No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh CiancangUtama-
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis
82. SDN 2 Citalang
R. Adipati Adikusuma Ketika menjadi Bupati Galuh, wilayah kekuasaannya tidak hanya
meliputi daerah Cibatu, Imbanagara, dan Utama melainkan juga daerah Kawali dan Panjalu.
II. KECAMATAN BABAKANCIKAO
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh CiancangUtama-
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis
83. SDN 1 Maracang
R. Adipati Arya Kusumadiningrat Kanjeng
Prebu R. A. A. Kusumadiningrat, yang mendapat panggilan Kangjeng Prebu
merupakan Bupati Galuh terkemuka. Panggilan ini tidaklah berlebihan karena di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Galuh relatif berhasil
melaksanakan pembangunan. Kangjeng Prebu membangun saluran- saluran air dan dam-dam untuk mengairi daerah persawahan. Ia juga
membuka areal persawahan baru dan areal perkebunan kalapa. Pendidikan mendapat perhatian yang cukup besar dari Kangjeng
Prebu. Untuk pendidikan anak-anak dan kerabatnya, ia mengundang guru Belanda ke kabupaten untuk mengajarkan kecakapan membaca
62
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Ciamis – SukapuraTasikmalaya
dan berbicara bahasa Belanda. Pada tahun 1862 di Ciamis diadakan Sekolah Sunda, menyusul kemudian di Kawali pada tahun 1872
dengan tujuan membuka kesempatan mengenyam pendidikan bagi rakyatnya.
84. SDN 2 Maracang
R. Adipati Arya Kusumasubrata Merupakan anak Kangjeng Prebu yang menggantikan kedudukannya
sebagai Bupati Galuh. Ia mendapat pendidikan formal karena ayahnya seorang bupati yang progresif. Semasa menjabat sebagai bupati, ia
mendirikan Koperasi Mangunsubaya yang menampun hasil pertanian rakyat. Untuk mempermudahkan komunikasi, beberapa prasarana
transportasi, seperti jembatan dibangun di di pusat pemerintahan Kabupaten Galuh. Demikian juga dengan pembangunan di bidang
keagamaan, ia banyak membangun langgar atau mushala di setiap kampung. Bupati Galuh terakhir yang memiliki hubungan darah
dengan Prabu Haur Kuning.
85. SDN 1 Ciwarng
R. Adipati Sastrawinata VOC tidak mengangkat R. Oto Gurnita Kusumasubrata menggantikan
kedudukan ayahnya sebagai Bupati Galuh karena ia memiliki jiwa nasionalism. Jabatan bupati diserahkan kepada R. Adipati Sastrawinata
yang berasal dari Purwakarta. Pada masa kekuasaannya, Kabupaten Galuh berubah nama menjadi Kabupaten Ciamis. Pada masa ini, ia
membuka Rawa Onom di Pulo Majeti untuk dijadikan areal persawahan. Selain itu, ia pun berhasil memadamkan pemberontakan
komunis pimpinan Egom Dirja yang membuat huru hara di kota Ciamis sekarang.
63
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya
86. SDN 2 Ciwareng
Pangeran Benawa Dalam tradisi lisan, Pangeran Benawa merupakan anak Jaka Tingkir
Sultan Pajang hasil pernikahannya dengan Raden Ayu. Ia menjadi pangkal silsilah para bupati Sukapura - Tasikmalaya
87. SDN 1 Babakancikao
Pangeran Kusumahdiningrat Tuan Dago Jawa
Dipercaya bahwa tokoh ini merupakan anak dari Pangeran Benawa. Tuan Dago Jawa memiliki beberapa putra, salah satunya bernama
Sareupeun Cibuniagung.
88. SDN 2 Babakancikao
Sareupeun Cibuniagung Dalam historiografi tradisional, memiliki putra yang bernama Entol
Wiraha. Putranya ini kemudian menjadi penguasa lokal di sekitar Sukakerta
89. SDN 1 Hegarmanah
Entol Dalem Wiraha Tokoh ini merupakan anak dari Sareupeun Cibuniagung. Menikah
dengan Nyai Punyai Agung Ageng puteri penguasa Negara Sukakerta. Melalui pernikahan itu, Entol Wiraha dinobatkan sebagai
Umbul Sukakerta menggantikan mertuanya.
90. SDN 2 Hegarmanah
Raden Ngabehi Wirawangsa R. T. Wiradadaha
Anak Entol Wiraha yang kemudian diangkat sebagai Umbul Sukakerta menggantikan ayahnya. Kedudukannya sebagai Umbul Sukakerta tidak
berubah sebelum peristiwa Dipati Ukur melanda wilayah Priangan. Peristiwa itu mengantarkan dirinya mendapat kedudukan lebih tinggi
karena oleh Sultan Agung dianggap berjasa dalam memadamkan peristiwa Dipati Ukur. Ia diangkat sebagai Mantri Agung bupati
untuk Sukapura yang wilayahnya hampir setengahnya dari wilayah bekas Tatar Ukur. Setelah diangkat sebagai Bupati Sukapura bergelar
64
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya
Raden Tumenggung Wiradadaha I. Memindahkan pusat pemerintahannya dari Dayeuh Tengah ke Leuwiloa. Setelah wafat,
jasadnya dimakamkan di Pasir Baganjing sehingga dikenal pula dengan sebutan Dalem Baganjing.
91. SDN Kadumekar
Raden Djajamanggala R. T. Wiradadaha II
Tokoh ini merupakan anak ketiga dari Raden Ngabehi Wirawangsa dan setelah dinobatkan sebagai Bupati Sukapura, ia bergelar Raden
Tumenggung Wiradadaha II. Akan tetapi, masa jabatannya hanya sebentar karena dirinya wafat setelah dihukum mati oleh Sultan
Mataram karena disudutkan oleh fitnah. Oleh karena itu, ia dikenal pula dengan panggilan Dalem Tamela.
92. SDN Cilangkap
Raden Anggadipa I R. T. Wiradadaha III
Ketika R. T. Wiradadaha II wafat, delapan orang putranya belum cukup umur untuk menjadi bupati. Oleh karena itu, jabatan Bupati Sukapura
diserahkan kepada adiknya, Raden Anggadipa I putra keempat R. T. Wiradadaha I. Setelah dinobatkan sebagai Bupati Sukapura, ia
bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha III. Ia sangat memperhatikan kehidupan keagamaan terlebih pada masanya, terdapat seorang wali
penyebar Islam yaitu Syekh Andul Muhyi di Pamijahan. Tahun 1683, ditangkap dan ditahan di Batavia karena dituduh punya hubungan
dengan Syekh Yusuf. Akan tetapi, tidak lama kemudian dilepaskan karena tuduhan itu tidak terbukti. Setelah wafat, ia dikenal dengan
panggilan Dalem Sawidak karena memiliki anak sekitar 62 orang.
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih Keterangan
65
JaksaWedana Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya
93. SDN 1 Mulyamekar
Raden Subamanggala R. T. Wiradadaha IV
Sebelum menjabat Bupati Sukapura, dirinya ditahan oleh Pemerintah Hindia Belanda karena dituduh memberi bantuan kepada orang-orang
yang tidak loyal kepada VOC. Tahun 1717, dirinya bahkan dibuang ke Ceylon an baru dibebaskan tahun 1721 setelah VOC mengabulkan
permohonan R. T. Wiradadaha III ayahnya. Tahun 1723, R. Subamanggala diangkat menjadi Bupati Sukapura dengan gelar Raden
Tumenggung Wiradadaha IV. Setelah wafat, tokoh ini dikenal dengan panggilan Dalem Pamijahan karena jasadnya dimakamkan di
Pamijahan, berdekatan dengan guru spritualnya, Syekh Abdul Muhyi.
94. SDN 2 Mulyamekar
Raden Secapati R. T. Wiradadaha V
Raden Secapati merupakan keponakan R. T. Wiradadaha IV, cucu Dalem Tambela R. T. Wiradadaha II. Setelah diangkat sebagai Bupati
Sukapura, ia memakai nama Raden Tumenggung Wiradadaha V. Pada masa pemerintahannya berada dalam tekanan VOC karena daerah
Priangan dijadikan sebagai daerah pembayar utang Mataram. Hanya dua tahun menjadi Bupati Sukapura karena wafat.
95. SDN 3 Mulyamekar
Raden Jaya Anggadireja R. T. Wiradadaha VI
Tokoh ini merupakan anak R. T. Wiradadaha V yang diangkat sebagai Bupati Sukapura pada usia 18 tahun sehingga untuk menjalankan roda
pemerintahannya didampingi oleh wali. Setelah menjadi Bupati Sukapura, ia bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VI. Setelah
wafat dikenal dengan panggilan Dalem Siwarak karena setelah menanggalkan jabatan bupati, akibat berbeda pendapat dengan
patihnya, ia tinggal di Kampung Ciwarak Distrik Mandala.
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih Keterangan
66
JaksaWedana Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya
96. SDN 1 Cigelam
Raden Djajamanggala II R. T. Wiradadaha VII
Ia merupakan putra tertua R. T. Wiradadaha VI yang diangkat menjadi Bupati Sukapura pada usia masih muda. Untuk menjaga jalannya roda
pemerintahan, VOC mengangkat kakek dari garis ibunya, Dalem Tumenggung Wiratanubaya III Bupati Parakanmuncang sebagai
walinya. Tahun 1770, Raden Djajamanggala II diangkat penuh sebagai Bupati Sukapura dan menggunakan gelar Raden Tumenggung
Wiradadaha VII. Tahun 1880, mengajukan kepada Pemerintah Hindia Belanda agar dirinya diberi gelar adipati dan dikabulkan sehingga
namanya menjadi Raden Adipati Wiratanubaya sumber lain menyebutnya R. Adipati Wiratanureja. Memindahkan pusat
pemerintahan dari Leuwiloa ke Empang, Sukaraja. Setelah wafat, jasadnya dikuburkan di Pasirtando sehingga dikenal dengan panggilan
Dalem Pasirtando.
97. SDN 2 Cigelam
Raden Demang Anggadipa II R. T. Wiradadaha VIII
Putra nomor lima R. T. Wiradadaha VII dan setelah diangkat sebagai Bupati Sukapura, memakai gelar Raden Tumenggung Wiradadaha
VIII. Tahun 1811, jabatan bupatinya dicopot karena menolak menanam nila. Penolakannya itu berdampak pada penghapus Kabupaten
Sukapura dan wilayahnya dimasukkan ke Kabupaten Limbangan. Setelah Kabupaten Sukapura dibentuk kembali tahun 1813, ia diangkat
kembali menjadi Bupati Sukapura tahun 1814 dengan syarat harus berhasil menanam nila beserta pabrik pengolahannya. Memindahkan
ibu kota Kabupaten Sukapura ke Pasirpanjang kemudian Manonjaya.
67
No. Nama Sekolah
Nama BupatiPatih JaksaWedana
Keterangan Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya
98. SDN 1 Cicadas
R. Tumenggung Surialaga Keturunan Sumedang yang diangkat menjadi Bupati setelah
Pemerintah Hindia Belanda membentuk kembali Kabupaten Sukapura. Oleh karena bukan keturunan Wiradadaha, Bupati R. T. Surialaga tidak
bersedia untuk tinggal di Pendopo Sukaraja, tetapi ia lebih memilih tinggal di daerah yang sekarang bernama Kota Tasikmalaya. Tahun
1814, jabatan bupati diserahkan kembali kepada R. T. Wiradadaha VIII
99. SDN 2 Cicadas
Raden Tumenggung Danudiningrat
Tokoh ini merupakan adik kandung R. T. Wiradadaha VIII dan sebelum menjadi Bupati Sukapura, berkedudukan sebagai Patih
Sukapura. Ia arsitek pembangunan Manonjaya sebagai calon ibu kota Kabupaten Sukapura menggantikan Sukaraja. Ia menjadi Bupati
Sukapura kedua yang berkedudukan di Manonjaya.
III. KECAMATAN BUNGURSARI