Uji Analisis Data Data Hasil Kuesioner Kesimpulan

likert terdiri dari sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3.4. Uji Analisis Data

Pada penelitian ini uji analisis data menggunakan metode analisis diskriminan dengan bantuan SPSS 17.0.Sebelum di lakukan pengujian analisis diskriminan ada beberapa uji asumsi yang harus dipenuhi yaitu Johnson dan Winchern, 2007: 1. Uji normalitas multivariat terhadap variabel independen dengan menggunakan jarak Mahalanobis dan Khi-kuadrat. Variabel independen dikatakan berdistribusi normal multivariat apabila jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ dari Khi-kuadrat dan pencaran titik yang dibentuk oleh jarak Mahalanobis dan Khi-kuadrat harus membentuk garis lurus. 2. Uji asumsi homogenitas matriks varians kovarians terhadap variabel independen dengan menggunakan uji Box’ M. Uji ini dilakukan untuk menentukan jenis analisis diskriminan yang akan digunakan dalam pembentukkan fungsi diskriminan. Variabel independen antar kelompok dikatakan mempunyai matriks varians kovarians yang sama apabila nilai Box’ M nilai sebaran Khi-kuadrat, serta dapat menggunakan fungsi diskriminan linier. Kedua asumsi di atas terpenuhi maka dapat melakukan proses pembentukan fungsi diskriminan. Pada penelitian ini digunakan metode stepwise estimation. Pada metode ini, variabel independen dimasukkan satu per satu dalam pembentukkan fungsi diskriminan. Kemudian dilakukan uji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan.Uji ini digunakan untuk menunjukan ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. Jika nilai klasifikasi mendekati 100maka klasifikasi dari fungsi dikatakan tinggi. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Kuesioner

Data hasil penelitian dari 5 SMAN favorit Kota Medan dibuat dalam bentuk tabel dan dapat dilihat pada Lampiran 2.Data hasil kuesioner berjumlah 235 responden.Dengan pembagian kelompok atas dua bagian yaitu: kelompok pertama adalah PTN Sumatera dan kelompok kedua adalah PTN Jawa.

4.2. Uji Asumsi Analisis Diskriminan

Sebelum dilakukan analisis diskriminan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi yaitu asumsi distribusinormal multivariat dan homogenitas matriks varians kovarians. Kemudian akan dilakukan pengujian vektor nilai rataan untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikansi antar kelompok untuk setiap variabel independen.

4.2.1. Uji Asumsi Distribusi Normal Multivariat Untuk Seluruh Variabel

Independen Pengujian asumsi distribusi normal multivariat untuk seluruh variabel independen menggunakan jarak Mahalanobis dan Khi-kuadrat pada rumus 2.1. Adapun hasil jarak Mahalanobis dan Khi-kuadrat pada SPSS 17.0 dapat dilihat pada Lampiran 3.Variabel independen dikatakan berdistribusi normal multivariat apabila pencaran titik yang dibentuk oleh jarak Mahalanobis dan Khi-kuadrat harus mendekati garis lurus dan lebih dari 50 Jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ Khi - kuadrat. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Plot Distribusi Normal Multivariat Seluruh Variabel Independen Pada gambar 4.1.pencaran titik yang terbentuk oleh jarak Mahalanobis dan khi- kuadrat hampir membentuk garis lurus. Kemudian menghitung jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ Khi-kuadrat: Persentase jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ Khi-kuadrat = � � � 100 dimana: � = jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ Khi-kuadrat � = jumlah responden Maka diperoleh sebagai berikut: Persentase jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ Khi-kuadrat = 193 235 � 100 = 82,12 Variabel independen pada penelitian ini dikatakan berdistribusi normal multivariat karena mempunyai jumlah nilai jarak Mahalanobis ≤ khi -kuadrat lebih besar dari 50 yaitu 82,12. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Uji Asumsi Homogenitas Untuk SeluruhVariabel Independen

Uji asumsi homogenitas untuk seluruh variabel independen digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikansi antar kelompok PTN di Sumatera dan PTN di Jawa. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Box’ M. Antar kelompok dikatakan mempunyai varians yang sama apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Dengan menggunakan rumus 2.9, 210 dan 2.11 maka diperoleh hasil seperti pada SPSS 17.0di bawah ini: Tabel 4.1. Uji Box’ M Boxs M 107.611 F Approx. 2.880 df1 36 df2 176646.950 Sig. .100 Dapat dilihat pada tabel diatas diperoleh nilai p-value statistik uji Box’ M adalah 0,100. Maka varians antar kedua kelompok dikatakan sama. 4.3.Pembentukkan Fungsi Diskriminan Dengan Metode Stepwise Estimation Pada metode stepwiseestimationvariabel independen dimasukkan satu per satu kemudian dilakukan proses diskriminan. Pada metode ini, ada variabel yang tidak digunakan dalam pembentukkan fungsi diskriminan.

4.3.1. Menentukan Variabel-variabel Pembentuk Fungsi Diskriminan

Untuk menentukan variabel-variabel pembentuk fungsi diskriminan dapat mengunakan metode Mahalanobis dengan rumus 2.1 maka hasil yang diperoleh sama dengan menggunakan SPSS 17.0 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Metode Mahalanobis Step Min. D Squared Exact F Entered Statistic Between Groups Statistic df1 df2 Sig. 1 Akreditasi PTN 1.529 Sumatera and Jawa 89.441 1 233.000 3.582E-18 2 Banyak program studi 2.184 Sumatera and Jawa 63.610 2 232.000 9.436E-23 3 Uang kuliah murah 2.517 Sumatera and Jawa 48.667 3 231.000 2.050E-24 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang memenuhi persyaratan untuk membentuk persamaan diskriminan hanya tiga variabel yaitu akreditasi PTN, banyaknya program studi dan uang kuliah yang murah.Pada tabel diatas terdapat tiga tahap yaitu pada urutan pertama ada akreditasi PTN dengan nilai signifikansi 3,582E.18.Pada urutan kedua ada banyaknya program studi yang ditawarkan dengan nilai signifikansi sebesar 9,436E.23 dan pada urutan ketiga ada variabel uang kuliah yang murah dengan nilai signifikansi sebesar 2,050E.24.

4.3.2. Variable in the Analysis

Berikut adalah tabel yang menunjukkan kondisi urutan variabel-variabel independen yang dianalisis: Tabel 4.3.Variable in the Analysis Step Tolerance Sig. of F to Remove Min. D Squared Between Groups 1 akreditasi PTN 1.000 .000 2 akreditasi PTN .998 .000 .742 sumatera and Jawa banyaknya program studi .998 .000 1.529 sumatera and Jawa Universitas Sumatera Utara 3 akreditasi PTN .992 .000 .973 sumatera and Jawa banyaknya program studi .978 .000 1.736 sumatera and Jawa uang kuliah murah .973 .000 2.184 sumatera and Jawa Terlihat bahwa tabel diatas mempunyai tiga tahap. Tahap pertama diisi oleh akreditasi PTN dengan nilai toleransi sebesar 1,00. Di tahap kedua akreditasi PTN dan diikuti oleh banyaknya program studi dengan masing-masing memiliki nilai toleransi sebesar 0,998. Dan pada tahap ketiga ada tiga variabel yaitu akreditasi PTN, banyaknya program studi dan uang kuliah yang murah dengan masing-masing memiliki nilai toleransi sebesar 0,992, 0,978 dan 0,973.

4.3.3. UjiWilk’s Lambda

Dengan menggunakan uji Wilk’s Lambda dapat diperoleh perbedaan antar kelompok berdasarkan nilai signifikansi dari variabel-variabel independen.dengan rumus 2.12 maka hasil yang diperoleh sama dengan menggunakan SPSS 17.0 sebagai berikut: Tabel 4.4. Uji Wilk’s Lambda Step Number of Variables Lambda df1 df2 df3 Exact F Statistic df1 df2 Sig. 1 1 .723 1 1 233 89.441 1 233.000 .000 2 2 .646 2 1 233 63.610 2 232.000 .000 3 3 .613 3 1 233 48.667 3 231.000 .000 Tabel tersebut menunjukkan perubahan nilai Lambda dan nilai Uji F dalam tiap tahap. Sampai tahap ketiga nilai signifikansi 0,05 maka variabel tersebut Universitas Sumatera Utara merupakan variabel pembentuk fungsi diskriminan. Angka signifikansi untuk 3 variabel sebesar 0,00 dan nilai pada Uji F sebesar 89,441 pada tahap pertama dan pada tahap ketiga signifikansi sebesar 0,00 dan nilai pada Uji F sebesar 48,667. Karena nilai signifikansi 0,00 0,05 maka variabel masing-masing kelompok berbeda.

4.3.4. Uji Korelasi Kanonis

Berikut adalah tabel untuk menguji korelasi kanonis.Besar nilai korelasi kanonis adalah antara 0-1.Maka hasil yang diperoleh sama dengan menggunakan SPSS 17.0 sebagai berikut: Tabel 4.5.Uji Korelasi kanonis Function Eigenvalue of Variance Cumulative Canonical Correlation 1 .632 a 100.0 100.0 .822 Pada tabel diatas terdapat kolom nilai korelasi kanonis yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara hasil diskriminan atau besarnya variabilitas yang mampu diterangkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen.Nilai korelasi kanonis sebesar 0,822 berarti variabel independen berkorelasi tinggi karena mendekati angka 1.Untuk setiap fungsi diskriminan, eigenvalue merupakan rasio sum of square SS dalam kelompok.Semakin besar nilai eigenvalue maka semakin bagus fungsi diskriminan yang terbentuk.

4.3.5. Uji Struktur Matriks

Berikut adalah tabel struktur matriks untuk menunjukkan urutan karakteristik adanya korelasi antara variabel-variabel independen dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Dengan menggunakan SPSS 17.0 diperoleh: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Struktur matriks Function 1 akreditasi PTN .779 banyaknya program studi .543 reputasi PTN a .352 uang kuliah murah -.221 kondisi fisik PTN a .153 informasi a .110 promosi a -.014 tuntutan orangtua a -.007 Terlihat pada tabel diatas bahwa variabel akreditasi PTN merupakan variabel dengan nilai korelasi tertinggi sebesar 0,779 diikuti oleh banyaknya program studi dengan nilai 0,543 dan yang terakhir oleh uang kuliah yang murah sebesar 0,221. Adanya huruf “a” pada beberapa variabel menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak diikutkan dalam proses analisis diskriminan selanjutnya.

4.3.6. Fungsi Diskriminan Kanonis

Berikut adalah tabel fungsi diskriminan kanonis dengan menggunakan SPSS 17.0: Tabel 4.7.Fungsi Diskriminan Kanonis Function 1 Uang kuliah murah -.347 Akreditasi PTN .848 Banyak program studi .566 Constant -3.874 Tabel fungsi diskriminan kanonis mengukur seberapa kuat keterkaitan antara skor diskriminan dan kelompok yang merupakan fungsi diskriminan tunggal dan penentu variabel fungsi diskriminan.Variabel pembentuk fungsi diskriminan Universitas Sumatera Utara kanonis yaitu uang kuliah yang murah, akreditasi PTN dan banyaknya Program Studi.Fungsi diskriminan yang standar adalah � = −0,347 � 1 + 0,848 � 2 + 0,566 � 3 Koefisien fungsi diskriminan pada variabel � 1 bertanda negatif, artinya variabel � 1 mempunyai pengaruh negatif, yaitu setiap kenaikan satu satuan nilai variabel � 1 maka menurunkan skor diskriminan sebesar 0,347. Sedangkan pada variabel � 2 dan � 3 bertanda positif, artinya variabel � 2 dan � 3 mempunyai pengaruh positif, yaitu setiap kenaikan satu satuan nilai variabel � 2 dan � 3 maka menaikkan skor diskriminan masing-masing sebesar 0,848 dan 0,566.

4.3.7. GroupCentroids Rata-rata Kelompok

Tabel 4.9.menjelaskan bahwa ada dua kelompok yang disebut dengan kelompok diskriminan, yaitu kelompok PTN di Sumatera dan PTN di Jawa. Pada tabel ini setiap kelompok mempunyai nilai centroids.Berikut adalah tabel groupcentroids: Tabel 4.8.GroupCentroids PTN yang dipilih Function 1 Sumatera -.844 Jawa .743 Kelompok PTN di Sumatera merupakan kelompok dengan rata-rata centroid negatif dan kelompok PTN di Jawa merupakan kelompok dengan rata-rata centroid positif. Jumlah responden yang memilih PTN Sumatera dan PTN Jawa berbeda. Maka diperoleh nilai pemisah cutting point 0,101. Artinya jika seorang responden mempunyai skor diskriminan 0,101 maka masuk ke kelompok PTN Sumatera dan jika mempunyai skor diskriminan 0,101 maka masuk ke kelompok PTN Jawa. Universitas Sumatera Utara

4.3.8. Statistik Klasifikasi

Berikut adalah proses klasifikasi dengan menggunakan SPSS 17.0: Tabel 4.9. Proses Klasifikasi Processed 235 Excluded Missing or out-of-range group codes At least one missing discriminating variable Used in Output 235 Tabel tersebut menunjukkan bahwa banyaknya responden yang diproses berjumlah 235 responden dan tidak ada yang tidak diproses missing. Selanjutnya, tabel pengklasifikasian dua kelompok dengan jumlah masing-masing responden dengan menggunakan SPSS 17.0 sebagai berikut: Tabel 4.10. Klasifikasi Kelompok PTN yang dipilih Prior Cases Used in Analysis Unweighted Weighted Sumatera .500 110 110.000 Jawa .500 125 125.000 Total 1.000 235 235.000 Pada tabel diatas terlihat bahwa ada dua klasifikasi yaitu kelompok yang memilih PTN di Sumatera sebesar 110 responden dan kelompok yang memilih PTN di Jawa sebesar 125 responden.

4.3.9. Nilai Pemisah Cutting Score

Pada tabel 4.8 diperoleh nilai group centroids untuk kelompok Sumatera sebesar - 0,844 dan nilai group centroids untuk kelompok Jawa sebesar 0,743.Pada tabel 4.10 diperoleh jumlah responden yang masuk ke dalam kelompok Sumatera Universitas Sumatera Utara sebesar 110 responden dan jumlah responden yang masuk ke dalam kelompok Jawa sebesar 125 responden. Maka dapat diperoleh nilai cutting score � �� sebagai berikut: � �� = � � � � + � � � � � � + � � = 1100,743 + 125 −0,844 110 + 125 = 81,73 + −105,5 235 = − 23,77 235 = − 0,1011 Diperolehnilai pemisah sebesar -0,1011artinya jika seorang responden mempunyai skor diskriminan -0,1011 maka masuk ke kelompok PTN Sumatera dan jika seorang responden mempunyai skor diskriminan -0,1011 maka masuk ke kelompok PTN Jawa.

4.3.10. Uji Klasifikasi Fungsi Diskriminan

Hasilpengklasifikasian responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11. Klasifikasi Fungsi Diskriminan PTN yang dipilih Predicted Group Membership Total Sumatera Jawa Original Count Sumatera 77 33 110 Jawa 18 107 125 Sumatera 70.0 30.0 100.0 Jawa 14.4 85.6 100.0 Cross-validated a Count Sumatera 77 33 110 Jawa 20 105 125 Sumatera 70.0 30.0 100.0 Jawa 16.0 84.0 100.0 Pada kolom original, kelompok PTN Jawa mempunyai 77 responden atau 70 sedangkan 33 responden atau 30 berpindah ke kelompok PTN Jawa. Sementara itu, 107 responden atau 85,6 yang berada di kelompok PTN Jawa ada 18 Universitas Sumatera Utara responden atau 14,4 berpindah ke kelompok PTN Sumatera. Maka klasifikasi dari fungsi diskriminan dihitung dengan cara sebagai berikut: APER = 77+107 235 = 0,7829 atau 78,3 Adapun jumlah observasi yang salah dalam pengklasifikasian yaitu sebesar Hit Ratio = 33+18 235 = 0,217 atau 21,7 Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian maka diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada tiga faktor-faktor yang menyebabkan siswa lebih memilih PTN di Jawa adalah uang kuliah murah, akreditasi PTN dan banyaknya program studi yang ditawarkan. 2. Fungsi diskriminan yang diperoleh adalah Z = - 0,437 � 1 + 0,848 � 2 + 0,566 � 3 Koefisien fungsi diskriminan pada variabel � 1 uang kuliah murah bertanda negatif, artinya variabel tersebut mempunyai pengaruh negatif, yaitu setiap kenaikan satu satuan nilai variabel � 1 maka menurunkan skor diskriminan sebesar 0,347. Sedangkan pada variabel � 2 akreditasi PTN dan � 3 banyaknya program studi bertanda positif, artinya variabel � 2 dan � 3 mempunyai pengaruh positif, yaitu setiap kenaikan satu satuan nilai variabel � 2 dan � 3 maka menaikkan skor diskriminan masing-masing sebesar 0,848 dan 0,566. Dengan ketepatan klasifikasi fungsi diskriminan adalah sebesar 78,3 artinya, ketepatannya tinggi karena mendekati 100. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran