Tujuan Pembangunan Pertanian Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian

23 2. Tangguh, yang berarti unggul dalam persaingan baik dalam negeri maupun di pasar global dan mampu menghadapi gejolak ekonomi, politik, maupun alam. Pertanian sebagai sektor anadalan harus memiliki keunggulan kompetitif, berbasis pada kemampuan sendiri domestik atau kemandirian dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan strategis sosial, ekonomi, politik, alam. 3. Artikulatif, yang artinya pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki kemampuan besar sebagai dinamisator dan fasilitator bagi pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya dalam suatu spectrum yang luas. 4. Progresif, yang berarti pertanian dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbulkan efek-efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Hanya jika output pertanian tumbuh positif dan berkelanjutan, sektor tersebut dapat berfungsi sebagai motor pertumbuhan bagi perekonomian nasional. 5. Responsif, alam arti pertanian sebagai sektor andalan mampu memberi respons yang cepat dan besar terhdap setiap kebijaksanaan pemerintah.

2.6 Tujuan Pembangunan Pertanian

Pada umumnya tujuan pembangunan pertanian yang dicapai memlalui kebijaksanaan pertanian adalah untuk tujuan kemakmuran general welfare seluas-luasnya yang meliputi : 1. Peningkatan produksi dan pendapatan dengan efisiensi penggunaan sumber daya. 2. Pemerataan dalam distribusi pendapatan dan kesempatan ekonomi. 24 3. Pemerataan dalam ikut serta dalam proses kemajuan ekonomi. 4. Keamanan dan stabilitas usaha ekonomi nasional. 5. Pemeliharaan system demokrasi sebagai pilihan system sosial. Dalam Pelita III telah dirumuskan tujuan yang akan dicapai dari kebijaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia, antara lain : 1. Meningkatkan produksi pangan menuju swasembada karbohidrat non terigu sekaligus meningkatkan gizi masyarakat melalui penyedian protein, lemak, vitamin dan mineral. 2. Meningkatkan tingkat hidup melalui peningkatan pendapatan mereka. 3. Memperluas lapangan kerja di sektor pertanian dalam rangka pemerataan pendapatan. 4. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian. 5. Meningkatkan dukungn yang kuat terhadap pembangunan industri untuk menghasilkan barang jadi maupun setengah jadi. 6. Memanfaatkan dan memlihara kelestarian sumber alam serta memelihara dan memperbaiki lingkungan hidup. 7. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan terciptanya keserasian dalam kerangka pembangunan daerah. Kemudian disebutkan pula dalam Panca Bakti tanaman pangan bahwa tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan adalah sebagai berikut : - Untuk menetapkan produksi tanaman pangan. - Menetapkan swasembada pangan . - Meningkatkan ekspor. 25 - Meningkatkan, menumbuhkan, dan meratakan pendapatan petani dalam pembangunan pedesaan secara terpadu.

2.7 Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian

Peran pertanian sebagai tulang punggung perekonomian nasional terbukti tidal hanya pada saat normal, terlebih lagi menonjol pada periode krisis, yaitu tahun 1986-1987 pada saat harga minyak bumi turun tajam dalam waktu yang sangat pendek dan tahun 1997-1998 pada saat terjadi krisis moneter. Pada kedua periode tersebut, pertanian diharapkan berperan sebagai katup pengaman ekonomi nasional dalam bentuk penyediaan pangan dan penciptaan kesempatan kerja bagi mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja PHK. Secara klasik, sektor pertanian dalam mendukung ekonomi nasional ono diharapkan berperan dalam bentuk : a penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk, b mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan bahan baku bagi industri dan ekspor, c meningkatkan pemerataan kesejahteraan petani melalui penyedian kesempatan kerja dan berusaha, dan d memberi sumbangan pada pengembangan ekonomi wilayah. Misi utama sektor pertanian seyogyanya adalah menghasilkan pangan yang cukup dan berkualitas untuk seluruh penduduk dengan harga yang wajar. Dengan tercapainya misi ini, pertanian pasti akan memberikan sumbangan yang besar pada tercapainya misi ini, pertanian pasti akan memberikan sumbangan yang pada Trilogi Pembangunan yaitu, stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Misi lain seperti penciptaan lapangan pekerjaan yang melebihi kemampuannya, 26 pembinaan koperasi yang sarat dengan berbagai masalah dan lain-lain, apabila juga dapat dicapai melalui proses pembangunan pertanian ini, merupakan suatu bonus dan bukan suatu kewajiban. Meskipun sektor pertanian memberikan sumbangan yang besar dalam penciptaan kesempatan kerja dan jaminan pendapatan masyarakat, namun ketidakseimbangan sistematik masih sering terjadi pada kelompok masyarakat tani yang sebagian besar berada di pedesaan. Meningkatnya kesempatan yang beragam belum dapat mengurangi wajah kesenjangan antar sektor, antar daerah, dan antar golongan masyarakat pada sektor pertanian. Implikasi dari kondisi tertinggal. Sehingga pembangunan pertanian seolah hanya menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi pertanian yang lebih kuat. Hasil-hasil pembangunan pertanian yang lebih kuat. Hasil-hasil pembangunan pertanian tidak serta merta dapat merembes ke bawah sehingga tidak mampu mengangkat kesejahteraan petani seperti yang diharapkan. Keadaan ini digambarkan oleh angka kemiskinan di pedesaan masih besar serta nilai tukar pertanian NTP yang tidak seimbang dengan kegiatan ekonomi non pertanian. Meskipun perkembangan NTP telah relatif baik namun merata terjadi di seluruj wilayah penghasil pangan. Serangkaian upaya pembangunan pertanian yang diluncurkan oleh pemerintah seolah belum mampu mengangkat harga jual produk pertanian dan NTP. Bahkan cenderung di nilai merugikan petani kecil dan menguntungkan pelaku ekonomi pertanian yang mampu. Misalnya, subsidi pangan yang diberikan untuk mengimpor beras dan gandum. Subsidi ini justru membawa dampak tidak menguntungkan dalam upaya memecahkan masalah pangan, terutama beras. 27 Pembangunan pertanian salah satunya dilaksanakan dengan memantapkan swasembada pangan yang berkelanjutan, khususnya beras ternyata belum mampu dipertahankan. Disamping itu kesejahteraan petani belum mampu ditingkatkan. 28

BAB III METODE PENELITIAN