37
Peta IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir
sumber: PLPBK Desa Jemur
38
Peta IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor
sumber: PLPBK Desa Jemur
39
G. ATURAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Pelestarian Hutan
Peraturaan yang bertujuan untuk melestarikan hutan yang terletak di desa Jemur, dimana peraturanRPLP ini berlaku, harus segera dituangkan dalam peraturan khusus,
dimana pohon-pohon yang ada di wilayah hutan perbukitan di desa Jemur diidentifikasi keberadaannya termasuk jenis-jenis pohon langka dan kegunaannya, dan bagi pohon yang
dipreservasi harus dilindungi dari penebanganpengrusakan hutan. Keterkaitan peraturan desa denga peraturan-peraturan dinas terkait tentunya dipahami
serta di sosialisasikan secara terus menerus hingga mayarakat paham akan arti pentignya upaya pelestarian lingkungan hutan bagi kemaslahakatan bersama, hal ini dalam upaya
meminimalisir dapak negatif dari pengerusakan hutan contohnya banjir atau tanah longsor. Pemahaman kepada masyarakat tidak hanya masyarakat dewasa namun semua
masyarakat baik dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan program penanaman sejuta pohon akan membantu upaya tersebut.
2. Manajemen Limbah
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal- hal yang menyangkut manajemen limbah sesuai dengan fungsi bangunanjenis pekerjaan
yang diusulkan: a. Sedapat mungkin mendaur ulang material konstruksi dan bangunan
b. Sedapat mungkin mendaur ulang sampah limbah rumah tangga, limbah bangunan komersial dan industri.
c. Tersedianya tempat di dalam lahan untuk menampung limbah
konstruksipembangunan, dan untukpengolahan sampahlimbah rumah tangga, komersial dan insdustri.
3. Efisiensi Energi, Limbah, dan Air Hujan
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak berwenang harus memperhatikan beberapa pertimbangan menyangkut konservasi energi dan air yang relevan sesuai dengan fungsi
bangunan yang diusulkan: a. Kemungkinan untuk menggunakan energi alternatif
b. Perencanaan lahan yang efisien hemat energi c. Layout bangunan, kulit bangunan dan meterialnya.
d. Instalasi listrik dan peralatannya yang aman dan hemat energi. e. Menyediakan akses yang nyaman bagi pejalan kaki sepeda.
f. Penataan Lansekap. g. Pengumpul air hujan, penyimpanan dan atau pengolahannya.
4. Lansekap dan Keaneka Ragaman Hayati
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak yang berwenang harus mempertimbangkan beberapa hal yangmenyangkut konservasi dari keanekaragaman hayati, yang relevan
dengan jenis pembangunanpekerjaan yangdiusulkan: a. Terpeliharanya lokasi lokasi tempat tumbuhnya vegetasi khas daerah yang dilindungi,
jika ada. b. Perlindungan dan perbaikan dari daerah tempat fauna daerah yang khas dan dilindungi.
c. Sedapat mungkin menanam tanaman khas daerah bagi tamanarea penghijauan. d. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas area lereng bukit, lahan DAS.
e. Membuat, melindungi dan meningkatkan kualitas dari koridor habitat. f. Mempertimbangkan hasil studi dari lembaga-lembaga yang dapat dipercaya terkait
dengaan konservasikeanekaragaman hayati terkait dengan lahanlokasi pekerjaan.
5. Pembangunan Disepanjang Daerah Aliran Sungai
Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area berjarak 10m dari pinggir sungai atau anak sungai harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.
Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan konstruksi terhadap lingkunganperairan di area tersebut, potensi penggunaan DAS untuk tujuan
rekreasi, penataan lansekap dan orientasi daribangunan yang diusulkan, dan kemungkinan pembangunan jalan masuk permanen dan akses pedestrian di dalam area tersebut.
40
6. Pembangunan Didaerah Lereng Bukit
Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area daerah lereng bukit harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.
Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan konstruksi terhadap lingkungan perbukitan di area tersebut, mengingat batas standarisasi kelayakan
pembangunan lingkungan bukit menyatakan tidak dibenarkan melakukan pembangunan konstruksi pada bukit dengan kemiringan lebih dari 45ยบ.
Hal ini sangat penting untuk menjaga lingkungan perbukitan seupaya tidak rusak, sehingga dapat mengendalikan lingkungan yang aman.
H. PERENCANAAN SOSIAL
1. Keselamatan dan Keamanan Warga
Sebelum memberikana ijin atas bangunan pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan jaminan keselamatan warga terkait dengan
kegiatan tersebut: a. Bangunan yang didirikan harus berorientasi ke jalan, dengan bentuk muka bangunan
dan pagar yang memungkinkan pengawasaan dua arah, dari bangunan ke jalan dan sebaliknya.
b. Penyediaan lampu bagi pedestrian dalam site lahan, dan akses antara area publik dan area privat.
c. Pintu masuk ke bangunan harus tegas dan jelas terlihat tidak tersembunyi, gelap, atau tersamar , baik dari jalan, area publik, atau jalan masuk ke bangunan
2. Aksesibilitas
Sebelum memberikan ijin atas bangunan pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan warga dengan cacat fisik,
ataupun warga yang mengalami keterbatasan fisik karena faktor usia terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Penyediaan jalur pejalan kaki yang menerus tidak terputus yang terjangkau dan dapat diakes dari seluruh jalan antar RWdiwilayah masing-masing wilayah di desa Jemur dan
ruang umum yang ada, maupun jalan akses internal ke bangunan. b. Penyediaan area istirahat, sirkulasi dan jalan masuk yang nyaman, mudah dijangkau
serta ternaungi. c. Pertimbangan keselamatan, seperti warna kontras pada area yang berbahaya, permukaan
jalan yang tidaklicinanti slip dan penempatan street furniture bangku istirahat, halte, lampu jalan, dsb yang tepat.
d. Tanda rambu yang jelas terlihat, termasuk penyediaan pagar pengaman atau pegangan pada ramp tangga.
e. Penyediaan akses bagi warga dengan keterbatasan fisik untuk melewati pintu masuk dari bangunanfasilitas publik dan komersial.