BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh hasil analisa, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Waktu  fermentasi  berpengaruh  terhadap  jumlah  gas  bio  yang  dihasilkan
dimana pada hari ke-24 diperoleh gas bio optimum campuran limbah cair dan air  100:0  vv  menghasilkan  gas  bio  terbesar  sebesar  205,617L  dengan
persentase  penyisihan  TSS  sebesar  89,85    976  mgL  dan  persentase penyisihan COD sebesar 23,89  1386 mgL.
2. Kuantitas  gas  bio  yang  dihasilkan  pada  hari  ke-24  watu  fermentasi  dengan perbandingan campuran limbah cair dan air 100:0 adalah berwarna biru.
3. Persen  penyisihan  COD  setelah  waktu  fermentasi  24  hari  terbesar  pada perbandingan volume campuran limbah cair dan air 65:35 vv yaitu  sebesar
46,83. 4. Persen  penyisihan  TSS  setelah  waktu  fermentasi  24  hari  terbesar  pada
perbandingan campuran volume limbah cair dan air 100:0 vv yaitu  sebesar 89,85.
5. Potensi ekonomi dari pemanfaatan campuran limbah cair industri tapioka dan air sebagai gas bio menguntungkan.
6. Sianida tidak mempengaruhi volume gas bio yang dihasilkan.
5.2 SARAN
Adapun saran yang diberikan untuk kemajuan penelitian selanjutnya adalah: 1. Untuk  menghasilkan  volume  gas  bio  yang  besar  diperlukan  bahan  baku
dengan  kandungan  lemak  dan  protein  yang  besar  dibandingkan  kandungan karbohidrat,  selain  itu  substrat  juga  harus  mudah  terdegradasi,  contohnya
kotoran manusia. 2. Dilakukan variasi terhadap suhu, misalnya fermentasi dilakukan pada kondisi
termofilik  dengan  kisaran  suhu  40-50
o
C  atau digester yang  digunakan
Universitas Sumatera Utara
dilengkapi  dengan  media  pemanas,  supaya  kinerja  mikroba  mesofilik  lebih baik.
3. Dilakukan analisa terhadap BOD untuk mengukur kebutuhan oksigen akibat aktivitas mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa organik.
4. Dilakukan  pengurangan  kadar  sianida  dalam  bahan  baku,  misalnya  dengan proses klorinasi atau oksidasi.
5. Sebaiknya digester dilengkapi  pengaduk  agar  kerja  mikroba  dapat  merata dengan baik.
6. Dilakukan  variasi  terhadap  nutrisi,  untuk  melihat  volume  gas  bio  yang dihasilkan besar atau kecil.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sutrisno. 2010. Aplikasi Reaktor Biogas Sistem Colar Sebagai Alternatif Sumber Energi  Sebagai  Upaya  Pemanfaatan  Limbah  Cair  Industri  Tapioka.  Institut
Pertanian Bogor
[2]  Agung.  2012. Cara  Cepat  Membuat  Biogas  Dari  Kotoran  Hewan  dan  Sampah Dirumah. http:rumahenergi.com. 16 Mei 2012
[3]  Surya,  H.  2009. Produksi  Biogas  Pengolahan  Limbah  Cair  Industri  Tapioka. http:tapiokapati.com . Diakses pada tanggal 12 Mei 2012
[4] Faqihabdulloh.  2011. Analisa  Mengenai  Dampak  Lingkungan. hhtp:www.faqi- habdulloh.  wordpress.comcategoryilmu-lingkungan.  Diakses  pada  tanggal  16  Mei
2012
[5]  Ubalua. Cassava  wastes:  treatment  options  and  value  addition  alternatives. Cassava  Research  Programme,  National  Root  Crops  Research  Institute  NRCRI
Umudike,  P.M.B.  7006  Umuahia,  Abia.  African  Journal  of  Biotechnology  Vol.  6 18, pp. 2065-2073, 19 September 2007
[6]    Adelekan,  BA  dan  Bamgboye,  AI. Perbandingan  Produktivitas  Biogas  Dari Singkong Kulit Dicampur Dalam Rasio Yang Dipilih Dengan Limbah Ternak Utama.
Jurnal Afrika Penelitian Pertanian. Vol 4. 2009.
[7]  Rukmana,  Rahmat. Ubi  Kayu  Budi  Daya  Dan  Pascapanen.  1997.  Penerbit kanisius Yogyakarta
[8]  Widianta,  Ardhiles  dan  Deva,  Widi  Prima. Ubi  Kayu  Manihhot  esculenta Sebagai  Bahan  Alternatif  Pengganti  Bensin  Bioethanol  yang  Ramah  Lingkungan.
SMA Negeri 6 Bengkulu. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012
[9]  Prihandana,  R.,  Noerwijan,  K.,  Adinurani,  G.,  Setyaningsih,  D.,  Setiadi,  S.,  dan Hendroko,  R. Bioethanol  Bahan  Bakar  Masa  Depan. Agro  media  Jakarta  selatan.
2007
[10] Badan Statistik Pusat. 2009. [11]  Sunarso,  Sumardiono,  S.,  dan  Budiyono. Biogas  Production  Using  Anaerobic
Biodigester  From  Cassava  Starch  Effluent. Department  of  Chemical  Engineering, Faculty  of  Engineering,  Diponegoro  University. Internat.  J.  of  Sci.  and  Eng.  Vol.
12:33-37, Dec. 2010, Sunarso et al.
[12]  Nagib  Ma  Nassar. Singkong. http:www.ristek.go.id. Diakses  pada  tanggal  2 Mei 2012
Universitas Sumatera Utara
[13]  IPTEK.  2010. Tanaman  Obat  Indonesia.  Sentra  Informasi  IPTEK.  BPPT [15] Bangun,  J,  F,  Sihombing. Penggunaan  Media  Filtran  Dalam  Upaya  Mengurangi
Beban  Cemaran  Limbah  Cair  Industri  Kecil  Tapioka.  Departemen  Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian. 2007
[14]  Retnani,  Yuli.  2010 Penerapan  Produksi  Bersih  Industri  Tapioka  Untuk Mengurangi  Pencemaran  Lingkungan. Departemen  Ilmu  Nutrisi  dan  Teknologi
Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor
[15] Bangun,  J,  F,  Sihombing. Penggunaan  Media  Filtran  Dalam  Upaya Mengurangi  Beban  Cemaran  Limbah  Cair  Industri  Kecil  Tapioka.  Departemen
Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian. 2007
[16]  Greenfield, R.E.  1971. Industrial  Waste  Water  Control.  A  Text  Book  and Reference Book. Departement of Civil Engineering Illionis, Institute of Technology
Chicago, Illionis.
[17]  Bank  Indonesia,  Direktorat  Kredit,  Bpr  Dan  Umkm. Pola  Pembiayaan  Usaha Kecil Ppuk Pengolahan Tepung Tapioka. 2011
[18]  Dwi,  W,N  dan  Susanti,  Ina. Studi  Penerapan  Produksi  Bersih  Studi  Kasus Pada  Perusahaan  Pulp  And  Paper  Serang. Program  Studi  Teknik  Lingkungan  FT
Undip Jurnal PRESIPITASI. Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X
[19]  Agustina,  Fransiska.  2011. Aplikasi  Parameter  Produk  Biogas  Dari  Limbah Cair  Industri  Tapioka  Dalam  Bioreaktor  Anaerobik  2  Tahap.  Magister  Teknik
Kimia. Universitas Diponegoro. Semarang
[20] Hanifah,  Abu.  Jose,  Cristine.  Dan  Nugroho.  1999. Proses  pembuatan biogas. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
[21]  Mai,  H.N.P.  2006. Integrated  Treatment  of  Tapioca  Processing  Industrial Wastewater. Wageningen University: Ph.D Thesis.
[22] Widotono, 2009. Kandungan Limbah. http:limbah.com. Diakses pada tanggal 2 Mei 2012.
[23] Hanifah, Abu. Jose, Cristine. Dan Nugroho. Pengolahan Limbah Cair Tapioka Dengan  Teknologi  Em  Effective  Mikroorganisms. Fakultas  Matematika  dan  Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Riau. Jurnal Natur Indonesia III 2: 95 - 103 2001
[24] Lampiran B. VIII KEP-51 MNLH 10 1995 [25] Wang, X., S. Zhang, J. Wang, X. Yu and X. Lu 2012. Exploring Optimal Feed
to  Microbes  Ratio  for  Acidogenic  Fermentation  of  Cassava  Residue  from  Bewery. Bioresources 71: 1111-1122.
Universitas Sumatera Utara
[26]  Fitri. Produksi  Angkak  oleh  Monascus  purpureus  Dalam  Medium  Limbah Tapioka, Ampas Tapioka dan Ampas Tahu. Bul. Teknik dan Industri Pangan. Vol. V.
no. 3. 2009
[27] Garcelon dan clark, 2007. Komposisi biogas. http:www. Gasbio.com. Diakses pada tanggal 29 April 2012
[28] Saragih, B, R. Analisis Potensi. FT UI, 2010. [29]  Romaito,  H.  2010. Pra  Rancangan  Pabrik  Pembuatan  Metana  Cair  Dari
Limbah  Cair  Industri  Tapioka  Dengan  Kapasitas  3360  KgHari. Jurusan  Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara
[30] Robert, C. 2003. Fermentasi Anaerob. http:www.lwr.kth.sePublikationerPDF FilesAMOV_ex_2001_16.pdf. 2 Mei 2012
[31] BPS. 2013. Produksi Ubi Kayu Menurut Propinsi. [32]  Sangyoka,  S,.  Reungsang,  A  dan  Monamart,  S. Repeated-batch  Fermentative
for  Bio-hydrogen  Production  from  Cassava  Starch  Manufacturing  Wastewater. Department  of  Biotechnology  and  Fermentation  Research  Center  for  value  Added
Agricultural  Products,  Faculty  of  Technology,  Khon  Kaen  University,  A.  Thailand. Pakistan Journal Of Biological Sciences 10 1:1782-1789, 2007
[33]  Ananthakrishnan,  R.,  Sudhakar,  K.,  Goyal,  A.  dan  Satya  S,. Economic Feasibility  Of  Substituting  LPG  With  Biogas  For  Manit  Hostels.  Department  of
Energy,  Pradesh,  India.  International  Journal  of  ChemTech  Research.  Vol.5,  No.2, pp 891-893, April-June 2013
[34] Wikipedia.  2013.  Methane.
http:en.wikipedia.orgwikiDensities_of_ theelements 28_page29.  Diakses pada 7 Oktober 2013.
[35] PNPM. 2013. Menghitung Karbon Dalam Pnpm Lmp: Biogas Dan Penanaman.
[36] Badan Lingkungan Hidup. 2008 [37] Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah. 2008
[38]  Firdaus,  F.  2005. Studi  Pendahuluan  Pembuatan  Biogas  Dari  Sampah  Buah- buahan. Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan  Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 63 Hal.
[39] Hasan, Mahmud. Potensi dari Limbah cair Industri Tahu. Biogas.pdf. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2013
[40] Wintolo, Marhento dan Rochman Isdiyanto. 2011. Prospek Pemanfatan Biogas Dari Pengolahan Air  Limbah  Industri Tapioka.  Pusat Penelitian dan Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
Teknologi  Ketengalistrikan,  Energi  Baru,  Terbarukan  dan  Konservasi Energi. 12:103-112
[41] Shofyan, Muhammad. 2010. Pemanfaatan Limbah Cair tapioka Sebagai Biogas. Web Forum UPI.
[42]  Milono,  P.,  T.  Lindajati,  and  S.  Aman.  1981.  Biogas  Production  from Agricultural  Organic  Residues.  The  First  ASEAN  Seminar- Workshop  on  Biogas
Technology, Working Group on Food waste Materials. 52-65.
[43]  Sharifani,  S.    dan  Soewondo,P.  2013. Degradasi  Biowaste  Fasa  Cair,  Slurry, Dan  Padat  Dalam  Reaktor  Batch  Anaerob  Sebagai  Bagian  Dari  Mechanical
Biological Treatment Degradation Of Biowaste In Liquid, Slurry, And Solid Phase In Anaerob Batch Reactor As Part Of Mechanical Biological Treatment. Program Studi
Teknik  Lingkungan.  Fakultas  Sipil  dan  Teknik  Lingkungan.  Institut  Teknologi Bandung.
[44]  Azizah,  N.,  Baarri  dan  Mulyani  S. Pengaruh  Lama  Fermentasi  Terhadap
Kadar  Alkohol,  Ph,  Dan  Produksi  Gas  Pada  Proses  Fermentasi  Bioetanol  Dari Whey Dengan Substitusi Kulit Nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan . Vol. 1 No.
2.  Hal. 72-77 2012
[45] Suroso, Erdi. 2011. Model Proses Produksi Industri Tapioka Ramah Lingkungan Berbasis Produksi Bersih. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
[46] Belladiana, Umayi.  2013. Pengaruh Komposisi Campuran Limbah Cair  Industri Tapioka  dengan  Air  terhadap  Gas  Bio  yang  dihasilkan.  Departemen  Teknik  Kimia.
Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara
[47]  Agustira,  Riyanda.  2012. Kajian  Beberapa  Karakteristik  Kimia  Air,  Fisika  Air Dan  Debit  Sungai  Pada  Aliran  Limbah  Pabrik  Tapioka  Kawasan  Das  Padang  Dan
Sekitarnya. Program  Studi  Agroekoteknologi  Fakultas Pertanian.  Universitas Sumatera Utara. Medan
[48] Mulyani, Sasongko, dan Soetrisnanto. Pengaruh Preklorinasi Terhadap Proses Start  Up Pengolahan  Limbah  Cair  Tapioka  Sistem Anaerobic  Baffled  Reactor.
Magister  Teknik  Kimia.  Universitas  Diponegoro.  Semarang. Vol.  8,  No.  1,  April 2012 : 21- 27
[49]  Esoy,  A,  H.  Odegaard  and  G.  Bentzen.  1998. The  Effect  of  Sulphide  and Organic  Matter  on  The  Nitrification  Activity  In  Biofilm  Proccess. Water  Science
Technologhy 37 1: 115-122
[50]  MetCalf    Eddy,  “Wastewater  Engineering  :  Treatment,  Disposal  and  Reuse. 4th  ed.,”  McGraw  Hill  Book  Co:  New  York,  2003  dalam  Romaito,  H.. Pra
Rancangan  Pabrik  Pembuatan  Metana  Cair  Dari  Limbah  Cair  Industri  Tapioka Dengan  Kapasitas  3360  KgHari. Jurusan  Teknik  Kimia  Fakultas  Teknik.
Universitas Sumatera Utara, 2010, hal
Universitas Sumatera Utara
[51]  Sham,  H.  1984.  Anaerobic  wastewater  treatment.  Dikutip  dalam  Fiechter,  A. Ed. Advances in Biochemical Eng.Biotech. Vol. 29. Springer Verlag. Berlin.
[52]  Lettinga,  Gatze  and  Haandel,  A.C.V.  1994. Anaerobic  Sewage  Treatment,  a Practical Guide for Regions with a Hot Climate. John wiley and Son. Inggris dalam
Hasan, Mahmud. 2013. Potensi dari Limbah cair Industri Tahu. Biogas.pdf
[53]  Ginting,  P.  2007.  Sistem  Pengolahan  Lingkungan  dan  Limbah  Industri.  CV. Yrama  Widya,  Bandung  Dalam  Diva  Alam  Vegantara. Pengolahan  Limbah  Cair
Tapioka Menggunakan Kotoran Sapi Perah Dengan Sistem Anaerobik. Departemen Ilmu  Produksi  Dan  Teknologi  Peternakan.  Fakultas  Peternakan.  Institut  Pertanian
Bogor. 2009
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 DATA ANALISIS PENELITIAN
1.1 HASIL ANALISIS LIMBAH CAIR TAPIOKA