Struktur Vegetasi .1 Luas Bidang Dasar LBD

berlaku bagi organisme yang mempunyai kisaran kemampuan adaptasi yang sempit Krebs, 1978. 4.2 Struktur Vegetasi 4.2.1 Luas Bidang Dasar LBD Salah satu indikator dalam menelaah struktur hutan yang sering digunakan adalah berupa luas bidang dasar yang digunakan untuk menghitung dominansi suatu jenis vegetasi tertentu. Gambar 4.6 Luas Bidang Dasar Tertinggi dari 10 Famili Tingkat Pancang di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa nilai LBD tertinggi pada famili pancang terdapat pada famili Fagaceae sebesar 0,049 m 2 , dan diikuti oleh famili Dipterocarpaceae sebesar 0,022 m 2 , Guttiferae sebesar 0,021 m 2 , Sapindaceae dan Dilleniaceae sebesar 0,014 m 2 , Rosaceae sebesar 0,012, Myrtaceae sebesar 0,011 m 2 , Tiliaceae sebesar 0,010 m 2 , Crypteroniaceae sebesar 0,009 m 2 , dan Alangiaceae sebesar 0,009 m 2 . Nilai LBD yang tinggi dari setiap famili menunjukkan bahwa faktor lingkungan dari setiap famili diatas mendukung pertumbuhan setiap jenis tumbuhan dari setiap famili tersebut sehingga setiap tumbuhan mampu tumbuh dengan ukuran yang maksimal dan jumlah individu dari setiap tumbuhan tersebut dapat ditemukan dalam jumlah yang besar dan mendominasi area yang ada disekitarnya. .0 4 9 .0 2 2 .0 2 1 .0 1 4 .0 1 4 .0 1 2 .0 1 1 .0 1 .0 9 .0 9 .0 4 8 0.000 0.020 0.040 0.060 LB D m Famili Universitas Sumatera Utara Menurut Polunin 1989, tumbuhan hanya dapat tumbuh pada kondisi yang sesuai dan jenis tumbuhan lain memiliki kebutuhan yang berbeda. Air, suhu, cahaya, iklim memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, perkembangan yang normal, proses reproduksi, serta adaptasi terhadap lingkungan ekstrim. Gambar 4.7 Luas Bidang Dasar Tertinggi dari 10 Famili Tingkat Tiang di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Dari Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa nilai LBD tertinggi pada famili tiang terdapat pada famili Fagaceae sebesar 0,254 m 2 , dan diikuti oleh famili Lauraceae sebesar 0,129 m 2 , Moraceae sebesar 0,124 m 2 , Crypteroniaceae sebesar 0,114 m 2 , Myrtaceae sebesar 0,099 m 2 , Euphorbiaceae dengan nilai yang sama sebesar 0,093 m 2 , Actinidiaceae sebesar 0,086 m 2 , Bombacaceae sebesar 0,084 m 2 , Hypericaceae sebesar 0,078 m 2 dan Anacardiaceae m 2 . Dominasi famili Fagaceae pada tingkat tiang disebabkan oleh karakteristik dari famili ini yang tumbuh sepanjang tahun Longlife dan memiliki ukuran yang lebih besar dibanding tumbuhan lainnya. Odum 1971 menyatakan bahwa jenis yang dominan mempunyai produktivitas yang besar. Keberadaaan jenis dominan menjadi suatu indikator bahwa jenis tersebut berada pada habitat yang sesuai dalam mendukung pertumbuhannya. Adanya variasi nilai luas bidang dasar yang cukup signifikan disebabkan variasi ukuran dari setiap tumbuhan yang .2 5 4 .1 2 9 .1 2 4 .1 1 4 .0 9 9 .0 9 3 .0 8 6 .0 8 4 .0 7 8 .0 7 3 .4 9 7 0.000 0.200 0.400 0.600 LB D m 2 Famili Universitas Sumatera Utara memperlihatkan perbedaan pertumbuhan setiap tumbuhan tersebut. Yefri 1987, menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter batang adalah jenis dan umur pohon. Gambar 4.8 Luas Bidang Dasar Tertinggi dari 10 Famili Tingkat Pohon di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Dari Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa nilai LBD tertinggi pada famili pohon terdapat pada famili Fagaceae sebesar 17,997 m 2 , diikuti oleh famili Guttiferae sebesar 4,770 m 2 , Myrtaceae 3,906 m 2 , Tiliaceae sebesar 3,357 m 2 , Moraceae sebesar 3,244 m 2 , Euphorbiaceae sebesar 3,030 m 2 , Ebenaceae sebesar 2,129 m 2 , Crypteroniaceae sebesar 1,913 m 2 , Dipterocarpaceae sebesar 1,683 m 2 , dan Meliaceae sebesar 1,674 m 2 . Nilai luas bidang dasar yang tinggi dari famili Fagaceae dikarenakan ukuran dan jumlah pohon dari famili ini lebih besar dibandingkan famili lainnya. famili ini juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap faktor lingkungan dibandingkan dengan famili lainnya. Menurut Baker 1979, keberadaan suatu jenis tegakan pada komunitas tumbuhan sangat dipengaruhi oleh toleransi terhadap keadaan lingkungan di kawasan tersebut. Toleransi suatu jenis pohon memperlihatkan kemampuan suatu jenis pohon dalam bersaing dengan jenis pohon lainnya terhadap kebutuhan cahaya matahari maupun persaingan sistem perakaran dalam media tumbuhnya. 1 7 .9 9 7 4 .7 7 3 .9 6 3 .3 5 7 3 .2 4 4 3 .0 3 2 .1 2 9 1 .9 1 3 1 .6 8 3 1 .6 7 4 6 .0 8 7 1.00 2.00 4.00 8.00 16.00 32.00 LB D m 2 Famili Universitas Sumatera Utara

4.3 Indeks Nilai Penting INP

Dokumen yang terkait

Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

1 37 89

Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

0 18 89

Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

0 0 12

Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

0 0 2

Studi Efek Tepi Perkebunan Rakyat Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kabupaten Karo Sumatera Utara

0 0 2

Studi Efek Tepi Perkebunan Rakyat Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kabupaten Karo Sumatera Utara

0 0 2

Studi Efek Tepi Perkebunan Rakyat Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kabupaten Karo Sumatera Utara

0 0 5

Studi Efek Tepi Perkebunan Rakyat Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kabupaten Karo Sumatera Utara

0 0 4

Studi Efek Tepi Perkebunan Rakyat Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kabupaten Karo Sumatera Utara

0 2 70

STUDI EFEK TEPI PERKEBUNAN RAKYAT TERHADAP STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN GUNUNG SIBUATAN KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains NATANAIL JAWAK

0 0 14