21
f. Fungsi Konatif
Bahasa memiliki fungsi konatif manakala bahasa digunakan dengan maksud agar lawan bicara mau melakukan sesuatu. Fungsi konatif bertumpu pada
lawan bicara addresse. Fungsi konatif disamakan artinya dengan fungsi direktif. Sebagai contoh, Seorang Guru menyuruh salah soerang muridnya untuk
menghapus papan tulis. Pada contoh tersebut, yang menjadi tumpuan adalah lawan tutur. Guru memerintahkan, kemudian muridnya bertindak sesuai dengan
yang diperintahkan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian Siti Mulyani dan Dwi Hanti Rahayu yang berjudul Penggunaan Bahasa Jawa dalam Komunikasi Dosen
dan Mahasiswa FBS UNY di Lingkungan Kampus tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis variasi bahasa Jawa yang ditemukan dalam penelitian
tersebut ada dua macam yaitu variasi tunggal dan variasi campuran. Variasi tunggal meliputi variasi Jawa ngoko, madya, dan krama. Variasi campuran
meliputi variasi ngoko-krama, ngoko-madya, krama-ngoko dan percampuran antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia. Jenis tingkat tutur bahasa Jawa yang
ditemukan dalam dalam penelitian ini adalah tingkat tutur ngoko, madya, dan krama. Penelitian ini juga memberikan data intensitas penggunaan bahasa Jawa
dari berbagai jurusanprogram studi di FBS UNY. Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian Adina Riskianingsih yang
berjudul Pemakaian Tingkat Tutur Bahasa Jawa oleh Petani Padi di Desa
22
Sidomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tingkat tutur bahasa Jawa yang ditemukan dalam
penelitian tersebut ada empat macam yaitu ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu dan krama alus. Keempat tingkat tutur tersebut ditemukan dalam interaksi antar
petani padi. Pemakaian tingkat tutur bahasa Jawa dalam interaksi Petani Padi tersebut terlatarbelakangi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu
peserta tutur, tempat dan situasi. Sementara tujuan dari pemakaian tingkat tutur tersebut ada beberapa hal, antara lain untuk menciptakan suasana akrab,
memperhalus tuturan, dan sebagai bentuk penghormatan, baik dari segi usianya yang lebih tua maupun status sosial yang lebih tinggi. Kemudian fungsi yang
nampak dari pemakaian tingkat tutur bahasa Jawa tersebut adalah fungsi fatik, emotik, konotatif dan referensial
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dengan penelitian di atas. Persamaannya terletak pada fokus permasalahan berupa tingkat
tutur bahasa Jawa, terutama dengan penelitian yang kedua, terdapat banyak kesamaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas terletak pada
sasaran dan tempat kajiannya. Sasaran kajian penelitian pertama adalah Dosen, dan Mahasiswa, sasaran kajian penelitian kedua adalah Petani sedangkan pada
penelitian ini sasaran kajiannya adalah aktifis masjid Al Mujahidin UNY.
23
C. Kerangka Pikir