Keadaan Alam Gambaran Penduduk

29 Kapul ini merupakan suatu daerah lintasan bagi truk-truk besar yang menuju Kabupaten Simalungun yang bertujuan mengambil hasil panen yang mana terletak di jalan Sibatu-batu. Kelurahan ini berbatasan dengan beberapa Kelurahan antara lain :  disebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bah Sorma,  disebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Setia Negara,  disebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bukit Sofa da  disebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gurilla. Penetapan Batas dan Peta wilayah diatur dalam Peraturan Daerah kota Pematangsiantar No. 03 tahun 2007.

2.1.2. Keadaan Alam

Penggunaan lahan di Kelurahan ini berbagai kegunaan, seperti sebagai pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, pekarangan, taman, perkantoran, dll. Luas Kelurahan ini sekitar 356,5 ha. Kelurahan ini memiliki suhu rata-rata harian sekitar 24-30 ᵒ C. Kelurahan Bah Kapul ini terletak diketinggian 400Mdl. Untuk dapat menunjukkan gambaran yang lebih jelas tentang penggunaan tanah ini, maka dapat dilihat table sebagai berikut di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 30 Tabel II TATA GUNA TANAH KELURAHAN BAH KAPUL No. Jenis Penggunaan Luas Lahan ha 1. Pemukiman 229 ha 2. Persawahan 10 ha 3. Perkebunan 75 ha 4. Kuburan 1 ha 5. Pekarangan 85 ha 6. Taman 1 ha 7. Perkantoran 4 ha 8. Prasarana umum lainnya 21,5 ha JUMLAH 356,5 ha Sumber: Kantor Kelurahan Bah Kapul 2013 Curah hujan di Kelurahan Bah Kapul setiap tahunnya sekitar 3156 mililiter per tahunnya. Jenis tanah yang ada di Kelurahan Bah Kapul sebagian besar adalah tanah kering, sedangkan sebagian lagi adalah tanah sawah dan tanah perkebunan. Keadaan tanah yang demikian dimanfaatkan oleh penduduk sebagai tempat permukiman, sebagai tempat membangun usaha berjualan, tempat bertani. Jenis-jenis tanaman yang ditanam adalah jagung, ubi kayu, kangkung, dan tumpang sari, kelapa sawit, dll. Tabel dibawah ini akan menampilkan produksi pertanian dan perkebunan dalam hektar per tahun. Universitas Sumatera Utara 31 Tabel III PRODUKSI PERTANIAN TAHUN 2012-2013 No. Jenis Tanaman Luas ha Jumlahton 1. Jagung 4 ha 8 Tonha 2. Ubi Kayu 50 ha 50 Tonha 3. Kangkung 1 ha ½ Tonha 4. Tumpang sari 3 ha 112 Tonha 5. Jahe ½ ha ½ Tonha 6. Kunyit ½ ha ½ Tonha 7. Lengkuas ¼ ha ¼ Tonha 8. Kelapa sawit 18 ha 36 Kw ha Sumber : Kantor Kelurahan Bah Kapul 2013 Selain tumbuh-tumbuhan, ternak juga dipelihara oleh penduduk. Ternak yang dipelihara oleh penduduk bermacam-macam seperti : ayam kampung, babi, ayam bloiler. 2.1.3. Sarana Fisik 2.1.3.1. Sarana Ibadah Di kelurahan Bah Kapul sarana ibadah yang ada adalah langgar sebanyak 2 buah, mesjid 9 buah, 8 buah gereja seperti gereja Katholik, HKBP, GKPS dan lainnya, 1 buah pura. Kelengkapan sarana ibadah ini membuat penduduk melakukan ibadahnya cukup hanya berjalan kaki, karena yang jaraknya dari rumah ketempat ibadah tidak berjauhan. Universitas Sumatera Utara 32

2.1.3.2. Sarana Media Massa

Meskipun kelurahan Bah Kapul ini termasuk jauh dari pusat kota Pematangsiantar tetapi sarana media tidak ketinggalan zaman dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi tentang pembangunan dan perkembanganya. Radio, Televisi dan juga surat kabar adalah media yang tidak asing lagi bagi penduduk kelurahan Bah Kapul, bahkan dapat dikatakan bahwa hampir semua penduduk Kelurahan Bah Kapul telah memiliki radia dan televise. Di beberapa rumah, antena parabola sudah ada dan alat komunikasi telepon, handphone dan juga jaringan internet juga melengkapi kebutuhan informasi para penduduk. Koran ataupun majalah dan tabloid juga melengkapi sarana media massa di tempat ini. Koran seperti Pos Metro Siantar, Siantar 24 jam, Sinar Indonesia Baru, Waspada, Kompas, BOLA, Batak POS dan lainya. Umumnya mereka berlangganan, maka setiap dengan cara membayar perbulan, yang diperoleh dari agen-agen surat kabar yang setiap paginya bersepeda motor, melempar koran kedepan pintu maupun gerbang setiap rumah penduduk dengan berteriak “KORAN, KORAN-KORAN”. Tetapi apa bila penduduk tidak berlangganan, maka mereka cukup nongkrong di warung kopi, kios-kios. Seperti Warung Kopi, CAFÉ DAYAK KOPI, TOKO SANGAP, SAMOSIR KOPI, SARAGIH KOPI, AISEDOISE POMBENSI. Tempat-tempat ini menyediakan Koran untuk dibaca dan juga televisi dengan siaran-siaran langsung yang berbayar perbulannya, seperti Indovision dan juga Orange tv. Universitas Sumatera Utara 33 WIFI juga tersedia dibeberapa warung kopi tersebut dan juga dibukanya warung-warung internet.Sehingga mereka tetap mampu mengakses kebutuhan mereka akan informasi-informasi yang berkembang.

2.1.3.3. Sarana Kesehatan

Dengan melihat keadaan penduduk di kelurahan Bah Kapul yang telah cukup modern, juga didukung dengan sarana kesehatan yang baik. Kelurahan ini memiliki 1 Puskesmas dan 4 Posyandu juga membantu para bidan yang ada didaerah tersebut membuka praktek-praktek bidannya maupun praktek, dengan jumlah bidan yang ada 20 orang dan dokter umum 5 orang. Melihat kebutuhan air penduduk kelurahan Bah Kapul tidaklah ada kesulitan. Dimana PDAM Tirtauli memenuhi kebutuhan air masyarakat. Juga adanya mata air dibeberapa rumah penduduk dan juga di sawah penduduk. Bendungan-bendungan mata air kecil yang digunakan untuk mandi dan juga di gunakan sebagai objek wisata yang bernama Pulo Batu. Mengenai pembungan tinja, kebanyakan para penduduk membuang tinja langsung kesungai, sangat jarang menggunakan septic tank. Karena kelurahan ini dilintasi oleh sebuah aliran sungai yang masih deras. Dalam sarana kesehatan ini, penduduk umumnya sudah lebih menyadari arti kesehatan itu sendiri. Hal ini tercermin dari adanya kesadaran mereka untuk membuang limbah-limbah air dari kamar mandi ke parit-parit dan juga langsung kesungai. Tetapi mengenai pembuangan sampah, para penduduk sering juga membuang sampah kesungai dan tidak jarang saat terjadi hujan deras dapat Universitas Sumatera Utara 34 menimbulkan banjir kiriman dari aliran-aliran sungai sebelumnya. Karena tempat- tempat pembungan sampah tidak tersedia lagi. Semua tempat sampah yang ada dahulu telah rusak. Dan juga Dinas Kebersihan Pematangsiantar jarang mengambil sampah ke Kelurahan tersebut. Dengan demikian para masyarakat memilih untuk membuang sampah kesungai, dengan ide terakhir dari sistem pembungan sampah yang ada dipemikiran masyarakat. Yang menimbulkan penumpukan sampah di kelurahan tetangga.

2.1.3.4. Sarana Jalan dan Sarana Transportasi

Kelurahan Bah Kapul ini merupakan jalan pintas menuju kabupaten Simalungun melalui jalan Sibatu-batu. Angkutan-angkutan umum pun sering melintasi kelurahan ini. Seperti GMSS, CV.GOK, JAPARIS. Dari pusat kota menuju ke daerah ini cukup menumpang satu angkutan kota yang bernama Sinar Siantar. Infra struktur jalan didaerah ini lumayan bagus dan memiliki beberapa jembatan yang masih pembuatan pada zaman Belanda yang masih berdiri kokoh yang hanya direhap beberapa kali. Dapat digolongkan pada jenis jalan beraspal, jalan berbatu dan jalan tanah. Ojek juga melengkapi sarana transportasi di daerah ini dengan membayar antara Rp.5000- Rp.10.000 dapat sampai di tujuan yang dikehendaki. Penduduk setempat juga memiliki kendaraan pribadi seperti mobil, kendaraan roda dua, truck, mini bus, dan juga becak khas Pematangsiantar. BSA yang merupakan nama asli becak di Pematangsiantar yang memakai mesin yang sudah lama. Sehingga perkembangan BSA ini hampir punah, dengan perkembangan teknologi Universitas Sumatera Utara 35 yang ada saat ini. Penggantian mesin BSA yang telah menggunakan mesin kendaraan roda dua yang ada saat ini, seperti Megapro dan lainnya.

2.1.4. Gambaran Penduduk

Penduduk di kelurahan Bah Kapul cukup heterogen, ada suku Batak, Nias, Melayu, Minang, Jawa, dan China. Penduduk sebagian besar beragama Kristen. Dari data yang diperoleh dari kantor kelurahan Bah Kapul , penduduknya dulunya kebanyakan suku Batak, dengan perkembangan daerah dan munculnya pembangunan-pembangunan perumahan, suku-suku lainnya mulai memukimin tempat ini. Penduduk daerah ini ada berjumlah sekitar laki-laki 3444 jiwa dan perempuan sekitar 2695 jiwa. Dan 2791 kepala keluarga, 3168 jiwa per kilometernya. Pekerjaan penduduk didaerah ini beragam-ragam ada yang PNS, dan Wiraswasta seperti berdagang, bertani, dosen swasta, bidan, peternak, pengrajin rumah tangga, buruh bangunan dan buruh pabrik. Dan kebanyakan di perusahaan pemerintah. Tidak adanya perbedaan mencolok dalam hal ekonomi pada penduduk didaerah ini. Mengenai agama, para penduduk memiliki prinsip kebebasan beragama. Hal ini untuk para penduduk yang berlainan agama dapat tercipta kerukunan. Dengan adanya perbedaan agama tersebut, setiap penduduk berusaha saling menghargai dan menghormati antar agama, dan bertenggang rasa satu sama lainnya. Sehingga menciptakan hubungan yang harmonis dengan agama lainnya. Universitas Sumatera Utara 36 Mengenai pendidikan, para generasi muda di kelurahan ini mayoritas tamatan SMA, jarang terlihat melanjutkan keperguruan tinggi. Kebanyakan memilih untuk langsung bekerja di usaha milik penduduk setempat seperti bengkel, dan kebanyakan menjadi buruh doorsmeer. Konflik antar pemuda sering terjadi di kelurahan ini karena minimnya pendidikan akan saling menghargai para generasi muda. Dan juga adanya warung-warung minuman tradisional yang salah digunakan para pemuda setempat. Yang dijadikan untuk bermabuk-mabukan, buka untuk bertemu ramah satu sama lain. Berujung konflik antar pemuda yang ada. 2.2 Deskripsi Desa Sitorang Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir 2.1.1. Sejarah singkat desa Sitorang Raja Situngo Panjaitan adalah satu diantara cucu Tuan Dibagarna, yang merantau ke sebelah timur Balige yaitu kampung Sibahulu di bukit Sitombom sebagai tanda perkampungan Raja Situngo menanam pohon beringin. Di kampung inilah Raja Situngo Panjaitan bertempat tinggal. Kampung ini disuatu perbukitan dimana dapat memandang luasnya kaki gunung bukit barisan sampai ke pesisir danau Toba. Raja Situngo menyuruh anaknya yang bernama Martibi raja, Raja Dogor, Raja Siponot, dan Raja Sijanggut untuk membuka lahan pertanian dengan terbukanya lahan pertanian tersebut maka mulailah berdatangan marga-marga lain kedaerah itu. Ada yang menetap dan juga ada yang berpidah silih berganti. Maka disebutlah nama kampung tersebut Sitorang. Karena daerah ini yang dahulunya hutan belantara dan gelap menjadi lahan pertanian dan tidak gelap lagi. Raja Universitas Sumatera Utara 37 Siponot mempunyai seorang anak yang bernama Raja Sijorat. Raja Sijorat Panjaitan memiliki kesaktian dan pada masanya hanya Raja Sijorat lah yang memiliki anak 12 orang di daerah Sitorang. Karena Raja Sijorat memiliki banyak anak dan marga-marga lain sangat mengaguminya karena kesaktiannya, maka dibentuklah suatu kerajaan disana yang bernama Kerajaan “Sijorat” dan istananya di Sitorang kampung Lumbantor. Dan diangkatlah para panglimanya dari marga- marga lain yang sudah bertempat tinggal disekitar sitorang. Berhubung karena sudah semakin banyak orang melintas dan berdagang ke Sitorang maka Raja Sijorat membangun pasar tradisional dengan sebutan Onan Raja Sitorang, lokasinya pada saat ini telah menjadi Kantor Kepala Desa Sitorang. 2.2.2.Keadaan Alam Secara geografi kabupaten Toba Samosir terletak antara 1 ½ ۫ ◌ – 3 ½ ۫◌ LU dan 97 ۫ ◌ - 100 ۫◌ BT. Kabupaten Toba Samosir merupakan bagian dari daerah sumatrera utara yang beribu kotakan Balige sedangkan kecamatan Silaen adalah bagian dari kabupaten Toba Samosir. Jarak kecamatan Silaen ke Balige ± 10 km. Kecamatan Silaen ini dibentuk berdasarkan UU No.12 Tahun 1998 Pasal 3 tentang pembentukan wilayah kabupaten tingkat II Toba Samosir. Berada antara 2 ۫ ◌ 18’ - 2 ۫◌ 27’ LU dan antara 99 ۫◌ 11’ - 99 ۫◌ 15’ BT. Letak wilayah ini berada antara 900 – 1500 meter diatas permukaan laut. Yang memiliki luas wilayah 172,58 km2 yaitu 8,54 dari total luas Kabupaten Toba Samosir. Saat awal dibentuk kecamatan ini memiliki 21 desadan pernah dimekarkan menjadi kecamatan Silaen sebagai induk dan kecamatan Sigumpar. Dan saat ini memiliki Universitas Sumatera Utara 38 23 desa antara lain : Pintu Batu, Pardomuan, Ombur, Parsambilan, Sigodang Tua, Sinta Dame, Natolutali, Dalihan Natolu, Huta Gur-gur II, Huta Gur-gur I, Sitorang I, Hutanamora, Silaen, Lumban Dolok, Napitupulu, Hutagaol Sihujur, Sibide, Sibide Barat, Meranti Barat, Panindii, Simanombak, Siringkiron, Marbulang. Desa Sitorang merupakan bagian dari daerah kecamatan Silaen. Berdasarkan letak geografisnya desa ini termasuk golongan daerah lereng gunungpunggung bukit. Terletak di ketinggian 910 diatas permukaan laut dan juga diluar kawasan hutan. Berbicara tentang penduduknya, desa Sitorang memiliki 268 kepala keluarga yang mana 531 orang laki-laki dan 528 orang perempuan. Sawah menghiasi pemandangan bibir jalan aspal daerah ini. Para penduduk didesa ini sumber penghasilan utamanya sebagian besar berasal dari pertanian. Ketersediaan listrik sudah mencukupi daerah ini, dimana ditemukannya di pinggir jalan tiang-tiang dan kabel listrik yang menuju ketiap rumah para penduduk. Udara sejuk dan angin sepoi-sepoi menemani menikmati daerah ini, dengan sungai mengalir dari puncak gunung menuju danau Toba. Air sungai ini di gunakan penduduk sebagai sumber air irigasi kepersawahan mereka. Penduduk menggunakan mata air sebagai pemenuhan air dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyuci, memasak, dan sebagai air minum. Universitas Sumatera Utara 39 2.2.3. Sarana Fisik 2.2.3.1. Sarana Ibadah