Besarnya santunan UU No.33 34 tahun 1964, ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.36PMK.0102008 dan 37PMK.0102008
tanggal 26 Februari 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jenis Santunan PT. Jasa Raharja Persero
Jenis Santunan Angkutan Umum
DaratLaut Udara Meninggal Dunia
Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-
Catat Tetap maksimal
Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-
Biaya Rawatan maksimal
Rp 10.000.000,- Rp 25.000.000,-
Biaya Penguburan
Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
Sumber : PT. Jasa Raharja Persero 2014
B. PROSEDUR SANTUNAN DAN PENYELESAIAN SANTUNAN
1. Standar Prosedur Operasi Pelayanan Santunan
1.1 Prosedur Administrasi Awal
1.1.1 Mendapatkan data awal kecelakaan
a. Petugas JR kewenangan ini melekat pada Petugas Mobile
Service Petugas Samsat Petugas yang ditunjuk mendapatkan data awal kecelakaan dari berbagai instansi yang
berwenang, antara lain:
1 Kepolisian kecelakaan darat.
2 Syah Bandar kecelakaan laut.
3 Kementerian Perhubungan kecelakaan udara.
Universitas Sumatera Utara
4 Polsuska kecelakaan kereta api.
5 Serta instansi berwenang lainnya sebagaimana ditetapkan
dalam SK Direksi Jasa Raharja. b.
Petugas JR mendokumentasikan data awal kecelakaan dalam Buku Data Awal Kecelakaan.
c. Petugas JR meneliti kelengkapan dan kebenaran data awal
kecelakaan. d.
Petugas JR memberikan informasi data awal kecelakaan kepada Petugas Pelaksan Administrasi Pelayanan.
e. Untuk peristiwa Laka Katastrope, Kantor Perwakilan wajib
melaporkan peristiwa tersebut kepada Kantor Pusat melalui Kantor Cabang, untuk seterusnya prosedurnya sama seperti
prosedur pelayanan santunan.
1.1.2 Menginput data awal kecelakaan
a. Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan menerima dan
menginput data awal kecelakaan ke dalam DASI JR. b.
Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan menyimpan data awal kecelakaan didalam DASI JR.
1.1.3 Memutakhirkan data kecelakaan ke dalam DASI JR
a. Petugas JR mengambil Laporan Instansi yang Berwenang dan
memberikan kepada Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan. Laporan tersebut berasal dari :
Universitas Sumatera Utara
1 Kepolisian kecelakaan darat.
2 Syah Bandar kecelakaan laut.
3 Kementerian Perhubungan kecelakaan udara.
4 Polsuska kecelakaan kereta api.
5 Serta instansi berwenang lainnya sebagaimana ditetapkan dalam
SK Direksi Jasa Raharja. b.
Berdasarkan Laporan Instansi yang Berwenang, Petugas JR memutuskan apakah harus dilakukan survei atas klaimen.
Ketentuan mengenai kriteria Klaimen yang harus disurvei diatur dalam SK Direksi Jasa Raharja.
c. Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan menerimadan
menginput Laporan Instansi yang Berwenang kedalam DASI JR.
d. Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan juga dapat
memutakhirkan data awal kecelakaan dengan mengakses Sistem Informasi Laka Kepolisian.
e. Pemutakhiran data awal kecelakaan tidak atau terlambat
dilakukan. f.
Petugas Pelaksana Administrasi Pelayanan tidak sesuai dalam memutakhirkan data awal kecelakaan.
g. Monitoring oleh PJ Pelayanan Klaim.
Universitas Sumatera Utara
1.1. 4 Melakukan Survei