Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

29 tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya 0,05 maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” Ghozali, 2011 : 105. Salah satu metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah sebagai berikut : 1. Besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. 2. Besaran Korelasi Antar Variabel Independen. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah di bawah 95. Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2011 : 110 Uji Autokorelasi ini Universitas Sumatera Utara 30 bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtun waktu time series dimana penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson DW test. Adapun ketentuan dalam pengujian ini sebagai berikut : a. Bila nilai Durbin Watson d terletak antara batas atas du dan 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol du d 4 – du artinya tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif. b. Bila nilai d dl batas bawah maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif. c. Bila nilai d 4-dl maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif. d. Bila nilai d terletak antara du dengan dl atau d terletak diantara 4-du dan 4-dl, maka hasil tidak dapat diputuskan ada autokorelasi atau tidak. Universitas Sumatera Utara 31

3.7.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastistas bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas” Ghozali, 2011 : 139. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik plot dengan dasar analisis Menurut Ghozali 2011 : 139 yaitu: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, secara titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi Universitas Sumatera Utara 32 heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Analisis Jalur

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS MELALUI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

0 13 19

PENDAHULUAN PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS MELALUI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

0 2 11

MANAJEMEN LABA, BIAYA MODAL EKUITAS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS MELALUI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

0 3 61

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

0 0 16

Pengaruh Struktur Modal terhadap Kualitas Laba dengan Pengungkapan Sukarela sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1 1 28

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

PENGARUH KUALITAS LABA TERHADAP BIAYA MODAL DENGAN PENGUNGKAPAN SUKARELA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 2

Pengaruh Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta: Keberadaan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 9

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7