Metode dan Teknik Pengumpulan data

26

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di komplek masjid Al Mujahidin UNY. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Oktober sampai Desember 2014. Jumlah aktifis masjid Al Mujahidin UNY ada 28 orang, dan 19 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki. Kegiatan di komplek masjid Al Mujahidin UNY berlangsung dari hari Senin sampai dengan Jumat, mengikuti hari aktif kampus. Tetapi ada perbedaan berkaitan dengan jam aktifnya, jam aktif kampus berlangsung dari jam 07.00 WIB sampai 17.00 WIB sedangkan di komplek masjid Al Mujahidin UNY berlangsung dari jam 09.00 sampai 19.00 WIB, mengingat seluruh aktifisnya masih berstatus sebagai mahasiswa, baik mahasiswa strata-1 maupun mahasiswa pasca sarjana. Selain itu, pada jam tersebut juga dimungkinkan terjadi banyak interaksi.

D. Metode dan Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode simak dengan kedua teknik lanjutannya. Metode simak memiliki beberapa teknik diantaranya teknik dasar yaitu teknik sadap. Sudaryanto 1993: 133 menyatakan bahwa untuk menyimak objek penelitian dilakukan dengan menyadap. Dalam upaya memperoleh data, peneliti harus menyadap pembicaraan menyadap pemakaian bahasa seseorang atau beberapa orang dengan segenap kemampuannya. Teknik sadap ini dilakukan untuk menyadap peristiwa komunikasi aktifis masjid Al Mujahidin UNY. 27 Teknik ini juga dikembangkan dengan teknik SLC simak libat cakap dan teknik SBLC simak bebas libat cakap. Dalam teknik SLC, peneliti terlibat langsung dalam peristiwa percakapan yang terjadi. Peneliti disamping memperhatikan penggunaan bahasa lawan bicaranya responden juga ikut serta dalam pembicaraan lawan bicaranya responden tersebut. Keterlibatan peneliti dalam pembicaraan ini berfungsi untuk memancing narasumber agar memberikan data yang dicari oleh peneliti sebanyak-banyaknya. Teknik SLC ini tidak dapat disamakan dengan wawancara karena peneliti tidak memperoleh data dengan cara bertanya kepada responden, tetapi peneliti menggunakan tingkat tutur bahasa Jawa yang diketahui peneliti dalam konteks tertentu untuk memancing narasumber menggunakan tingkat tutur bahasa Jawa dalam konteks tersebut. Sementara itu, dalam teknik SBLC peneliti dapat menyimak pemakaian bahasa yang dilakukan oleh responden. Namun, peneliti tidak terlibat dalam percakapan yang sedang berlangsung. Peran peneliti hanya sebagai pemerhati yang dengan penuh ketekunan mendengarkan segala yang dikatakan oleh para responden. Teknik SBLC digunakan untuk mendapatkan data alamiah mengenai pemakaian tingkat tutur bahasa Jawa pada aktifis masjid Al Mujahidin UNY. Teknik lanjutan setelah teknik sadap yaitu teknik rekam. Teknik ini dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan teknik pertama yaitu penyadapan dengan menggunakan MP3 sebagai alatnya. Mengingat data yang menjadi kajian penelitian ini berupa data lisan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan memanfaatkan alat bantu perekam. Perekaman dilakukan tanpa 28 sepengetahuan responden supaya percakapan dapat berjalan secara alami tanpa adanya rekayasa. Teknik selanjutnya adalah teknik catat, yaitu teknik yang dapat dilakukan langsung ketika teknik pertama dan kedua selesai digunakan atau sesudah perekaman dilakukan. Tuturan yang telah direkam kemudian ditranskrip dengan cara diketik lalu di-print. Printout tersebut dimasukkan ke dalam kartu data yang terdiri dari nomor urut data, konteks, tuturan, jenis tingkat tutur, dan sumber data tanggal penelitian. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam memasukan data ke dalam tabel analisis dan menghemat waktu dalam menganalisis data. Contoh bentuk kartu data : No : 10 Konteks : Percakapan terjadi antara Wildan dengan Ikrom di tempat kajian ba‟da magrib. Wildan menasihati Ikrom untuk mendengarkan ceramah Ustad Sholihun dan jangan main WAWhatsApp terus Tuturan : ”Krom, Aja WA-nan wae. Kae lho, ceramahe Ustad Sholihun dirungo ke” Krom, Jangan WA-nan WhatsApp-an saja. Itu lho dengarkan Ustad Sholihun berbicara Jenis Tingkat Tutur : Ngoko lugu, terdapat ngoko: aja, wae, kae, imbuhan ʻe pada ceramah + -e, dan di- + rungu + -ake Sumber Data : 20102014 29

E. Instrumen Penelitian