Deforestasi dan Sistem Perkebunan Rakyat
2.2 Deforestasi dan Sistem Perkebunan Rakyat
Menurut Humphreys 1996, deforestasi terjadi ketika areal hutan ditebang habis dan diganti dengan bentuk penggunaan lahan lainnya. Di Indonesia, deforestasi sering terjadi antara lain karena adanya program-program pembangunan tertentu, misalnya pembukaan hutan untuk lahan pemukiman dan pertanian di areal transmigrasi. Aktivitas manusia yang berkaitan dengan upaya memanfaatkan hutan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kondisi komunitas tumbuhan yang ada di dalamnya. Aktivitas manusia di dalam hutan yang bersifat merusak komunitas tumbuhan misalnya penebangan pohon, pencurian hasil hutan, peladangan liar, pengembalaan liar, pembakaran hutan, dan perambahan dalam kawasan hutan Indriyanto, 2006. Perkebunan rakyat sering tercakup dalam istilah umum “sistem perladangan berpindah”, karena banyak peladang berpindah membudidayakan tanaman perkebunan tanaman keras. Tetapi perkebunan rakyat harus dilihat sebagai kategori analisa yang berbeda, karena meskipun berkaitan erat dengan sistem perladangan berpindah, perkebunan rakyat cenderung dilaksanakan pada jenis lahan yang berbeda dan mengikuti logika produksi yang sama sekali berbeda Dove, 1993. Weinstock dan Sunito 1989 menyarankan perbedaan fundamental antara “peladang berpindah” dan “perambah hutan”. “Peladang berpindah” dijabarkan sebagai orang-orang “yang melaksanakan sistem pertanian berotasi dengan masa bera yang lebih lama daripada masa tanam.“Para perambah hutan” dijabarkan sebagai orang-orang “yang mungkin menggunakan sistem tebas bakar vegetasi yang ada, tetapi dengan niatan utama untuk mendirikan usaha pertanian yang permanen atau semi-permanen. Banyak deforestasi yang diakibatkan petani kecil, didorong budidaya tanaman pangan pokok misalnya jagung, ubi kayu, beras dan budidaya tanaman komersial skala kecil misalnya kopi, coklat, kapas Rautner et al., 2013. Universitas Sumatera Utara2.3 Fragmentasi Habitat
Parts
» 100 100 Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Tumbuhan Bawah Area III 100 100
» 100 100 100 Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Tumbuhan Bawah Area VIII 1 100 100
» 100 100 Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Semai Area VIII 100
» Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Pancang Area VIII 100
» Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Tiang Area X 100
» 100 100 Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Pohon Area VII
» 100 100 Indeks Nilai Penting Jenis Tingkat Pohon Area IX
» 100 100 Indeks Nilai Penting Famili Tingkat Tumbuhan Bawah Area I
» Indeks Nilai Penting Famili Tingkat Tumbuhan Bawah Area VII 100 1 100 100 100 100
» 100 100 100 100 100 Indeks Nilai Penting Famili Tingkat Pancang Area II 100
» Indeks Nilai Penting Famili Pohon Area X 100 Frekuensi Luas Basal Area Dominansi
» Waktu dan Tempat Deskripsi Area .1 Letak dan Ketinggian Metode Penelitian
» Pelaksanaan Penelitian .1 Di Lapangan
» Struktur Vegetasi .1 Luas Bidang Dasar LBD
» Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E
» Deforestasi dan Sistem Perkebunan Rakyat
Show more