PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP PENYISIHAN TSS PADA BEBERAPA KOMPOSISI SAMPEL

mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge efluen. Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, agar mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor [39].

4.2 PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP PENYISIHAN TSS PADA BEBERAPA KOMPOSISI SAMPEL

Adapun grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu fermentasi terhadap penyisihan total suspended solid TSS pada setiap sampel campuran limbah cair tapioka dengan air pada beberapa komposisi dari hari ke-0 sampai hari ke-24. Gambar 4.3 Grafik Hubungan Waktu Fermentasi terhadap Penyisihan TSS TSS-remove Pada Beberapa Komposisi Sampel Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa waktu fermentasi terhadap penyisihan total suspended solid TSS mengalami fluktuatif. Pada perbandingan volume rasio limbah cair dan air 100:0 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 89,85 pada hari ke-21, untuk perbandingan volume rasio limbah cair dan air 85:15 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 54,36 pada hari ke-18. Pada perbandingan volume rasio limbah cair dan air 65:35 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 67,74 pada hari ke-24, untuk perbandingan volume rasio limbah Universitas Sumatera Utara cair dan air 50:50 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 55,40 pada hari ke-24. Pada perbandingan volume rasio limbah cair dan air 35:65 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 48,88 pada hari ke-18, untuk perbandingan volume rasio limbah cair dan air 15:85 dengan persentase penyisihan TSS terbesar yaitu 68,95 pada hari ke-24, dengan gas bio yang dihasilkan optimum dan konstan. TSS atau total zat padat tersuspensi diklasifikasikan menjadi zat padat dan melayang yang bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan anorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya. Penentuan zat padat terendap tersebut dapat melalui volumenya yang disebut dengan analisis volume lumpur sludge volume dan dapat melalui bobotnya yang disebut dengan analisis lumpur kasar atau umumnya disebut zat padat terendap settleable solids [45]. Adapun hasil yang berfluktuasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan proses juga harus direkayasa dan dikendalikan. Faktor-faktor lingkungan utama yang mempengaruhi proses metanogenesis adalah komposisi air limbah, suhu, pH, waktu tinggal hidrolik dan konsentrasi asam-asam volatil. Produksi gas metana selama proses degradasi bahan organik dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi air limbah yang digunakan sebagai substrat [40]. Total Solid yang dimiliki oleh limbah cair industri tapioka menurut SK MENLH KEP-51MENLHI01995 belum layak apabila langsung dilepaskan ke perairan lepas, yaitu lebih besar dari pada 150 mg L -1 [24]. Pada penelitian ini, Total Solid yang paling sedikit dimiliki oleh perbandingan volume rasio limbah cair industri tapioka dan air 100:0 ww adalah 370 mg L -1 pada hari ke-21. Proses fermentasi selama 21 hari telah mendegradasi TSS yang terdapat dalam limbah. Perombakan TSS oleh mikroorganisme telah mengakibatkan penurunan nilai TS. Proses fermentasi selama 21 hari diperoleh TSS sebesar 370 mg L -1 ternyata belum mampu menurunkan nilai TSS hingga memenuhi syarat, meskipun persentasi penurunan pada perlakuan TSS merupakan persentase terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Alternatif lain seperti yang dilakukan Umayi 2013 dengan menambahkan adsorben dari kulit singkong sehingga persentase penyisihan TSS akan semakin Universitas Sumatera Utara besar dengan nilai TSS limbah cair olahan 39,26 mgL tercapai pada kondisi perbandingan volume limbah cair industri tapioka dan air 100:0 kondisi terbaik dimana sebelum proses adsorpsi, nilai TSS sebesar 976 mgL.

4.3 PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP PENYISIHAN COD PADA BEBERAPA KOMPOSISI SAMPEL