53
1512PBI2013  tentang  Kewajiban  Penyediaan  Modal  Minimum  yaitu  paling rendah  sebesar  8  delapan  persen  dari  Aset  Tertimbang  Menurut  Risiko.
Penyediaan  modal  minimum  disesuaikan  dengan  peringkat  profil  risiko  bank. Semakin  tinggi  peringkat,  semakin  besar  pula  modal  yang  disediakan.  Apabila
bank tersebut tidak mampu menyediakan modal minimumnya sesuai profil risiko, maka  dapat  dikatkan  kondisi  bank  tersebut  tidak  sehat.  Kecukupan  modal
memberikan gambaran bank tersebut sehat atau tidak sehat.
B. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Untuk  menilai  suatu  kesehatan  bank  dapat  dilihat  dari  berbagi  segi. Penilaian  ini  bertujuan  untuk  menentukan  apakah  bank  tersebut  dalam  kondisi
yang  sehat,  cukup  sehat,  kurang  sehat  dan  tidak  sehat,  sehingga  Otoritas  Jasa Keuangan OJK sebagai pengawas dan pembina bank dapat memberikan arahan
atau  petunjuk  bagaimana  bank tersebut  harus  dijalankan  atau  bahkan  dibubarkan kegiatan operasinya.
115
Penilaian  kesehatan  bank  umum  sebagai  bentuk  upaya  pengawasan  bank umum oleh OJK. Melalui hasil dari penilaian ini OJK dapat mengambil tindakan-
tindakan  yang  harus  dilakukan  terhadap bank  tersebut.  Penilaian  kesehatan  bank umum dapat juga dikatakan sebagai sarana untuk menyehatkan bank. Dikarenakan
kesehatan  bank  yang  merupakan  cerminan  kondisi  dan  kinerja  bank  merupakan sarana  bagi  otoritas  pengawas  dalam menetapkan  strategi  dan  fokus  pengawasan
terhadap  bank.  Pada  penjelasan  Pasal  2  ayat  1  dinyatakan  bahwa  Kesehatan Bank  harus  dipelihara  danatau  ditingkatkan  agar  kepercayaan  masyarakat
115
Supriyo Hartadi W. , Op.Cit., hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
54
terhadap Bank dapat tetap terjaga. Selain itu, Tingkat Kesehatan Bank digunakan sebagai  salah  satu  sarana  dalam  melakukan  evaluasi  terhadap  kondisi  dan
permasalahan  yang  dihadapi  Bank  serta  menentukan  tindak  lanjut  untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan Bank, baik berupa corrective action oleh
Bank maupun supervisory action oleh OJK.
116
Sehingga kesehatan bank tersebut dapat diketahui, apakah bank tersebut kondisinya baik atau buruk.
Pasal 30 ayat 1 UU  Perbankan mengutarakan Bank wajib menyempaikan kepada  Bank  Indonesia,  segala  keterangan,  dan  penjelasan  mengenai  usahanya
menurut  tata  cara  yang  ditetapkan  oleh  Bank  Indonesia.
117
Penilaian  kesehatan bank  merupakan  salah  satu  keterangan   dan  penjelasan  mengenai  usahanya  yang
harus disampaikan kepada Bank Indonesia. Dalam ayat 2 juga dinyatakan Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan
buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang  diperlukan  dalam  rangka  memperoleh  kebenaran  dari  segala  keterangan,
dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
118
Penilaian  kesehatan  bank  umum  yang  baru  mulai  diberlakukan  pada  tahun 2012.  Dasar  hukumnya  adalah  PBI  No.  131PBI2011  tanggal  5  Januari  2011
tentang  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank  Umum.  PBI  tersebut  menggantikan PBI sebelumnya  No. 610PBI2004 tentang  Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank  Umum  yang  telah  berlaku  selama  hampir  tujuh  tahun.  Petunjuk  teknis
116
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penjelasan Pasal 2 ayat 1.
117
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun  1998 Tentang Perbankan, Bab V, Pasal 30 ayat 1.
118
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun  1998 Tentang Perbankan, Bab V, Pasal 30 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
55
pelaksanaanya  mengacu  ke  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  No.13  24  DPNP tanggal 25 Oktober 2011.
119
Struktur atau komponen penilaian bank yang lama tertuang dalam Peraturan Bank  Indonesia  nomor  610PBI2004  tanggal  12  April  2004  serta  ketentuan
pelaksanaannya  sesuai  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  No.623DPNP  tanggal  31 Mei 2004. Semua komponen pada CAMELS 2004 lebih mengarah pada ukuran-
ukuran  kinerja  perusahaan  secara  internal,  mulai  dari  Capital,  Asset  Quality, Management,  Earning  Power,  dan  Liquidity,  serta  Sensitivity  to  Market  Risk.
Sistem penilaian dengan 5 faktor tersebut sering disebut dengan CAMELS Rating System.
120
Sebelum  CAMELS,  cara  menghitung  tingkat  kesehatan  bank  yang  lebih “jadul”  lagi  yaitu  CAMEL  yang  berlaku  mulai  tahun  1991  berdasarkan  Surat
Edaran  BI  No.  2321BPPP  tanggal  28  Februari  1991.  Pada  CAMEL,  sebagian besar  proses  penilaian  kesehatan  bank  menggunakan  rumus-rumus  matematika
dan sistem scoring dari hasil penilaian untuk setiap parameter, yaitu dengan skala 0  sampai  100.  Dan  nilai  akhir  dari  kesehatan  bank  pun  akhirnya  berupa  angka
yang  selanjutnya  menentukan klasifikasi  kesehatan  bank  yaitu  “Sehat”,  “Cukup
Sehat”, “Kurang Sehat” dan “Tidak Sehat”. Indikator pada CAMEL tersebut juga sangat sederhana.
121
119
Budi  Hermana,  “Perbandingan  Tatacara  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank,” http:pena.gunadarma.ac.idperbandingan-tatacara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank
diakses tanggal 29 September 2015.
120
Budi  Hermana,  “Perbandingan  Tatacara  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank,” http:pena.gunadarma.ac.idperbandingan-tatacara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank
diakses tanggal 29 September 2015.
121
Budi  Hermana,  “Perbandingan  Tatacara  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank,” http:pena.gunadarma.ac.idperbandingan-tatacara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank
diakses tanggal 29 September 2015.
Universitas Sumatera Utara
56
Dengan  dikeluarkannya  PBI  No.  131PBI2011,  maka  bank  umum diwajibkan  melakukan  penilaian  tingkat  kesehatan  bank  menggunakan  tata  cara
yang  tercantum  dalam  PBI  Nomor  131PBI2011  dengan  menggunakan pendekatan berdasarkan Risiko Risk based Bank Rating seperti yang diutarakan
dalam  Pasal  2  ayat  3  PBI  No.  131PBI2011.  Pasal  6  PBI  No.  131PBI2011 mengutarakan  penilaian  tingkat  kesehatan  bank  secara  individual  dengan
menggunakan  pendekatan  risiko  risk-based  Bank  Rating  dengan  cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut:
122
1. profil risiko risk profile;
2. good corporate governance GCG;
3. rentabilitas earnings; dan
4. permodalan capital.
Tahap-tahap  penilaian  bank  pada  RGEC  risk  profile,  good  corporate governance, earnings, dan capital boleh disebut model penilaian kesehatan bank
yang  sarat  dengan  manajemen  resiko.  Menurut  BI  dalam  PBI  tersebut, Manajemen Bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini sebagai
landasan  dalam  menilai  Tingkat  Kesehatan  Bank:  Berorientasi  Risiko, Proporsionalitas,  Materialitas  dan  Signifikansi,  serta  Komprehensif  dan
Terstruktur.
123
Cara  perhitungan  pada  RGEC –  dibandingkan  metode  CAMELS  –  relatif
berbeda signifikan pada komponen “R“, yaitu Risk Profile. Kini, penilaian Risk
122
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab I, Pasal 2 ayat 3.
123
Budi  Hermana,  “Perbandingan  Tatacara  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank,” http:pena.gunadarma.ac.idperbandingan-tatacara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank
diakses tanggal 29 September 2015.
Universitas Sumatera Utara
57
Profile relatif lebih “ribet” karena mengunakan matriks dengan dua dimensi. Dulu – maksudnya dengan CAMELS – bisa langsung diketahui nilai peringkat skornya
antara  1  sampai  5  jika  sudah  mengetahui  nilai  indikatornya.  Namun  kini,  ada aspek  lain  yang  perlu  dipertimbangkan  sebelum  memperoleh  nilai  akhir  untuk
indikator tersebut. Misalnya “ratio debitur inti terhadap total kredit” sebuah bank adalah  …..  Tahap  pertamanya  sama  dengan  metoda  CAMELS  yaitu
menentukan  peringkat  jika  diketahui  nilai  indikatornya.  Penilaian  untuk  faktor lainnya,  yaitu faktor “G, E, dan C” secara umum sama seperti penilaian dengan
CAMELS  sebelumnya.  Semua  komponen  menggunakan  indikatorkomponen penilaian yang tidak berubah drastis.
124
Terdapat beberapa prinsip-prinsip umum dalam penilaian tingkat kesehatan bank.  Manajemen  Bank  perlu  memperhatikan  prinsip-prinsip  umum  sebagai
landasan  dalam  menilai  Tingkat  Kesehatan  Bank.  Prinsip-  prinsip  umum  dalam penilaian  tingkat  kesehatan  bank  umum    tercantum  dalam  Surat  edaran  No.
1324DPNP yakni:
125
1. berorientasi risiko;
2. proporsionalitas;
3. materialitas dan signifikasi;
4. komprehensif dan terstruktur.
Pasal 3 ayat 1 PBI No. 131PBI2011 mengutarakan Bank wajib melakukan penilaian sendiri self assessment Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan
pendekatan  Risiko  Risk-based  Bank  Rating  baik  secara  individual  maupun
124
Budi  Hermana,  “Perbandingan  Tatacara  Penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank,” http:pena.gunadarma.ac.idperbandingan-tatacara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank
diakses tanggal 29 September 2015.
125
Surat edaran No. 1324DPNP
Universitas Sumatera Utara
58
secara  konsolidasi.
126
Pasal  9  ayat  1  PBI  No.  131PBI2011  mengutarakan Peringkat  Komposit  Kesehatan  Bank  ditetapkan  berdasarkan  analisis  secara
komprehensif  dan  terstruktur  terhadap  peringkat  setiap  faktor  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  8  ayat  2,  ayat  3,  ayat  4,  dan  ayat  5  dengan
memperhatikan materialistis dan signifikasi masing-masing faktor.
127
Selanjutnya dalam Pasal 9 ayat 2 membagi kategori peringkat komposit sebanyak 5 tingkatan
yakni:
128
1. Peringkat Komposit 1 PK-1.
2. Peringkat Komposit 2 PK-2.
3. Peringkat Komposit 3 PK-3.
4. Peringkat Komposit 4 PK-4.
5. Peringkat Komposit 5 PK-5.
Peringkat  komposit  memberikan  artian  bahwa  semakin  rendah  peringkat komposit  bank  semakin  baik  kondisi  dan  keadaan  bank  tersebut  begitu  juga
sebaliknya  semakin  tinggi  peringkat  komposit  bank  tersebut  mencerminkan kondisi dan keadaan bank tersebut sangat buruk. Setelah dilakukan penilaian oleh
Bank  Indonesia  danatau  hasil  self  assesment  oleh  Bank  akan  dilakukan  tindak lanjut  hasil  penilaian    tingkat  kesehatan  bank.  Pasal  13  ayat  1
PBI  No. 131PBI2011
dinyatakan  dalam  hal  berdasarkan  hasil  penilaian  Tingkat
126
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab II, Pasal 3 ayat 1.
127
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab III, Pasal 9 ayat 1.
128
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab III, Pasal 9 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
59
Kesehatan  Bank  yang  dilakukan  oleh  Bank  Indonesia  danatau  hasil  self assesment oleh Bank terdapat:
129
1. faktor  tingkat  kesehatan  bank  yang  ditetapkan  dengan  peringkat  4  atau
peringkat 5; 2.
peringkat komposit tingkat kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 4 atau peringkat 5; danatau
3. peringkat  komposit  tingkat  kesehatan  bank  yang  ditetapkan  dengan  peringkat
3,  namun  terdapat  permasalahan  signifikan  yang  perlu  diatasi  agar  tidak mengganggu  kelangsungan  usaha  bank,  maka  direksi,  dewan  komisaris,
danatau  pemegang  saham  pengendali  bank  wajib  menyampaikan  action  plan kepada Bank Indonesia.
Menurut  penjelasan  Pasal  13  ayat  1  PBI  No.  131PBI2011  action  plan memuat  langkah-langkah  perbaikan  yang  akan  dilaksanakan  oleh  bank  dalam
rangka  mengatasi  permasalahan  signifikan  yang  dihadapi  beserta  target  waktu penyelesaiannya.  Action  plan  rencana  tindakan  yang  disampaikan  oleh  bank
merupakan  komitmen  bank  kepada  Bank  Indonesia.  Pasal  13  ayat  2  PBI  No. 131PBI2011  mengutarakan  Bank  Indonesia  berwenang  meminta  bank  untuk
melakukan  penyesuaian  terhadap  action  plan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat 1. Penyampaian action plan oleh bank diatur dalam ayat 3 yaitu:
130
1. sesuai  batas  waktu  tertentu  yang  ditetapkan  Bank  Indonesia,  untuk  action  plan
yang merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia;
129
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab V, Pasal 13 ayat 1.
130
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab V, Pasal 13 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
60
2. paling lambat pada tanggal 15 Agustus, untuk penilaian tingkat kesehatan bank
posisi  akhir  bulan  Juni  dan  tanggal  15  Februari  untuk  penilaian  tingkat kesehatan  bank  posisi  akhir  bulan  Desember,  untuk  action  plan  yang
merupakan tindak lanjut dari hasil self assesment bank. Pasal  15  PBI  No.  131PBI2011
menyatakan  Bank  Indonesia  berwenang melakukan  pemeriksaan  terhadap  pelaksanaan  action  plan  oleh  bank.  Penilaian
kesehatan  bank  dilakukan  setiap  tahun,  apakah  ada  peningkatan  atau  penurunan. Pasal  3  ayat  2  PBI  No.  131PBI2011  mengemukakan  penilaian  sendiri  self
assessment  tingkat  kesehatan  bank  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1 dilakukan  paling  kurang  setiap  semester  untuk  posisi  akhir  bulan  Juni  dan
Desember  dan  selanjutnya  dalam  ayat  5  huruf  a  dikatakan  untuk  penilaian tingkat kesehatan bank secara individual, paling lambat pada tanggal 31 Juli untuk
penilaian  tingkat  kesehatan  bank  posisi  akhir  bulan  Juni  dan  tanggal  31  Januari untuk penilaian tingkat kesehatan bank posisi akhir bulan Desember dan ayat 3
mengutarakan  Bank  wajib  melakukan  pengkinian  self  assessment  tingkat kesehatan  bank  sewaktu-waktu  apabila  diperlukan.  Penjelasan  Pasal  3  ayat  3
PBI  No.  131PBI2011  tentang  pengkinian  self  assessment  Tingkat  Kesehatan Bank sewaktu-waktu dilakukan antara lain dalam hal:
131
1. kondisi keuangan bank memburuk;
2. bank menghadapi permasalahan antara risiko likuiditas dan permodalan; atau
3. kondisi  lainnya  yang  menurut  Bank  Indonesia  perlu  dilakukan  pengkinian
penilaian tingkat kesehatan.
131
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia  Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penjelasan Pasal 3 ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
61
Pasal  3  ayat  4  PBI  No.  131PBI2011  menetapkan  bahwa  hasil  self assessment tingkat kesehatan bank sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat
3 yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib disampaikan kepada dewan komisaris.
132
Penjelasan  Pasal  3 ayat  4  mengutarakan  bagi  kantor cabang  bank asing,  hasil  self  assessment  disampaikan  kepada  pihak  yang  sesuai  struktur
organisasi  internal  bank  bertanggung  jawab  untuk  mengawasi  secara  langsung kegiatan dan kinerja kantor cabang bank asing di Indonesia.
133
Pasal 4 ayat 1 mengutarakan wewenang Bank Indonesia untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan
Desember  dan  Pasal  4  ayat  2  mengatakan  Bank  Indonesia  berhak  melakukan pengkinian  penilaian  kesehatan  bank  sewaktu-waktu  apabila  diperlukan.  Pasal  4
ayat  3  juga  mengutarakan  penilaian  tingkat  kesehatan  bank  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  1  dan  pengkinian  penilaian  tingkat  kesehatan  bank
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  2  dilakukan  berdasarkan  hasil  pemeriksaan, laporan berkala yang disampaikan bank, danatau informasi lain. Penjelasan Pasal
4 ayat 3 mengutarakan informasi lain dapat berupa:
134
1. informasi hasil penilaian dari otoritas lain yang berwenang;
2. informasi  yang  diketahui  secara  umum  seperti  hasil  penilaian  dari  lembaga
pemeringkat dan informasi dari media masa; danatau 3.
Data  atau  informasi  terkait  kantor  cabang  Bank  asing  mengenai  kondisi keuangan  dan  peringkat  rating  dari  kantor  pusatnya  di  luar  negeri  yang
132
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bab II, Pasal 3 ayat 4.
133
Republik  Indonesia,  Peraturan  Bank  Indonesia  Nomor  131PBI2011  tentang  Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penjelasan  Pasal 3 ayat 4.
134
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penjelasan Pasal 4 ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
62
dihasilkan  oleh  otoritas  yang  berwenang  atau  lembaga  pemeringkat internasional.
Ketika melakukan penilaian, barangkali terdapat perbedaan-perbedaan hasil penilaian  tingkat  kesehatan  bank  yang  dilakukan  oleh  Bank  Indonesia
sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  dengan  hasil  self  assesment  penilaian tingkat  kesehatan  bank.  Pasal  5  mengutarakan  dalam  rangka  pengawasan  bank,
apabila terdapat perbedaan hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh  Bank  Indonesia  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  4  dengan  hasil  self
assesment penilaian tingkat kesehatan bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 maka yang  berlaku adalah hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan
oleh Bank Indonesia. Ditegaskan  dalam  Pasal  2  ayat  2  bahwa  dalam  rangka  melaksanakan
tanggung  jawab  atas  kelangsungan  usaha  bank,  direksi  dan  dewan  komisaris bertanggung jawab untuk memelihara dan memantau tingkat kesehatan bank serta
mengambil  langkah-langkah  yang  diperlukan  untuk  memelihara  danatau meningkatkan  tingkat  kesehatan  bank  bagi  bank  yang  kesehatannya  terus
meningkat tidak menjadi masalah, akan tetapi bagi bank yang kurang sehat harus mendapat  pengarahan  atau  sanksi  dari  Bank  Indonesia.  Bank  Indonesia  dapat
menyarankan  untuk  melakukan  perubahan  manajemen,  bergabung,  konsolidasi, akuisisi  atau  malah  dilikuidasi  keberadaanya  jika  memang  kondisi  bank  tersebut
sudah parah.
135
135
Supriyo Hartadi W. , Op.Cit., hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
63
C. Sanksi atas Penurunan Tingkat Kesehatan Bank Umum