Teori Pertukaran Perilaku KAJIAN PUSTAKA

25 julukan baru. Di institusi total terdapat beberapa, sifat hubungan sipir dan napi yang terjadi sejak pertama kali napi masuk penjara.

2.2 Teori Pertukaran Perilaku

Homans Dalam buku Sosiologi Kontemporer. Poloma, 2007 menjelaskan asal mula kekuasaan dan wewenang dalam kaitannya dengan prinsip kepentingan minimum. orang yang memiliki kepentingan yang paling sedikit untuk kelangsungan situasi sosial adalah yang paling bisa menentukan kondisi – kondisi asosiasi. Prinsip ini menghasilkan kekuasaan di tangan salah satu pihak yang berpartisipasi sebab dalam pertukaran seseorang memiliki kapasitas yang lebih besar untuk memberi orang lain ganjaran ketimbang yang mampu diberikan orang itu kepadanya.Dalam organisasi formal, hubungan yang asimetris dapat berlangsung, melalui kekuasaan memaksa. Kekuasaan memaksa merupakan pertukaran yang tidak seimbang. Seseorang yang berstatus lebih tinggi akan lebih banyak menyediakan barang - barang yang langka dalam hubungannya dengan permintaan tetapi dia juga akan menerima lebih banyak barang yang tersedia. Ketika sedang berinteraksi orang mengharapkan ganjaran mereka harus seimbang dengan biayanya. Bilamana ganjaran - ganjaran tersebut tidak sesuai lagi dengan distribusi keadilan itu, maka kita akan berada dalam situasi ketidakadilan atau ketimpangan dalam distribusi ganjaran. Homans percaya bahwa proses pertukaran ini dapat dijelaskan lewat lima pernyataan preposisional yang saling berhubungan. Proposisi ini adalah proposisi sukses, stimulus, nilai dan restu agresi. Proposisi sukses dapat dinyatakan bahwa dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh Universitas Sumatera Utara 26 ganjaran, maka kian kerap ia melakukan tindakan itu. Dalam proposisi ini homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Proposisi stimulus dapat dinyatakan bahwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran maka akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama.Proposisi nilai dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi nilai sutu tindakan maka kian senang seseorang melakukan tindakan itu artinya proposisi yang menempatkan ganjaran atau hukuman merupakan hasil dari tindakan seseorang tersebut. Preposisi Deprivasi menyatakan bahwa semakin sering di masa lalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut meningkatkan ganjaran tersebut. Preposisi restu agresi menyatakan bahwa bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya atau menerima hukuman yang tidak diinginkan maka ia akan marsh dan ia akan cenderung menunjukan perilaku agresif dan hasil perilaku demikian menjadi bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari yang dikirakan maka ia akan merasa senag dia kan lebih mungkin melakukan perilaku yang disenanginya dan hasil dari perilaku yang demikian akan bernilai baginya. Menurut Blau Dalam buku Sosiologi Kontemporer. Poloma, 2007, terdapat dua persyaratan yang harus dipenuhi bagi perilaku yang menjurus pada pertukaran sosial : 1. Perilaku tersebut harus berorientasi pada tujuan - tujuan yang hanya dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara 27 2. Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan - tujuan tersebut. Tujuan yang diinginkan itu dapat berupa ganjaran ekstrinsik seperti uang, barang — barang atau jasa — jasa dan ganjaran ekstrinsik termasuk kasih saying, kehormatan dan kecantikan Blau Dalam buku Sosiologi Kontemporer. Poloma, 2007 mengakui tidak semua transaksi sosial bersifat simetris dan berdasarkan pertukaran sosial yang seimbang. Di dalam hubungannya dengan masalah stratifikasi, kits dapat berbicara tentang pertukaran sejauh hubungan - hubungan itu menguntungkan bagi para anggota yang berkedudukan tinggi atau rendah. Suatu hubungan kekuasaan yang bersifat memaksa merupakan hubungan terdapat pertukaran tidak seimbangan yang dipertahankan melalui sanksi - sanksi negatif.

2.3 Stratifikasi sosial