Sejarah Umum Pendirian PT. Bumi Flora

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Pendirian PT. Bumi Flora

Ide dan inisiatif pendirian perusahaan ini di prakarsai dan di sponsori oleh Bapak H. M. Ganie, Bsc. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dan pengusaha perkebunan putra Daerah Istimewa Aceh kelahiran tanggal 18 Agustus 1923 di Bugeng kecamatan Nurussalam, kabupaten Aceh Timur. Filosofi perusahaan ini sesuai dengan pendiriannya adalah “Membangun kampung halaman untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa, negara dan agama dengan segenap pemeluknya”. Oleh karenanya dengan di ilhami oleh semangat dirinya sebagai pejuang kemerdekaan republik indonesia terdaftar pada petikan Surat Keputusan SK Menteri Pertahanan KeamananPanglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia No. Skep956VIII1981, tanggal 15 Agustus 1981 tentang pengakuan, pengesahan dan penganugerahan gelar kehormatan veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, perusahaan didirikan tepat pada hari pahlawan tanggal 10 November 1987. pendiriannya di lakukan di depan Notaris pengganti Doktor Adi Putera Parlindungan, SH. Dengan akte Notaris No. 30, perusahaan di beri nama PT. Bumi Flora Niaga berkedudukan dilangsa kabupaten Aceh Timur. Kemudian dengan akte Notaris yang di buat oleh Notaris Doktor Adi Putera Parlindungan, SH. No. 3, tanggal 4 September 1989 dirubah namanya menjadi PT. Bumi Flora. Selanjutnya sebagai pendiri berfungsi sebagai komisaris dan pemegang saham PT. Bumi Flora tersebut. Universitas Sumatera Utara Konsentrasi perusahaan ini adalah sub sektor perkebunan yang telah digeluti oleh pendirinya sejak tahun 1953 di JulokBugeng kecamatan Nurussalam, kabupaten Aceh Timur, tumbuh dan berkembang ke Sumatera Utara dengan lokasi kebun Bosar Maligas, dengan nama PT. Murida, perkebunan Maligas A, kabupaten Simalungun sampai saat ini. Pada tahun 1991 untuk pertama kali PT. Bumi Flora memulai pembangunan kebun karet di kecamatan Idi Rayeuk, kabupaten Aceh Timur dengan memanfaatkan lahan seluas ± 6.235 Ha sesuai dengan surat keputusan pelepasan kawasan hutan dari menteri kehutanan No. 173Kpts-II93 tanggal 27 Februari 1993. Dalam proses selanjutnya perusahaan PT. Bumi Flora membatasi luas tanaman karet untuk hanya seluas ± 3.000 Ha sesuai dengan sesuai dengan program pembiayaan KLBI dari Bank Ekspor Indonesia BEH yang di setujui sesuai persetujuan fasilitas kredit investasi KPSNTU No. 61 tanggal 27 Januari 1991. sedangkan untuk sisa lahan yang telah dilepaskan tersebut secara bertahap sejak tahun 1994 telah dimanfaatkan untuk tanaman kelapa sawit. Sehingga denga demikian dari perluasan lahan yang diperuntukkan kepada PT. Bumi Flora seluas ± 6.235 Ha telah dapat dimanfaatkan seluas 3.992,15 Ha tersebut yang akhirnya membentuk kebun Alur Rambut Perkebunan PT. Bumi Flora, kecamatan Idi Rayeuk Manusia boleh merencanakan, keputusan tetap di tangan tuhan yang maha kuasa atas segalanya. Pada sekitar 1997 telah terjadi gangguan-gangguan keamanan di Aceh tidak terkecuali di Alur Rambut. Semakin hari semakin mengganggu dan tragedi besar terjadi pada tanggal 9 Agustus 2001 dengan Universitas Sumatera Utara pembunuhan massal sebanyak 29 orang karyawan kebun dibunuh di kebun Alur Rambut. Dengan kejadian tersebut diikuti dengan penjarahan pada tanggal 31 Agustus 2001 terhadap semua aset kebun dan memaksa semua karyawan kebun keluar atau menyelamatkan diri, sejak saat itu kebun praktis terhenti kegiatannya

2.2. Visi, Misi dan Moto Perusahaan