commit to user 19
b. Metode Kooperatif GI
Group Investigation
Group investigation
memiliki akar filosofi, etnis, psikologi penulisan sejak awal tahun abad ini. Yang paling terkenal diantara tokoh-tokoh terkemuka
dari orientasi pendidikan ini adalah John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kooperatif di dalam kelas sebagai prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai
masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif dimana guru dan murid membangun proses
pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang belajar
adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan.
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa. Slavin,
2005:214.
Sebuah metode investigasi kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh dari premis bahwa baik dominan sosial maupun intelektual proses
pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya.
Group investigation
tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan
dalam kelompok kecil, dimana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif terus bertahan. Aspek rasa sosial dari kelompok, pertukaran
intelektualnya, dan maksud dari subyek yang berkaitan dengannya dapat bertindak
sebagai sumber penting bagi usaha siswa untuk belajar Slavin, 2005:215.
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok menurut Robert E.Slavin 2005:218-220 dapat dikemukakan sebagai
berikut:
commit to user 20
Tahap 1: Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam
kelompok. 1
Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
2 Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah
mereka pilih. 3
Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
4 Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang
telah dipilih dari pada tahap 1 di atas.
Tahap 3: Melaksanakan investigasi
1 Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. 2
Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.
3 Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua
gagasan.
Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir
1 Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
2 Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan
bagaimana mereka membuat presentasi mereka. 3
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir
1 Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
commit to user 21
2 Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif. 3
para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas.
Tahap 6: Evaluasi
1 Siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas
yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
2 Guru beserta siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
3 Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
3. Media Pembelajaran