Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam Gambaran Hubungan Antara Paritas dengan Tindakan Ibu dalam

oleh peneelitian Agnes 2005, di wilayah kerja Puskesmas Semayang Kabupatan Deli Serdang yang sangat menyatakan bahwa ada pengaruh antara pendidikan terhadap pemeriksaan kehamilan. Menurut Widyastuti 2010, tingkat pendidikan merupakan prosess pemberdayaan peserta didik sebagai subjek objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan yang tinggi di pandang perlu bagi kaum wanita, karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi mereka dapat meningkatkan tarif hidup, mampu membuat keputusan menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan penegetahuan dan pengambilan keputusan.

5.6 Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam

Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan penelitian menunjukkan responden yang mempunyai pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan kategori baik lebih banyak yaitu sebanyak 77,8 lebih banyak responden melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan umur kehamilannya di bandingkan dengan responden yang tingkat pengetahuannya tidak baik. Dari tabel 4.12 dapat dilihat nilai p value = 0,001 α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu terhadap tindakan pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Hutabalang Kecamatan Badiri Tapanuli Tengah. Universitas Sumatera Utara Hal ini menunjukkan faktor pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan secara statistik juga menunjukan ada pengaruh yang signifikan p0,05 Sesuai dengan penelitian Nuracmah 2004 kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksan selama kehamilan merupakan penyebab utama terjadinya kematian ibu saat melahirkan, karena kualitas kehamilan sangat menentukan keberhasilan proses persalinan secara aman. Demikian juga dengan pendapat Hermiyanti 2003 bahwa tingkat pendidikan yang masi rendah merupakan salah satu penyebab kematian ibu bersalin akibat perdarahan, infeksi dan penyebab lai seperti komplikasi keguguran.

5.6 Gambaran Hubungan Antara Paritas dengan Tindakan Ibu dalam

Pemeriksaan Kehamilan Mempunyai anak lebih lebih dari 4 orang akan meningkatkan resiko terhadap ibu dan bayinya. Lebih-lebih kalau jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat dari seringnya hamil, melahirkan dan menyusui. Sehingga sering mengakibatkan berbagai masalah seperti ibu yang menderita anemia, kurang gizi, dan bahkan sering terjadi pendarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibu. Resiko melahirkan bayi cacat dan Berat Badan Lahir Rendah BBLR juga meningkatkan setelah 4 kali kehamilan dan setelah usia ibu 35 tahun Soetjiningsih, 1995. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat nilai p value = 0,442 α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas terhadap pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Hutabalang Kecamatan Badiri Universitas Sumatera Utara Tapanuli Tengah. Hal ini menunjukkan faktor paritas tentang pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang tidak mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan secara statistik juga menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan p0,05 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muniarti 2007, setelah dilakukan uju analsis statistik dengan korelasi pearson chi-square di dapati nilai p value = 0,841 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistic antara paritas dengan pemeriksaan kehamilan.

5.7 Gambaran Hubungan Antara Jarak Kelahiran dengan Tindakan Ibu