4.1.3 Morfologi Geram Kondisi Pemotongan III Vc = 200 mmin; f = 0,15 mmrev; a = 0,3 mm
Pada gambar 4.3 disajikan morfologi geram yang dihasilkan pada kondisi pemotongan Vc = 200 mmin ; f = 0,15 mmrev ; a = 0,3 mm
Gambar 4.3 Morfologi Geram yang dihasilkan pada kondisi pemotongan Vc = 200 mmin; f = 0,15 mmrev; a = 0,3 mm
Dari gambar 4.3 dapat diamati bahwa morfologi geram yang terbentuk juga memiliki geometri yang sama seperti kondisi pemotongan I dan II yaitu
seperti mata gergaji. Dari hasil pengamatan melalui mikroskop USB Rax Vision dapat dihitung bahwa jumlah puncak np adalah 7 puncak untuk setiap 0,36 mm
panjang. Apabila hal tersebut disajikan dalam rasio, maka nilai rasio r
p
untuk geram pada kondisi pemotongan ini adalah
. Adapun hasil pengukuran untuk tebal geram yang terjadi adalah 0,3 mm dengan jarak antar
mata puncak adalah 0,069 mm
4.1.4 Morfologi Geram Kondisi Pemotongan V Vc = 225 mmin; f = 0,1 mmrev; a = 0,7 mm
Pada gambar 4.4 disajikan morfologi geram yang dihasilkan pada kondisi
pemotongan Vc = 225 mmin ; f = 0,1 mmrev ; a = 0,7 mm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Morfologi Geram yang dihasilkan pada kondisi pemotongan Vc = 225 mmin; f = 0,1 mmrev; a = 0,7 mm
Dari gambar 4.4 dapat diamati morfologi geram yang terbentuk memiliki geometri yang sama pada kondisi pemotongan I, yaitu seperti mata gergaji. Pada
gambar 4.4 dapat dihitung bahwa jumlah np adalah 4 puncak untuk 0,36 mm panjang. Apabila hal tersebut disajikan dalam rasio, maka nilai rasio r
p
untuk geram pada kondisi pemotongan ini adalah
. Selanjutnya pengukuran terhadap jarak antara puncak mata gergaji
diperoleh untuk geram ini adalah 0,1 mm, manakala hc adalah 0,19 mm
4.1.5 Morfologi Geram Kondisi Pemotongan IV Vc = 225 mmin; f = 0,125 mmrev; a = 0,7 mm
Pada gambar 4.5 disajikan morfologi geram yang dihasilkan pada kondisi pemotongan Vc = 225 mmin ; f = 0,125 mmrev ; a = 0,7 mm
Gambar 4.5 Morfologi Geram yang dihasilkan pada kondisi pemotongan Vc = 225 mmin; f = 0,125 mmrev; a = 0,7 mm
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.5 dapat diamati morfologi geram yang terbentuk memiliki geometri yang sama pada kondisi pemotongan I, yaitu seperti mata gergaji. Pada
gambar 4.5 dapat dihitung bahwa jumlah np adalah 4 puncak untuk 0,36 mm panjang. Apabila hal tersebut disajikan dalam rasio, maka nilai rasio r
p
untuk geram pada kondisi pemotongan ini adalah
. Selanjutnya pengukuran terhadap jarak antara puncak mata gergaji
diperoleh untuk geram ini adalah 0,08 mm, manakala hc adalah 0,1 mm
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemaparan di atas, maka geometri dari morfologi geram yang dihasilkan untuk setiap kondisi pemotongan disajikan
pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Geometri Geram untuk setiap kondisi pemotongan
Kondisi Pemotongan 1
2 3
4 5
Vc = 200 mmin f = 0,1 mmrev
a = 0,3 mm Vc =200 mmin
f = 0,1 mmrev a = 1 mm
Vc = 200 mmin f = 0,15 mmrev
a = 0,3 mm Vc = 225 mmin
f = 0,1 mmrev a = 0,7 mm
Vc = 225 mmin f = 0,125 mmrev
a = 0,7 mm
h
c
mm 0,16
0,22 0,3
0,19 0,16
mm 0,07
0,12 0,057
0,1 0,08
n
p
5 3
7 4
4 r
p
13.89 8,33
19,44 11,11
11,11
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hubungan antara geometri geram dengan kondisi pemotongan:
1. Pada kecepatan potong minimum 200 mmin, geram akan semakin tebal
seiring dengan naiknya pemakanan f dan kedalaman potong a. Jika kecepatan pemotongan naik 12,5 dari kecepatan pemotongan v
c
sebelumnya dengan pemakanan f yang sama dan kedalaman pemotongan naik, jika dibandingkan
dengan kondisi pemotongan I, maka geram bertambah tebal. Kemudian untuk kecepatan pemotongan v
c
naik 12,5 dan pemakanan f naik, serta kedalaman pemotongan a naik maka tebal geram yang dihasilkan relative sama dengan kondisi
pemotongan I. 2.
Jika kecepatan pemotongan v
c
sama, pemakanan f sama dan kedalaman pemotongan a naik maka jarak antara puncak mata gergaji
akan lebih renggang.
Universitas Sumatera Utara
Namun jika kecepatan pemotongan Vc sama, pemakanan f naik dan kedalaman potong a sama, jarak antar puncak
akan semakin rapat. Kemudian untuk kenaikan kecepatan pemotongan sebesar 12,5 dengan pemakanan f sama dan
kedalaman pemotongan a naik menyebabkan jarak antara puncak mata gergaji
akan lebih renggang. Untuk kecepatan pemotongan v
c
naik 12,5 pemakanan f naik dan kedalaman pemotongan a yang naik, jarak antara puncak mata gergaji
relatif lebih renggang.
3. Dari penjelasan pada point 2, jika jarak antara puncak mata gergaji
rapat maka jumlah mata gergaji n
p
akan lebih banyak sedangkan untuk jarak antara puncak mata gergaji
renggang maka jumlah mata gergaji n
p
akan sedikit. 4.
Nilai rasio r
p
untuk geram dihasilkan dari jumlah mata gergaji n
p
dibagi 0,36 mm panjang. Karena panjangnya sama, maka trend nilai rasio r
p
akan identik dengan jumlah mata gergaji n
p
untuk setiap kondisi pemotongan.
4.1.6 Data Pemesinan Parameter Orthogonal Merchant