga perkembangan janin dapat terganggu dan dapat menyebabkan gawat janin. Hipoksia janin dapat menstimulus peningkatan kadar
noreprineprin yang merangsang peningkatan sintesis cortico-trophin-releasing hormone CRH, yang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat
mengancam kesehatan janin. Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dapat meningkatkan produksi kortisol janin, yang telah diketahui menginhibisi produksi
insulin-like growth factor 2 pada janin, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan janin Chumak et al., 2010; Wylie, 2010; Rodriguez-Bernal et al., 2012.
Kadar Hb yang rendah pada ibu yang anemia menyebabkan kadar oksigen yang diikat oleh sel darah merah di paru dan di bawa ke jaringan-jaringan tubuh
menjadi berkurang. Kadar Hb dan kadar besi pada darah tali pusat dan jaringan plasenta memiliki hubungan yang linear dengan kadar Hb ibu. Berat plasenta dan
jumlah kotiledon plasenta secara signifikan berkurang pada ibu anemia berat dan secara langsung berhubungan dengan kadar Hb ibu. Hal ini akan meyebabkan
penurunan kadar oksigen di jaringan tubuh, kemudian metabolisme anaerobik akan terjadi. Hal ini dapat menyebabkan fetus mengalami hipoksia dan asidosis
yang dapat memperngaruhi nilai APGAR bayi Al- Hilli, 2010. Anemia pada kehamilan berhubungan dengan pertumbuhan janin
terhambat, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, peningkatan waktu kelahiran, peningkatan risiko infeksi, peningkatan kematian pada ibu dan janin,
dan disfungsi otot. Dilaporkan terdapat hubungan antara kadar Hb ibu yang rendah dengan nilai APGAR 5 menit pertama dan menit kelima serta usia
gestasi, yang merupakan indeks status kesehatan bayi baru lahir Lee et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Nilai APGAR pada Bayi Baru Lahir