3.2 Metode Penentuan Sampel
Jumlah populasi konsumen yang membeli bunga krisan di Kota Medan tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara nonprobability sampling yakni dengan teknik judgement dan accidental sampling. Judgement sampling dilakukan untuk memilih responden
yang tepat sebagai sumber informasi berdasarkan kriteria tertentu yaitu responden yang gemar membeli bunga krisan. Sedangkan accidental sampling dilakukan
dengan memilih responden secara spontan atau yang kebetulan ditemui di lokasi
penelitiantempat transaksioutlet bunga krisan.
Menurut Hair, et al. 2006 dalam analisis conjoint ukuran sampel yang dipertimbangkan berkisar antara lima puluh sampai dua ratus yang dianggap
sudah cukup memadai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 55 responden yang dianggap telah mewakili populasi
konsumen bunga krisan di Kota Medan yang didapat dengan menggunakan formula Menurut Orme 2010 di bawah ini :
Jumlah Sampel Minimum = [ jumlah level – jumlah atribut + 1] x 5
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer tersebut terdiri dari data langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara. Data
primer berupa opini subjek orang secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda fisik, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian
yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap responden. Pertanyaan dari kuesioner menggunakan pertanyaan terstruktur.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan data sekunder didapat dari sumber lainnya atau instansi terkait yaitu seperti dari buku, penelitian, internet, dan Badan Pusat Statistik BPS berupa data
produksi Bunga Krisan di Kota Medan.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis conjoint merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap barang atau jasa. Analisis didasarkan pada
pemikiran kosumen dalam mengevaluasi nilai dari sebuah objek terhadap kombinasi atributnya masing-masing Hair, et al, 2006.
Pada dasarnya tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satubanyak bagian.
Hasil utama conjoint analysis adalah suatu bentuk desain produk barang jasa objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden Santoso, 2012.
Proses dasar conjoint analysis:
1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level
Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian dari faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh
merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing- masing dipergunakan untuk membuat stimuli. Penentuan atribut dan level
bunga krisan ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa produsen dan beberapa konsumen ketika pra- survey serta literatur yang terkait. Dari
atribut dan subatribut yang telah dibuat diperoleh jumlah atribut Bunga krisan sebanyak tujuh faktor dan terdapat 17 subatribut level taraf yang dapat
dilihat pada tabel 2.2.2 uraian penjelasan tentang atribut dan level.
Universitas Sumatera Utara
1. Mendesain Stimuli
Membuat kombinasi level produk stimuli, tindakan ini dilakukan setelah menentukan atribut dan subatribut bunga krisan. Untuk perancangan
kombinasi subatribut atau level terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu kombinasi berpasangan pairwise comparison dan
kombinasi lengkap full profile. Metode pairwise–comparison merupakan metode evaluasi dua faktor sedangkan metode full–profile merupakan metode
evaluasi banyak faktor. Pada penelitian ini memakai metode full–profile dimana seluruh aspek
diperhatikan sekaligus sehingga deskripsi dari konsep tersebut lebih realistis. Pada pengukuran ini untuk memudahkan responden dalam mengevaluasi
semua stimuli digunakan fractional factorial design yang merupakan teknik untuk mereduksi jumlah stimuli dimana diperoleh stimuli yang hanya
mengukur efek utamanya saja. Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu tipe, warna,
tampilan bunga, kesegaran, ukuran bunga, kemasan, dan harga. Kemungkinan stimuli dari atribut dan level di penelitian preferensi konsumen bunga yaitu
2x3x2x2x3x2x3= 432 stimuli. Oleh karena jumlah stimuli terlalu banyak untuk dievaluasi oleh responden maka digunakan teknik fractional factorial
design melalui konsep SPSS untuk membantu mereduksi stimuli dari 432 kemungkinan stimuli tersebut agar tidak semua kombinasi harus dianalisis
lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memakai prosedur orthogonal pada SPSS maka stimuli yang berjumlah 432 tadi disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi
harus dianalisis. Hasil dari orthogonal design ini yaitu stimuli yang berjumlah 19 dimana 16 stimuli berstatus design sedangkan 3 stimuli merupakan holdout
sample yang digunakan sebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi.
Berikut ini stimuli hasil orthogonal design pada SPSS:
Tabel 3.4.a Atribut Bunga Krisan
Tipe Warna
Tampilan Kesegaran
Ukuran Harga
RpTangkai Kemasan Status Card id
Standart Merah
Kuncup Tidak tahan lama Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
1 Spray
Kuning Kuncup Tidak tahan lama
Besar
Rp. 3.000
Kertas Design
2 Standart
Kuning Mekar
Tahan lama Kecil
Rp. 3.000
Koran Design
3 Spray
Putih Kuncup Tidak tahan lama
Kecil
Rp. 3.000
Plastik Design
4 Standart
Kuning Kuncup
Tahan lama Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
5 Spray
Putih Kuncup
Tahan lama Kecil
Rp. 3.000
Plastik Design
6 Standart
Putih Mekar
Tidak tahan lama Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
7 Spray
Putih Mekar
Tidak tahan lama Besar
Rp. 3.000
Koran Design
8 Spray
Merah Kuncup
Tahan lama Besar
Rp. 3.000
Koran Design
9 Standart
Putih Mekar
Tahan lama Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
10 Spray
Kuning Mekar
Tidak tahan lama Sedang
Rp. 3.000
Plastik Design
11 Standart
Putih Kuncup Tidak tahan lama Sedang
Rp. 3.000
Koran Design
12 Spray
Putih Mekar
Tahan lama Besar
Rp. 3.000
Kertas Design
13 Standart
Putih Kuncup
Tahan lama Sedang
Rp. 3.000
Kertas Design
14 Spray
Merah Mekar
Tahan lama Sedang
Rp. 3.000
Plastik Design
15 Standart
Merah Mekar
Tidak tahan lama Kecil
Rp. 3.000
Kertas Design
16 Standart
Kuning Mekar
Tahan lama Sedang
Rp. 3.000
Plastik Holdout 17
Standart Putih
Kuncup Tahan lama
Besar
Rp. 3.000
Plastik Holdout 18
Universitas Sumatera Utara
Spray Kuning
Kuncup Tahan lama
Sedang
Rp. 3.000
Plastik Holdout 19
Sumber: Data diolah, 2016 Maksud dari tabel di atas yaitu pada stimuli satu kombinasi bunga krisan
yang mungkin menjadi preferensi konsumen adalah bunga krisan standart, warna merah, tampilan kuncup, kesegaran tidak tahan lama, ukuran besar,
kemasan plastik, harga Rp.3.000tangkai. Demikian juga pada stimuli dua, yaitu bunga krisan spray, warna kuning, tampilan kuncup, kesegaran tidak
tahan lama, ukuran besar, kemasan kertas, harga Rp. 3.000tangkai, begitu seterusnya sampai pada stimuli yang ke-19.
2. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada.
Responden akan memberikan rating terhadap stimuli yang ada. Penilaian rating menggunakan skala ordinal yang terukur berupa skala likert dengan
angka 1= sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = cukup suka, 4 = suka, 5 = sangat suka. Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan dengan
proses conjoint. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.
Tabel 3.4.b Pemberian Rating pada Stimuli Bunga krisan
Tipe Bunga
Warna krisan
Tampilan krisan
Kesegaran krisan
Ukuran Bunga
Harga Krisan
RpBks Kemasan
Krisan Status
Card ID
Standart Merah Kuncup
Tidak tahan lama
Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
1 Spray
Kuning Kuncup
Tidak tahan lama
Besar
Rp. 3.000
Kertas Design
2 Standart Kuning
Mekar Tahan lama
Kecil
Rp. 3.000
Koran Design
3
Universitas Sumatera Utara
Spray Putih
Kuncup Tidak tahan
lama Kecil
Rp. 3.000
Plastik Design
4 Standart Kuning
Kuncup Tahan lama
Besar
Rp. 3.000
Plastik Design
5
Spray Kuning
Kuncup Tahan lama
Sedang
Rp. 3.000
Plastik Holdout 19
Sumber: Data diolah, 2016 Rating diisi oleh konsumen bunga krisan yang menjadi responden dalam
penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing –masing dengan menggunakan skala likert dari nilai 1-5. Dari hasil penelitian terhadap stimuli
tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint.
3. Melakukan proses conjoint dengan masukan data yang ada
Hasil penilaian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara
keseluruhan dilihat dari overall statistic pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut bunga krisan yang
diinginkan oleh responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut
yang disertakan dalam kuisioner sebelumnya. 4. Interpretasi Hasil Analisis
Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf
atributnya, importance values yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut bunga krisan serta nilai korelasi
Universitas Sumatera Utara
Pearson dan Kendall’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya.
Menurut Santoso 2012, interpretasi hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh
konsumen. Untuk nilai kepentingan importance values yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut bunga krisan yang paling penting serta untuk
uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau. Uji keakuratannya predictive accuracy:
H : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan
preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
H
1
: adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses
conjoint. Sign. 0,05 maka H
ditolak Sign. 0,05 maka H
diterima Jika Sign. 0,05 maka ada predictive accuracy yang tinggi pada proses
conjoint.
Tabel 3.4.c. Hasil Analisis Conjoint pada Bunga Krisan
No. Atribut
LevelTaraf Nilai
Kegunaan Utility
Values Nilai
Kepentingan Relatif
Importance values
1 Tipe
Standart Spray
-a
1
a
2
b
1
2 Warna
Krisan putih Krisan merah
Krisan kuning a
1
a
2
-a
3
b
2
Universitas Sumatera Utara
3 Tampilan
Bunga Mekar
Kuncup a
1
-a
2
b
3
4 Kesegaran
Tahan lama Tidak tahan lama
a
1
-a
2
b
4
5 Ukuran bunga
Besar Sedang
Kecil a
1
-a
2
-a
3
b
5
6 Harga Rptangkai
Rp.3.000tangkai Rp.3.000tangkai
a
1
-a
2
b
6
7 Kemasan
Plastik Koran
Kertas a
1
-a
2
a
3
b
7
Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Sementara itu untuk mengetahui apakah proses conjoint yang
menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi maka hasil conjoint diuji dengan sejumlah holdout stimuli. Holdout stimuli
adalah stimuli yang dibuat SPSS sebagai penguji hasil yang didapat nanti. Jika nilai signifikansi holdout stimuli 0,000 kurang dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.
3.5.1 Definisi
1. Konsumen bunga krisan adalah sampel yang melakukan pembelian bunga
krisan dipasar tradisional maupun outline 2.
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen
terhadap produk respon mental terhadap suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
3. Preferensi aktual adalah penilaian konsumen yang ada di lapangan.
4. Preferensi estimasi adalah penilaian konsumen berdasarkan hasil perhitungan
conjoint. 5.
Stimuli merupakan kombinasi dari taraf atau level atribut. 6.
Taraflevelsub-atribut adalah nilaigambaran dari atribut bunga krisan yang lebih khusus dan spesifik.
7. Atribut merupakan variabel yang melingkupi bunga krisan meliput i
karateristik yang dimiliki dan ditentukan untuk dipilih oleh konsumen sebagai pertimbangan dalam membeli bunga krisan.
8. Subatribut ialah nilai atau gambaran dari atribut bunga krisan yang lebih
khusus dan spesifik. 9.
Analisis conjoint ialah teknik yang digunakan secara khusus untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa
dan untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen.
10. Nilai kegunaan adalah setiap pendapat responden yang dinyatakan dengan
angka dan menjadi dasar dalam analisis conjoint. 11.
Nilai kepentingan atribut adalah tingkat kepentingan yang diperoleh secara keseluruhan dari tahapan analisis conjoint yang menjelaskan tingkat preferensi
konsumen terhadap kesukaan dan minat pada suatu atribut produk yang telah ditentukan.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kota Medan
2. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
3. Sampel penelitian ialah konsumen yang membeli bunga krisan yang kebetulan
adadijumpai di lokasi penelitian.
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis
Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota
Medan merupakan pusat pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Perbatasan wilayahnya adalah :
1. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang,
3. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan
Universitas Sumatera Utara