Kesimpulan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Sebagai Salah Satu Langkah Penyehatan Perbankan

102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengaturan penyediaan modal bank umum tidak ada diatur dalam UU Perbankan, namun pengaturan penyediaan modal bank umum diatur dalam PBI No. 1512PBI2013. PBI No. 1512PBI2013 membedakan modal bagi bank yang berkantor pusat di Indonesia dengan modal bagi bank yang berkantor pusat di luar negeri. Modal bagi bank yang berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti tier 1 dan modal pelengkap tier 2. Penyediaan modal inti bank sebesar 6 enam persen dari ATMR dan penyediaan modal pelengkap diperhitungkan paling tinggi sebesar 100 seratus persen dari modal inti. Modal bagi bank yang berkantor pusat di luar negeri terdiri dari dana usaha, laba ditahan dan laba tahun lalu, cadangan umum, saldo surplus revaluasi aset tetap; pendapatan komprehensif lainnya, cadangan tujuan serta cadangan umum penyisihan penghapusan aset dan penyediaan besaran modal bagi bank yang berkantor pusat di luar negeri tidak diatur secara jelas dalam PBI No. 1512PBI2013, namun dalam Pasal 10 ayat 2 diutarakan penyediaan modal bagi bank yang berkantor pusat diluar negeri wajib memperhitungkan faktor- faktor yang menjadi pengurang modal. 2. Ketentuan penilaian kesehatan bank umum diatur dengan jelas dalam Pasal 2 ayat 3 PBI No. 131PBI2011. Pasal 2 ayat 3 mengutarakan bank wajib Universitas Sumatera Utara 103 melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan risiko Risk-based Bank Rating baik secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor yang diatur dalam Pasal 6 yaitu profil risiko risk profile, good corporate governance GCG, rentabilitas earnings, serta permodalan capital. 3. Kewajiban penyediaan modal minimum bank umum sebagai salah satu langkah penyehatan perbankan terlihat dari fungsi modal minimum bank umum sebagai penyerap risiko yang timbul dari risiko kredit, risiko operasional, risiko pasar, dan risiko lainnya yang tidak sepenuhnya diperhitungkan dalam ATMR agar bank mampu mengantisipasi potensi kerugian yang timbul dari risiko ATMR sehingga bank tetap sehat dan keberlangsungan usahanya tidak terganggu. Kewajiban penyediaan modal minimum bank umum merupakan salah satu langkah penyehatan perbankan tercermin dalam isi Pasal 2 ayat 1 PBI No. 1512PBI2013 yang mewajibkan bank menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Pasal 2 ayat 3 mengutarakan penyediaan modal minimum sesuai profil risiko ditetapkan paling rendah sebesar 8 delapan persen dari ATMR dan yang paling tinggi sebesar 11 dari ATMR.

B. Saran