Kel. II 0.5
0.5 0.5
0.5 Kel. II+III
0.4 0.4
0.4 0.4
Kel. III 0.25
0.25 0.25
0.25 Sumber : Ditjen Hubdat,2000
II. 4 Penentuan Rumus Kebutuhan Taksi
Penentuan jumlah taksi di Kota Medan berdasarkan variabel pendekatan metode empiris. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
JT = JP x FK x SU…………………………………………II.1 Ket: JT = Jumlah taksi dalam satuan armada
JP = Jumlah Penduduk dalam ribuan FK = Fungsi Kawasan tergantung dari nilai PKN, PKW, PKL, PKK
SU = Sektor Unggulan tergantung dari nilai kelompok sektor Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,2000
Untuk menghitung formula kebutuhan taksi kota Medan berdasarkan variable pendekatan metoda empiris adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk kota Medan sebanyak
2.117.224 jiwa BPS Kota Medan, 2009,maka :
JP =
2.117.224 1000
= 2.117,224 ribu
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi kawasan kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN, maka
FK = 1 3.
Sector unggulan yang mendukung perekonomian kota Medan adalah perdagangan, jasa, pariwisata, industri, dan pertanian, sehingga tercakup
dalam kelompok I+II+III, dengan besar nilai SU = 0,8 4.
Jumlah taksi : JT = JP x FK x SU = 2.117,224 x 3 x 0,8
= 5.081,3376 armada = 5.082 armada
II. 5 Okupansi Perjalanan Taksi
Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang perjalanan taksi berpenumpang maupun taksi
kosong Ofyar Z. Tamin 1997.
Permintaan dan penawaran jasa transportasi khususnya taksi, seringkali terjadi di berbagai tempat. Di suatu tempat ada calon penumpang yang menunggu taksi, dan pada
saat yang sama di tempat berbeda banyak taksi kosong mencari penumpang. Dengan demikian untuk memberikan pelayanan kepada calon penumpang, jumlah penawaran
harus lebih besar dari permintaan atau jumlah taksi yang tersedia lebih besar dari kebutuhan. Konsekuensinya, banyak perjalanan taksi yang tidak berpenumpang
kosong, berarti banyak produk yang terbuang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik iso renevue pada Gambar 2.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kurva iso revenue Sumber : Ofyar Z. Tamin,1997
Dalam kurva iso revenue, P
1
adalah tarif minimum dan P
2
adalah tarif maksimum, sedangkan
P
3
adalah tarif taksi yang ideal. Permintaan terpenuhi apabila berada di atas titik pertemuan
P , artinya dengan tarif yang lebih tinggi maka jumlah
taksi juga lebih banyak penawaran melebihi permintaan.
II. 6. Biaya Operasional Kendaraan