Faktor-faktor Produksi URAIAN TEORITIS

13 Pendapatan uang menujukan seluruh uang yang diterima dan dimaksudkan akan dipergunakan untuk konsumsi, dalam memenuhi biaya hidup. Pendapatan psikis lebih mendasar dan pendapatan uang sering disebut dengan pendapatan.

2.4 Faktor-faktor Produksi

Yang dimaksud dengan produksi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Dimana dalam produksi manusia menggunakan benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang disebut dengan faktor-faktor produksi yang ada kalanya dinyatakan dengan istilah lain, yaitu sumber daya. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian akan menentukan sampai sejauh mana suatu negara dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam pertanian adalah sebagai berikut : a. Tanah Di negara kita faktor produksi tanah merupakan inti yang sangat penting kedudukannya, terlihat dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah bila dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya. Dr. Mubyarto memberikan pengertian tentang tanah, yaitu : Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian, yaitu temapat diamna produksi berjalan dan dimana produksi keluar. Dari pengertian diatas diperoleh kesimpulan bahwa tanah adalah faktor utama dalam pertanian. Pada umumnya tanah perlu diolah untuk meningkatkan 14 kualitasnya. Cara-cara pengolahan ini tentu saja tidak berbeda dengan cara pengolahan, pemeliharaan tanaman agar dapat memberikan hasil yang baik. Akibat dari pertumbuhan penduduk, maka luas lahan yang dapat memproduksi hasil-hasil pertanian akan berkurang. Yang mengakibatkan terjadinya The law of diminishing return yaitu hukm kenaikan hasil yang selalu berkurang, artinya dengan semakin bertambahnya faktor produksi hingga pada suatu titik tertentu meskipun terjadi kenaikan hasil namun kenaikan itu tidak proporsional dengan pertumbuhan tenaga kerja. Dengan demikian tanah merupakan faktor produksi yang sangat penting dan hanya dapat digunakan dengan bantuan tenaga kerja dan modal. Dengan kata lain, tanah memerlukan tenaga kerja dan modal sebagai pendukung produksi pertanian, pada dasarnya produksi tidak akan bertambah baik bila pengolahan lahan tidak dilaksanakan dengan baik pula. b. Modal Meskipun faktor produksi tanah memegang peranan sangat penting dalam pertanian, namun modal tidak dapat diabaikan sebagai pendukung terhadap produksi pertanian tersebut. Menurut Mubyarto, modal adalah barang atau uang yang secara bersama-sama dengan faktor produksi lainnya tanah dan tenaga kerja menghasilkan hasil-hasil pertanian. Meskipun modal selalu dinyatakan nilainya dalam bentuk uang namun, ada juga penciptaan modal tanpa menggunakan uang. Meskipun demikian, uang 15 masih merupakan alat tukar dan pengukur nilai dari modal tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uang sebagai alat utama dalam penciptaan modal. Modal diciptakan petani dengan menahan diri dalam konsumsi dengan harapan pendapatannya akan lebih besar lagi dikemudian hari. Namun apabila para petani selalu mengkonsumsikan semua hasil panennya akan mengalami kemunduran, jadi dapat disimpulkan bahwasanya pengembangan pertanian akan ada bila terjadi pembentukan modal investasi. Karena itu setiap petani yang maju akan tetap berusaha agar alat-alat produksinya modal semakin lama semakin baik dan semakin produktif. Mengingat negara kita yang sedang membangun, modal merupakan suatu hal yang harus sangat diperhatikan, sementara itu kita juga harus memperhatikan implikasi modal dalam kebijaksanaan pembangunan pertanian baik itu modal fisik maupun modal manusiawi. Menurut para ahli di Indonesia, produksi pertanian dapat ditingkatkan tanpa harus menambah faktor-faktor produksi yang diperlukan adalah perubahan pola penggunaan produksi pertaniannya, baik itu dalam berorganisasi maupun manajemen. Yang lazim disebut dengan perbaikan modal manusiawi software. c. Tenaga Kerja Pada hakekatnya tenaga kerja sama pentingnya dengan dua faktor sebelumnya. Karena faktor tanah sama dengan modal saja bukan berarti telah dapat berproduksi dan dalam proses diperlukan tenaga kerja untuk menjadikan faktor-faktor tadi dapat berguna dalam proses produksi. 16 Menurut Charles P. Kindleberger tenaga kerja adalah kapasitas buruh untuk bekerja bukannya dalam arti keahlian yang produktif, melainkan reaksi sosialnya terhadap kesempatan ekonomi dan kesediaannya untuk menjalani perubahan ekonomi. Sedangkan pengertian tenaga kerja man power menurut Badan Pusat statistik adalah penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang dianggap dapat memproduksi barang atau jasa. Dari pengertiannya tenaga kerja adalah buruh untuk bekerja, dengan demikian jelaslah bahwa tenaga kerja di pedesaan bekerja bukan memiliki keahlian tetapi mereka bekerja benar-benar secara sosial dan bekerja dengan pendapatan yang tidak tetap. Jika diperhatikan pekerja yang ada di kota dan di desa benar-benar sangat berbeda, karena bekerja di kota pada umumnya memilki keahlian dan pengahasilan yang tetap. Perbedaan ini tentunya dikarenakan oleh cirri-ciri tenaga kerja dalam usaha tani, seperti yang dikemukakan oleh Kaslan A. Tohir berikut : 1. Keperluan tenaga kerja dalam usaha tani adalah tidak kontiniu dan merata. 2. Pemakaian tenaga kerja dalam usaha tani untuk setiap hektar lahan adalah terbatas. 3. Tenaga kerja dalam usaha tani tidak mudah distandarisir, dirasionalisir, dan dispesialisasikan. 4. Keperluan tenaga kerja dari usaha tani itu cukup beraneka ragam sifatnya dan acapkali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Peran tenaga kerja sangat besar terhadap perkembangan perekonomian pedesaan, hal ini karena sektor pertanian yang merupakan sektor utama di pedesaan merupakan sektor yang padat karya. 17 d. Keahlian Skill Untuk memperoleh hasil tani yang baik, petani berusaha mempunyai keahlian dalam produksi pertaniannya. Keahlian ini yang disebut dengan skill yang merupakan syarat mutlak dari peningkatan hasil pertanian yang diinginkan, seperti apa yang diisyaratkan Soemitro Djoyohadikusumo dari pengertian pembangunan ekonomi yakni sebagai berikut : Suatu usaha untuk memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan skill, dengan kata lain, pembangunan ekonomi adalah menambah peralatan modal dan skill agar satu sama lainnya menambah pendapatan yang lebih besar dan produktivitas perkapita yang lebih tinggi. Dari pengertian diatas, jelaslah bahwa skill dan modal mempunyai peranan sejalan dalam pembangunan ekonomi. Dahulu, masa pertanian dimana skill kurang mendapat perhatian atau disebut dengan petani tradisional, petani memproduksi hasil-hasil pertanian dengan tanpa mempergunakan keahlian dan pengetahuan, sehingga hasil pertanian mereka tidak berkembang dengan baik. Oleh Soemitro Djoyohadikusumo, beliau menekankan bahwa skill sangat penting dalam proses produksi, sebab di negara kita tenaga skill ini masih sangat sedikit sekali dan tenaga kerja sektor pertanian di Indonesia masih di dominasi oleh tenaga kerja yang mengolah pertanian berdasarkan pengalaman turun temurun. 18 2.5 Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi 2.5.1. Kontribusi ekonomi dari Sektor Pertanian : Suatu Kerangka Analisis Mengikuti analisis klasik dari Kuznets 1964, pertanian di negara- negara sedang berkembang NSB merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut : 1. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat bergantung pada produk-produk dari sektor non pertanian, bukan saja untuk kelangsunganb pertumbuhan suplai makanan, tetapi juga untuk penyediaan bahan-bahan untuk keperluan kegiatan produksi di sektor non pertanian tersebut, terutama industri pengolahan, seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, barang-barang dari kulit, dan farmasi. Kuznets menyebut ini sebagai kontribusi produk. 2. Karena kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan, maka populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar permintaan domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang konsumen. Kuznets menyebutnya kontribusi pasar. 3. Karena relatif pentingnya pertanian dilihat dari sumabngan outputnya terhadap pembentukanproduk domestik bruto PDB dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja tanpa bias dihindari menurun dengan pertumbuhan 19 atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi, sektor ini dilihat sebagai suatu sumber investasi di dalam ekonomi. Jadi, pembangunan ekonomi melibatkan transfer surplus modal dari sektor-sektor non pertanian. Kuznets menyebutnya kontribusi faktor-faktor produksi. 4. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan atau neraca pembayaran sumber devisa, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi pertanian menggantikan impor substitusi impor. Kuznets menyebutnya sebagai kontribusi devisa.

2.5.2 Keterkaitan Ekonomi

Keterkaitan produksi antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lain dapat di analisis dengan menggunakan metodologi input-output I-O. Keterkaitan produksi menunjukkan ketergantungan dalam proses produksi antara satu sektor dengan sektor-sektor lain. Ada dua bentuk keterkaitan produksi yakni keterkaitan produksi kedepan dan keterkaitan produksi ke belakang. Dalam bentuk-bentuk keterkaitan ekonomi, sektor pertanian mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, sebagai sumber investasi di sektor-sektor non pertanian; surplus uang MS disektor pertanian menjadi sumber bahan baku atau input bagi sektor-sektor lain, khususnya agroindustri dan sektor perdagangan. Ketiga, melalui pengingkatan permintaan di pasar output, sebagai sumber diversifikasi produksi di sektor-sektor ekonomi lainnya. 20 Berdasarkan uraian ini dapatlah dibayangkan apabila sektor pertanian mengalami stagnasi, kerugian yang dihadapi ekonomi domestic akan sangat besar akibat industri adan sektor-sektor lain yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pertanian juga mengalami satgnasi karena tiga fungsi dari pertanian tersebut.

2.5.3 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Pengelola

Ada beberapa alas an kenapa sektor pertanian yang kua sangat esensial dalam proses industialisasi di Negara Indonesia, yakni: 1. Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin, dan ini merupakan salah satu prasyarat penting agar roses industrialisasi pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bias terus berlangsung.Ketahanan pangn juga berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan politik. 2. Dari sisi permintaan agregat, pembangunan pertanian yang baik membuat tingkat pendapatan riil perkapita di sektor tersebut tinggi yang merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang non makanan, terutama produk-produk industri. Ini merupakan keterkaitan konsumsi atau peningkatan pendapatan disektor pertanian membuat permintaan akhir terhadap output disektor industri juga meningkat. 3. Dari sisi penawaran agregat, pembangunan di pertanian merupakan salah satu sumber input bagi industri pengolahan. 21 4. Masih dari sisi penawaran agregat, pembangunan di pertanian dapat menghasilkan surplus uang MS disektor tersebut yang bias menjadi sumber investasi di sektor lain, terutama industri pengolahan. Ini disebut keterkaitan investasi : pertumbuhan output pertanian mengahsilkan dan bagi sektor-sektor lain. Pembahasan teori mengenai keterkaitan ekonomi antar pertanian dan industri, dan studi-studi kasus di Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang membuktikan betapa pentingnya pertanian bagi pertumbuhan produksi di industri. Studi tersebut menunjukkan bahwa ternyata keterkaitan antar kedua sektor tersebut di dominasi oleh efek keterkaitan pendapatan, bukan efek keterkaitan produksi, dan sangat sedidkit bukti mengenai keterkaitan investasi. Oleh karena itu pertanian memerankan suatu peranaan penting dalam pertumbuhan output di industri.

2.5 Pertanian sebagai Sektor Pemimpin