DEFINISI PATOGENESA TB-MDR PENYEBAB

2.2 MULTI DRUG RESISTANCEMDR RESISTEN GANDA

2.2.1 DEFINISI

Resistensi ganda menunjukkan M.tuberculosis resisten terhadap rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya. Secara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi menjadi : • Resistensi primer ialah apabila penderita sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan TB • Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah penderitanya sudah pernah ada riwayat pengobatan sebelumnya atau tidak • Resistensi sekunder ialah apabila penderita telah punya riwayat pengobatan sebelumnya PDPI, 2006. Drug Resistance TB dikonfirmasi melalui uji laboratorium yang menunjukkan bahwa isolate Mycobacterium Tuberculosis dapat tumbuh secara invitro meskipun dengan adanya satu atau lebih obat antituberkulosisOAT. Empat kategori resistensi OAT dapat dibedakan atas:  Mono-resistance: resistensi terhadap salah satu dari OAT  Poly-resistance: resistensi terhadap lebih dari satu OAT, selain isoniazid INH dan rifampisin secara bersamaan  Multidrug-resistance: resisten terhadap sekurang-kurangnya INH beserta rifampisin  Extensive drug-resistance: Multidrug-resistance ditambah resisteni terhadap salah satu golongan fluroquinolon, dan sedikitnya satu dari tiga jenis obat lini kedua injeksi kapreomisin, kanamisin dan amikasin Yunita, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 PATOGENESA TB-MDR

Kejadian resistensi M.Tuberculosis terhadap OAT adalah akibat mutasi alami. Amplifikasi M.Tuberculosis yang resisten selanjutnya terjadi akibat kesalahan manusia seperti:  Kesalahan pengelolaan OAT  Kesalahan manajemen kasus TB  Kesalahan proses penyampaian OAT kepada pasien  Kesalahan hasil uji DST  Pemakaian OAT dengan mutu rendah  Kurangnya keteraturan pengobatan atau pengobatan yang tidak selesai TB yang rentan OAT dan TB yang resisten menular dengan cara yang sama yaitu melalui droplet saluran nafas yang menyebar di udara Yunita, 2011.

2.2.3 PENYEBAB

Ada beberapa penyebab terjadinya resitensi terhadap obat tuberkulosis,yaitu : • Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis • Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat, baik karena jenis obatnya yang tidak tepat misalnya hanya memberikan INH dan etambutol pada awal pengobatan, maupun karena di lingkungan tersebut telah terdapat resistensi yang tinggi terhadap obat yang digunakan, misalnya memberikan rifampisin dan INH saja pada daerah dengan resistensi terhadap kedua obat tersebut sudah cukup tinggi • Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya dimakan dua atau tiga minggu lalu stop, setelah dua bulan berhenti kemudian berpindah dokter dan Universitas Sumatera Utara mendapat obat kembali selama dua atau tiga bulan lalu stop lagi, demikian seterusnya • Fenomena “addition syndrome” Crofton, 1987, yaitu suatu obat ditambahkan dalam suatu paduan pengobatan yang tidak berhasil. • Bila kegagalan itu terjadi karena kuman TB telah resisten pada paduan yang pertama, maka “penambahan” addition satu macam obat hanya akan menambah panjang nya daftar obat yang resisten • Penggunaan obat kombinasi yang pencampurannya tidak dilakukan secara baik, sehingga mengganggu bioavailabiliti obat • Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang obat datang ke suatu daerah kadang terhenti pengirimannya sampai berbulan-bulan • Pemakaian obat antituberkulosis cukup lama, sehingga kadang menimbulkan kebosanan • Pengetahuan penderita kurang tentang penyakit TB • Belum menggunakan strategi DOTS PDPI, 2006

2.2.4 FAKTOR RESIKO Beberapa faktor resiko untuk terjadinya kasus TB-MDR adalah:

Dokumen yang terkait

Angka Kejadian Hepatotoksisitas pada Penderita Tuberkulosis Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010

12 121 83

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

1 9 82

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 13

Hubungan Pemakaian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

0 0 2

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 0 12

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 0 2

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 0 4

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 1 30

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 0 3

Profil Pemberian Oat (Obat Anti-Tuberkulosis) Lini Pertama Pada Penderita Tb-Mdr Di RSUP Haji Adam Malik Pada Periode Juli 2012-April 2014

0 0 15