Pelayanan Kefarmasian TINJAUAN PUSTAKA

11

2.5 Pelayanan Kefarmasian

Menurut Permenkes RI nomor 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, yang dimaksud dengan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif pharmaceutical care dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya keselahan pengobatan medication error Pharmaceutical care asuhan kefarmasian adalah konsep dasar dalam pekerjaan kefarmasian yang memberikan tanggung jawab atas dampak pemberian obat kepada pasien Anonim, 2010. Dalam memberikan perlindungan kepada pasien, maka dapat diidentifikasikan bahwa fungsi dari pharmaceutical care adalah menyediakan informasi tentang obat-obatan kepada tenaga kesehatan lainnya serta mendapatkan rekam medis untuk digunakan pemilihan obat yang tepat. Tujuan yang ingin dicapai mencakup mengindentifikasikan hasil pengobatan dan tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapis, agar diterapkan penggunaan secara 12 rasional, memantau efek samping obat, menentukan metode penggunaan obat Bahfen, 2008. Ruang lingkup pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi 2 kegiatan pokok yaitu : a. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, yang terdiri dari : i. perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasien. ii. permintaan obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan. iii. peneriamaan obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya supaya obat dan bahan medis habis pakai yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan. iv. penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya supaya mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan dengan persyaratan yang ditetapkan. v. pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. 13 vi. pengendalian obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya supaya tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan kesehatan dasar. vii. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan. Tujuannnya adalah bukti pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah dilakukan, sebagai sumber data untuk melakukan pengendalian dan sumber data untuk pembuatan laporan. viii. pemantuan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai. Tujuannya untuk mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan Anonim, 2014. b. Pelayanan farmasi klinik. Merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien, yang terdiri dari : i. pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat PIO ii. pelayanan infoemasi obat PIO iii. konseling iv. rondevisite pasien khusus puskesmas rawat inap v. pemantauan dan pelaporan efek samping obat ESO vi. pemantauan terapi obat PTO vii. evaluasi penggunaan obat Anonim, 2014. 14

2.6 Kegiatan Pokok Puskesmas

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Analisis Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Rawat Inap Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli, Puskesmas Bromo Dan Puskesmas Kedai Durian Tahun 2013

15 87 182

Pengaruh Citra Pelayanan Rawat Inap Terhadap Need Masyarakat Di Puskesmas Gelugur Darat Medan Tahun 2010

36 116 105

Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007

4 85 116

Analisis Mutu Pelayanan Rawat Inap Dan Hubungannya Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Askes Plus Di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Medan Tahun 2005

0 20 145

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Rawat Inap Di Kota Medan : Studi Kasus Puskesmas Helvetia, Medan-Deli, Dan Belawan

0 0 12

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Rawat Inap Di Kota Medan : Studi Kasus Puskesmas Helvetia, Medan-Deli, Dan Belawan

0 0 2

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Rawat Inap Di Kota Medan : Studi Kasus Puskesmas Helvetia, Medan-Deli, Dan Belawan

0 0 6

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Rawat Inap Di Kota Medan : Studi Kasus Puskesmas Helvetia, Medan-Deli, Dan Belawan

0 0 14

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Rawat Inap Di Kota Medan : Studi Kasus Puskesmas Helvetia, Medan-Deli, Dan Belawan

0 0 16