PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS METODE INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(Eksperimen Untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Abung Semuli)

Skripsi

Oleh

NINING SURYA NINGSIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Oleh

NINING SURYA NINGSIH

LKS yang digunakan siswa di SMA Negeri 1 Abung Semuli masih terbatas pada pembuktian prinsip dan konsep, dan fasilitas seperti laboratorium dan

perpustakaan, belum dimanfaatkan secara optimal. LKS yang dibutuhkan siswa adalah LKS yang mampu membelajarkan siswa secara menyeluruh. Sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah,

merangsang siswa untuk melakukan suatu kegiatan, serta melatih cara berpikir, bekerja, bersikap ilmiah, dan berkomunikasi. Untuk mendapatkan media yang efektif dapat digunakan Lembar Kerja Siswa ( LKS) yang disusun menggunakan model dan metode tertentu. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Abung Semuli,

menggunakan satu kelas yaitu kelas XI IPA4 dengan jumlah sampel 28 siswa dan menggunakan desain One shot case study. Pada penelitian ini diperoleh data


(3)

Nining Surya Ningsih

iii Lembar Kerja Siswa (LKS) dan data posttest (hasil belajar) siswa yang

berdistribusi normal dan linier. Kemudian untuk menguji pengaruh dilakukan uji linearitas, korelasi, dan regresi linear sederhana antara data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan data posttest (hasil belajar) siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar fisika siswa dengan kontribusi sebesar 29% dan persamaan regresinya adalah Ŷ, = 12.276 + 0.834 .

Kata kunci : Hasil belajar siswa dan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS METODE INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(Eksperimen Untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Abung Semuli)

Oleh

Nining Surya Ningsih

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS METODE INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Nama Mahasiswa : Nining Surya Ningsih Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022037

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Eko Suyanto, M.Pd. Viyanti, S.Pd, M.Pd.

NIP 19640310 199112 1 001 NIP 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 19671004 199303 1 004


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Eko Suyanto, M.Pd. ...

Sekretaris : Viyanti, S.Pd, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tatakarya, Lampung Utara, pada tanggal 7 Oktober 1990, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sutarman dan Ibu Sri Mulyati Ningsih.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita di Depasena Mulia dan diselesaikan tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Dipasena Mulia, Bandar Lampung hingga tahun 2000 kemudian berpindah ke SD Negeri 3 Tatakarya, Lampung Utara dan diselesaikan pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pedidikannya di SMP Negeri 1 Abung Surakarta,

diselesaikan pada tahun 2005. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Abung Semuli, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Tahun 2010, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Banyumas, Pringsewu dan melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Banyumas, Pringsewu.


(8)

MOTTO

“Sebaik dan sesempurna apapun rencana kita, pastilah masih lebih baik dan sempurna rencana Tuhan untuk kita, maka tetaplah berbesar hati

dan bersyukur ” (Nining Surya Ningsih)


(9)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Nining Surya Ningsih

NPM : 0853022037

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Tatakarya RT 02, RW 03, Abung Surakarta, Lampung Utara

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 03 Mei 2012 Yang Menyatakan,

Nining Surya Ningsih NPM. 0853022037


(10)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,

penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih penulis yang tulus kepada:

Ibu dan Bapak tercinta dengan ketulusan do’a, kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan dorongan

untuk keberhasilan penulis Adik tersayang “Bagus Ahmad Cahyadi”,

yang penulis banggakan, penulis berharap besar agar kiranya adik dapat selalu menjadi lebih baik dari penulis dan semoga penulis

dapat menjadi inspirator bagi sang Adik Almamater tercinta.


(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Ilmiah Teknik Pictorial Riddle terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas

Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa baru hingga penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Viyanti, S.Pd, M.Pd. selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.


(12)

xiv 6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas masukan dan

dukungan yang diberikan.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Dra. Hj. Helina selaku Kepala SMA Negeri 1 Abung Semuli atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Ibu Rina Tri Kusmawati, S.Pd, selaku guru mitra dan murid-murid kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Abung Semuli atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA Negeri 1 Abung Semuli.

11.Ibu, Bapak, dan Uti tercinta yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil, yang selalu mengingatkan, mendoakan, dan penyemangat terbesar penulis untuk segera menyelesaikan studi. Juga terimakasih untuk keluarga besar, mas zaenal dan dek bagus semoga bisa menjadi keluarga, adik, dan kakak yang baik untuk kalian.

12.Mb Lia, Mb Ayu, Mb Resna, Diana Sari, Siska, dan Ewo yang bersedia menjadi tempat penulis bertanya apabila penulis mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.

13. Sahabat “alak-alak” penulis tercinta: Ayu, Ely, Eming, Idel, Fharia, Iyoh,

Tutik dan Tresna, atas kebersamaan dan canda tawa kita selama ini. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya. Penulis sangat bersyukur bisa memiliki sahabat seperti kalian.


(13)

xv 15.Bapak dan Ibu kos yang selalu memberikan perhatian kepada penulis, serta

Dayat dan teman-teman Asrama Citra. Terima kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan terima kasih telah menjaga ketenangan kosan sehingga membuat penulis nyaman dalam mengerjakan skripsi.

16.Kakak tingkat serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak bisa disebutkan satu persatu.

17.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya dapat berdoa, mudah-mudahan segala kekikhlasan, amal, dan bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, 03 Mei 2012


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Hasil Belajar ... 7

2.1.2 Lembar Kerja Siswa ... 12

2.1.3 Metode Inkuiri Ilmiah ... 15

2.1.4 Teknik Pictorial Riddle ... 19

2.2. Kerangka Pemikiran ... 21

2.3. Hipotesis ... 24

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

3.2. Populasi dan Sampel ... 25

3.3. Desain Penelitian ... 26

3.4. Prosedur Penelitian ... 26


(15)

xvii

3.6. Instrumen Penelitian ... 28

3.7. Jenis Data ... 28

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.9. Analisis Instrumen ... 33

3.9.1 Uji Validitas ... 33

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 34

3.10. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 36

3.10.1.Analisis Data ... 36

3.10.2.Pengujian Hipotesis ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Uji Instrumen Penelitian ... 41

a. Uji Validitas Soal ... 41

b. Uji Reliabilitas Soal ... 42

4.1.2. Tahapan Pelaksanaan ... 43

4.1.3. Data Hasil Penelitian ... 46

4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 47

4.2. Pembahasan ... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 61

2. RPP ... 65

3. Kisi-Kisi LP 01 ... 94

4. LP 01 dan Kunci (Kognitif Produk) ... 104

5. LP 02 (Kognitif Proses) ... 111


(16)

xviii

7. LP 04 (Afektif) ... 117

8. Rubrik Penilaian LP 01 ... 119

9. Rubrik Penilaian LKS... 123

10.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 124

11.Data Nilai LP 01 ... 133

12.Data Nilai LKS ... 138

13.Uji Normalitas ... 140

14.Uji Linearitas ... 141

15.Uji Korelasi ... 143

16.Uji Regresi Linier Sederhana ... 144

17.Data Nilai LP 02 (Kognitif Proses) ... 147

18.Data Nilai LP 03 (Psikomotor) ... 152

19.Data Nilai LP 04 (Afektif) ... 157


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... 23

2.2 Bagan Paradigma Pemikiran ... 24

3.1 One Shot Case Study ... 25

4.1 Grafik Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 53


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tahap Pembelajaran Metode Inkuiri Ilmiah dengan Teknik Pictorial Riddle

dan Rencana Tersusun dalam LKS ... 26

3.2 Ukuran Kemantapan Alpha ... 35

3.3 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi ... 39

4.1 Hasil Uji Validitas Lembar Soal Posttest ... 42

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Lembar Soal Posttest ... 43

4.3 Perolehan Skor Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 47

4.4 Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa ... 47

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Posttest Siswa ... 48

4.6 Hasil Uji Linearitas Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Posttest Siswa ... 49

4.7 Hasil Uji Korelasi Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Posttest Siswa ... 50

4.8 Hasil Koefisien Determinasi Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Posttest Siswa ... 50

4.9 Hasil Uji Regresi Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Hasil Belajar Siswa ... 51

4.10 Hasil F Hitung Data Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Hasil Belajar Siswa ... 52


(19)

1

I.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar siswa. Guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai strategi belajar, tujuannya agar guru dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat menemukan suasana menyenangkan yang dapat menggali kreativitas siswa dalam belajar. Guru yang menggunakan strategi mengajar yang monoton dapat menyebabkan siswa merasa jenuh dan sulit menerima pelajaran.

Fisika merupakan salah satu pelajaran eksakta yang menuntut adanya pemahaman secara nyata. Bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi merupakan suatu proses penemuan. Fisika merupakan wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek kecakapan hidup.


(20)

2 Pembelajaran fisika menggunakan sistem pembelajaran konvensional

merupakan sistem yang tidak efektif lagi. Pembelajaran secara teoritis akan menjadikan fisika terlalu matematis dan membosankan serta tidak menarik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa. Semakin nyata pengalaman yang diperoleh siswa, maka semakin baik proses belajar yang terjadi dalam dirinya. Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan berinteraksi langsung dengan teman dan

lingkungannya. Untuk mewujudkan pembelajaran fisika yang memberikan pengalaman langsung diperlukan pendekatan, model, metode, dan sumber belajar serta media yang bersifat mengarahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung.

Pemanfaatan media pembelajaran fisika, seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilakukan untuk mengarahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. Media dapat digunakan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa. Untuk mendapatkan media yang efektif dapat digunakan Lembar Kerja Siswa ( LKS) yang disusun menggunakan model dan metode tertentu.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan media Lembar Kerja Siswa (LKS) yang efektif adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang mempersiapkan siswa agar dapat menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan


(21)

3 yang ditemukan orang lain sehingga dapat memperoleh kesimpulan.

Pembelajaran inkuiri dapat dikembangkan dengan memanfaatkan pictorial riddle sebagai teknik belajar untuk memvariasikan kegiatan belajar mengajar.

Pictorial riddle merupakan salah satu teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dalam rangka

pembelajaran sains melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Pembelajaran dengan teknik pictorial riddle mendidik siswa untuk berfikir kritis dan kreatif yang secara fisik dan mental terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memacu minat, motivasi, dan keterampilan proses sains siswa menjadi lebih baik yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal inilah yang belum diterapkan di SMA Negeri 1 Abung Semuli, Khususnya kelas XI IPA. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pembelajaran fisika di SMA Negeri I Abung Semuli masih cenderung menggunakan sistem pembelajaran konvensional dan metode ceramah. Meskipun terkadang sudah menggunakan metode diskusi dan praktikum, untuk siswa kelas XI IPA dengan jumlah 120 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memperoleh nilai 70 khususnya untuk pelajaran fisika hanya sekitar 40 %, hal ini membuktikan bahwa sistem pembelajaran yang

digunakan belum berhasil. Yang digunakan oleh siswa saat ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) atau petunjuk praktikum dari guru, petunjuk ini berfungsi menuntun siswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang ada untuk membuktikan suatu prinsip bukan LKS yang mampu membantu pembelajaran


(22)

4 secara menyeluruh seperti yang akan digunakan pada penelitian ini. Sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah,

merangsang siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam belajar serta siswa terlatih cara berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah dalam pelajaran fisika, dan berkomunikasi.

Berdasarkan kondisi tersebut maka sebagai salah satu alternatif, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif adalah dengan digunakannya Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun dengan motode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle.Fasilitas yang dimiliki SMA Negeri I Abung Semuli, seperti laboraturium dan perpustakaan juga cukup lengkap sehingga dapat dijadikan penunjang pelaksaan pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka telah dilakukan penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Metode Inkuiri Ilmiah Teknik Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa?


(23)

5 1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle dapat menjadi alternatif baru bagi guru sebagai penunjuk siswa pada saat melakukan praktikum.

2. Memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti, serta pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai tujuan sebagaimana telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle adalah salah satu petunjuk praktikum menggunakan teknik

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memecahkan masalah dalam rangka pembelajaran sains melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya.


(24)

6 2. Metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle merupakan pembelajaran

yang memiliki proses (1) penyajian masalah, (2) pengumpulan dan verifikasi data, (3) mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, (4) merumuskan penjelasan, dan (5) mengadakan analisis inkuiri.

3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Abung Semuli Semester Genap tahun pelajaran 2011/2012.

4. Materi pokok pada penelitian ini adalah materi Fluida Statis.

5. Penilaian hasil belajar terbatas pada ranah kognitif produk. Ranah kognitif proses, psikomotor, dan afektif tetap dinilai namun hanya sebagai data pendukung saja.


(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dapat kita lihat setelah kita melakukan pembelajaran, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar merupakan dampak dari pengajaran, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Dimyati dan Mudjiono (2009: 20) hasil belajar merupakan:

Suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3 Pengertian hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan dampak dari pengajaran yang dapat bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat hasil belajar bagi guru adalah


(26)

8 sebagai evaluasi tindakan mengajar agar guru dapat menyampaikan

pembelajaran dengan lebih baik sedangkan bagi siswa hasil belajar adalah puncak proses belajar, untuk menilai hasil pembelajaran dan usaha dalam belajar yang selama ini telah mereka lakukan. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah dan Zain (2006: 105) sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi , baik secara individual maupun kelompok. 2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah

dicapai, baik secara individual maupun kelompok.

Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 10)

menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.


(27)

9 4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara

mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas. Menurut Bloom dalam Sardiman (2004: 23-24) bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu:

a) Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan).

b) Affective: Receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), Valuing (menilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi).

c) Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Hasil belajar siswa memiliki tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dijadikan sebagai penilaian hasil belajar siswa. Diketahui bahwa dengan belajar, maka kemampuan siswa meningkat. Belajar dan peningkatan kemampuan berjalan secara beriringan, semakin sering siswa belajar maka kemampuan yang dimiliki siswa akan semakin meningkat. Ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa akan berfungsi dengan baik.


(28)

10 Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1. Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

2. Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal

yang dipelajari.

3. Apply, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5. Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru.

Menurut Slameto, 1991: 131 hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah:

(1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas.

Ranah kognitif memiliki enam jenis perilaku yaitu mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan, seluruh kemampuan ini sebaiknya dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan ini akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

pencapaiannya ranah kognitif juga memiliki beberapa tingkatan yaitu informasi non verbal, informasi fakta dan pengetahuan verbal, konsep dan prinsip, dan pemecahan masalah dan kreatifitas yang akan didapat siswa apabila siswa menguasai enam prilaku dalam ranah kognitif. Selain ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan


(29)

11 oleh para ahli di atas, maka hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan

memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.


(30)

12 2.1.2 Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu media instruksional edukatif berbasis cetakan. LKS digunakan sebagai perangkat pembelajaran menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa. LKS diperlukan guna

mengarahkan proses belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan konsep. Sutrisno (2011) menyatakan bahwa LKS berperan sebagai pendamping dari buku teks pelajaran. Sehingga di dalam LKS tidak perlu terdapat rangkuman materi pelajaran karena materi pelajaran sudah ada di buku teks, soal-soal yang disajikan bukan merupakan soal pilihan ganda, tetapi soal-soal yang mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Pada tahun 1991 badan American Education Reform menyatakan bahwa soal-soal pilihan ganda tidak dapat digunakan untuk mnguji kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan problem solving, kreativitas, dan sikap inisiatif. Jenis soal pilihan ganda hanya dapat melatih kemampuan berpikir tingkat rendah seperti menghafal (Lynn, 1991: 1).

Dengan adanya LKS, partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya. LKS dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. Hal ini didukung oleh pendapat Trianto (2007:73) bahwa :


(31)

13 LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

LKS yang digunakan oleh guru dapat berbentuk berstruktur atau tidak berstruktur. Jika LKS yang digunakan adalah LKS berstruktur maka dalam proses pembelajaran guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator, namun jika LKS yang digunakan tidak berstruktur maka guru harus

menjelaskan maksud isi LKS tersebut. Ahliswiwite (2007:6) menyatakan bahwa ada dua macam LKS yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:

1. LKS Tak Berstruktur.

LKS tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu menga-jar yang dapat dipakai untuk mempercepat

pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.

2. LKS Berstruktur.

LKS berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu

program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan

pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.


(32)

14 LKS digunakan untuk menuntun siswa belajar mandiri dan dapat menarik kesimpulan pokok bahasan yang diajarkan. Penyajian bahan pelajaran umumnya dapat mendorong siswa mengembangkan kreativitas dalam belajar. Dengan demikian mampu mendorong siswa secara aktif

mengembangkan dan menerapkan kemampuannya. Ahliswiwite (2007:5) dinyatakan bahwa tujuan dan manfaat menggunakan media belajar LKS adalah:

1. Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep. 2. Mengaktifkan peseta didik dalam proses belajar mengajar. 3. Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

4. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran. 5. Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah

informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

6. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar.

7. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Sebelum merancang sebuah LKS terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu melakukan analisis kurikulum dan kebutuhan dan

menentukan judul LKS sesuai dengan SK dan KD. Hal ini diungkapkan oleh Depdiknas (2008:23) dalam Rusdi (2008: 40) bahwa langkah-langkah persiapan LKS dijelaskan dalam sebagai berikut:

1. Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS.

3. Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar.


(33)

15 LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di sekolah. LKS dapat membantu siswa menemukan dan mengembangkan konsep, dan menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk

mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. Dengan adanya LKS yang baik maka diharapkan hasil belajar siswa akan semakin baik.

2.1.3 Metode Inkuiri Ilmiah

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat

mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Menurut pendapat Ibrahim (2010: 1)

inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.


(34)

16 Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rhyno (2010: 1) metode inkuiri adalah:

Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,

menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Tujuan utama dari pembelajaran melalui metode inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa keingintahuan mereka. Siswa dituntut agar dapat bekerja sendiri dan guru hanya membimbing, siswa diharapkan dapat memecahkan sendiri masalah yang ada dan dapat menemukan keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat membuat kesimpulan dari apa yang mereka teliti, siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan metode pembelajaran inkuiri menurut Prambudi (2010 : 4) yaitu:

(1) Berorientasi pada pengembangan intelektual, (2) Prinsip

Interaksi, (3) Prinsip Bertanya, (4) Prinsip Belajar untuk Berpikir, (5) Prinsip keterbukaan.


(35)

17 Inkuri juga memiliki macam-macam teknik pembelajaran. Beberapa

macam teknik pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge dalam Sahrul (2009: 1) adalah,

(1) Guide Inquiry, (2) Modified Inquiry, (3) Free Inquiry, (4) Inquiry role Approach, (5) Invitation Into Inquiry, (6) Pictorial Riddle, (7) Synectics Lesson, (8) Value Clarification.

Melalui pembelajaran metode inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan.

Pembelajaran berbasis inkuri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan muncul

pertanyaan-pertanyaan yang melibatkan matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga teknik. Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa.

Pembelajaran inkuri dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, menentukan prediksi dan kemudian menarik kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat melatih siswa membuka pikirannya sehingga mampu membuat hubungan antara kejadian,


(36)

18 objek atau kondisi dengan kehidupan nyata. Terdapat beberapa macam teknik dalam metode inkuiri seperti yang telah dikemukakan Sahrul, masing-masing teknik memiliki karakteristik masing-masing yang dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa.

Metode inkuiri memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran lain. Keunggulan metode inkuiri menurut Suhana, cucu & hanafiah (2009: 79) yaitu:

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

b. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

d. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.

e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta dengan peran guru yang sangat terbatas.

Metode inkuiri juga mempunyai beberapa kelemahan menurut Prambudi (2010: 6) yaitu:

1) Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

2) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Metode inkuiri memiliki keunggulan dibandingkan metode pembelajaran lain seperti dalam proses kognitif metode inkuiri dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan keterampilan,


(37)

19 siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengetahuan tersebut akan lebih lama diingat oleh siswa karena siswa memperoleh pengetahuan tersebut secara individu, membangun kepercayaan diri pada siswa dan dapat menumbuhkan rasa ingin tau siswa sehingga memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Metode inkuiri juga memiliki kelemahan, Oleh karena itu, berdasarkan pendapat Prambudi maka metode inkuiri akan efektif jika siswa dapat menemukan jawaban sendiri dari suatu

permasalahan yang dipecahkan. Bahan pelajaran pun bukan berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, melainkan sebuah fenomena yang memerlukan pembuktian. Proses pembelajaran bermula dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu dan peserta didik memiliki kemauan dan

kemampuan untuk berfikir. Jumlah siswa pun harus ideal dengan kapasitas guru agar alokasi waktu mencukupi untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

2.1.3 Teknik Pictorial Riddle

Teknik pictorial riddle merupakan satu dari beberapa macam teknik

pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge (1973). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Pictorial riddle adalah salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan


(38)

20 kreatif siswa. Menurut Kaniawati (2009:23) Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu

transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu. Tahapan metode inkuiri dengan teknik pictorial riddle menurut Samsudin (2009: 24) terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Penyajian masalah, (2) Pengumpulan data verifikasi data, (3) Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, (4) Merumuskan penjelasan, dan (5) Mengadakan analisis inkuiri.

Teknik pictorial riddle adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. Hal tersebut didukung pendapat DePino (2011: 6)

Pictorial riddle merupakan informasi ilmiah di papan poster atau transparansi. Digunakan sebagai pusat diskusi. Dua format umum yang dapat disajikan. Satu menggambarkan situasi dalam kondisi normal, yang lain menggambarkan peristiwa discrepant (sesuatu yang jelas salah dalam gambar. Jenis pertanyaan yang baik untuk merangsang diskusi: "Apa hal yang Anda bisa tanyakan tentang gambar ini?”

Berdasarkan uraian di atas pictorial riddle merupakan informasi ilmiah yang disajikan di papan poster atau transparansi. Pictorial riddle digunakan sebagai pusat diskusi siswa dalam memecahkan masalah. Masalah yang ada ditampilkan dalam bentuk gambar, kemudian siswa mengidentifikasi gambar secara berkelompok, melakukan pengamatan, kemudian melakukan diskusi dan tanya jawab sehingga siswa dapat membuat suatu kesimpulan secara individual.


(39)

21 2.2 Kerangka Pemikiran

Anggapan siswa tentang sulitnya pelajaran fisika terjadi akibat kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-kosep fisika yang ada, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berakibat buruk pada hasil belajar siswa. Pemberian pengalaman langsung pada siswa dapat membuat konsep-konsep fisika yang diperoleh siswa akan lebih sulit untuk dilupakan sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran fisika, seperti LKS dapat dilakukan. Media dapat digunakan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa. Untuk mendapatkan media yang efektif dapat digunakan LKS yang disusun menggunakan model dan metode tertentu.

Metode inkuiri dengan teknik pictorial riddle menuntut siswa berperan aktif dalam pembelajaran, berpartisipasi aktif dalam bereksperimen, aktif dalam berdiskusi, dan bekerja sama dengan teman satu kelompok. Siswa

mengerjakan LKS dengan sistematis sesuai instruksi maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan eksperimen yang mereka laksanakan. LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle telah dirancang dengan tahapan-tahapan yang menuntun siswa untuk menemukan suatu teori sesuai eksperimen. Metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle merupakan keterampilan yang bersifat ilmiah dan membentuk pola pikir analisis pada siswa yaitu mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan


(40)

22 konsep, dan berkomunikasi. Melalui proses pembelajaran pictorial riddle, keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sangat

diperhatikan. Dalam pembelajaran pictorial riddle peran guru didalam kelas tidak mendominasi melainkan siswa yang harus aktif dalam bekerja. Guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran akan membuat materi yang dipelajari lebih lama di ingat oleh siswa, karena siswa melakukan dan bekerja sendiri sehingga terjadi proses berpikir terhadap materi yang baru diterima. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat menguasai materi yang ada dan dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan dalam bentuk soal sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik.


(41)

23 Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah kerangka pikir peneliti dalam

penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pembelajaran Materi Fluida Statis

Penggunaan LKS Berbasis Metode Inkuiri Ilmiah Teknik Pictorial Riddle

Memunculkan

Hasil Belajar

 Penyajian masalah dalam bentuk gambar dan diberikan pertanyaan yang menumbuhkan

kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah  Merangsang siswa untuk merencanakan

eksperimen dan menuangkannya dalam bentuk sketsa gambar sehingga dapat mengumpulkan dan memferifikasi data

 Memberikan pertanyaan yang dapat merangsang siswa mengadakan eksperimen dan pengumpulan data

 Memberikan pertanyaan yang dapat memperkuat konsep dasar yang telah diperoleh sehingga siswa dapat merumuskan penjelasan


(42)

24 Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle (X), sedangkan

variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika siswa (Y). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini:

R

Keterangan : X = LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle

Y = Hasil belajar fisika siswa

R = Pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Gambar 2.2 Bagan Paradigma Pemikiran

2.3 Hipotesis

Pasangan hipotesis penelitian yang telah diuji adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.

H1 : Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.


(43)

26

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 1 Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara dengan materi Fluida Statis.

3.2 Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, populasi yang diambil merupakan seluruh siswa kelas XI IPA pada semester genap SMA Negeri 1 Abung Semuli Kabupaten

Lampung Utara pada tahun pelajaran 2011/2012. Pemilihan kelas sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, yang nantinya akan diberikan perlakuan. Kelas eksperimen yang dipilih adalah kelas yang memiliki sebaran tipe belajar yang relatif merata untuk masing-masing tipe belajar. Setelah dilakukan proses pengidentifikasian maka didapatkan kesimpulan bahwa kelas XI IPA4 adalah kelas yang memiliki sebaran tipe belajar paling merata, sehingga diputuskan untuk memilih kelas tersebut sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa kelas XI IPA4 adalah 28 siswa.


(44)

27

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan menggunakan sebuah kelas yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas XI IPA4. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study. Peneliti mengunakan teknik purposive sampling untuk memilih kelas eksperimen, untuk melihat pemahaman belajar awal siswa, peneliti melihat dari hasil belajar fisika siswa dari materi sebelumnya, kemudian diberikan perlakuan. Pada perlakuan dinilai hasil belajar kognitif. Pada akhir sub bahasan, siswa diberikan posttest untuk melihat hasil belajar fisika siswa setelah diberikan perlakuan. Berikut ini desain dari penelitian ini:

Gambar 3.1 One Shot Case Study

Keterangan :

X : Penggunaan LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle ( treatment yang diberikan)

O : Hasil belajar fisika siswa

(Sugiyono, 2010: 110)


(45)

28 3.4 Prosedur Penelitian

Langkah yang dilakukan dalam penelitian pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa berupa tampilan gambar-gambar yang menunjukan fenomena tentang materi pelajaran yang akan dibahas. membagi siswa ke dalam beberapa kelompok berdasarkan hasil belajarnya, dalam satu

kelompok terdiri dari 4-5 siswa, dalam satu kelompok memiliki hasil belajar yang heterogen.

2) Kegiatan inti

Guru membagikan LKS kepada siswa, kemudian melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan adaptasi dari metode pembelajaran inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle dalam Samsudin (2009) tahapan pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tahap Pembelajaran Metode Inkuiri Ilmiah dengan Teknik Pictorial Riddle dan Rencana Tersusun dalam LKS

No Tahapan Preskripsi Terapan dalam

LKS 1 Penyajian

Masalah

Diminta mengamati peristiwa dan

diberikan pertanyaan – pertanyaan dipandu dalam LKS sehingga dapat memunculkan

Disajikan permasalahan berupa gambar, dan

pertanyaan-pertanyaan, sehingga siswa


(46)

29

No Tahapan Preskripsi Terapan dalam

LKS jawaban-jawaban yang menjadi pijakan pelaksanaan eksperimen dapat memberikan jawaban yang menjadi pijakan pelaksanaan eksperimen 2 Pengumpulan

dan verifikasi data

Diminta untuk menyiapkan alat dan bahan serta

merencanakan pengujian jawaban yang dikemukakan pada tahap 1 dipandu dalam LKS

Siswa diminta menyiapkan alat dan bahan serta merencanakan percobaan untuk membuktikan jawaban yang telah dikemukakan pada tahap 1

3 Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data Diminta melakukan eksperimen dan menganalisis data yang diperoleh dipandu dalam LKS

Siswa dapat melakukan eksperimen dan menganailsis data hasil eksperimen 4 Merumuskan

penjelasan Diminta mencari literature tentang materi dan menghubungkan dengan hasil eksperimen dipandu dalam LKS Siswa dapat menemukan hubungan antara hasil eksperimen dengan teori yang ada dan mengetahui aplikasi materi. 5 Mengadakan

analisis inkuiri

Diminta melakukan diskusi untuk menarik kesimpulan dengan guru sebagai moderator

Siswa melakukan tanya jawab dengan teman kelompok, guru mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa sehingga siswa dapat membuat kesimpulan yang benar


(47)

30 3) Kegiatan akhir

Selanjutnya diberikan posttest di setiap akhir pertemuan, pada posttest ke 1 diberikan 7 soal essay, pada posttest ke 2 diberikan 3 soal essay, dan pada posttest ke 3 diberikan 7 soal essay. Kemudian menganalisis data yang diperoleh dan membuat kesimpulan, terhadap konteks dan konten pembelajaran.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 bentuk variabel, yaitu variabel bebas dan variable terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle (X), dan variabel terikat adalah hasil belajar fisika siswa (Y).

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle dan 7 soal essay pada saat posttest ke 1, 3 soal essay pada posttest ke 2, dan 7 soal essay pada posttest ke 3 untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 20.


(48)

31 3.7 Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari: 1. Data nilai LKS

Data hasil pengisian LKS pada saat pelaksanaan praktikum 2. Data Hasil Belajar kognitif

Nilai hasil posttest siswa

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik test yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan tes kepada siswa dalam bentuk posttest untuk mendapatkan data hasil belajar fisika siswa, dengan memberikan tes berupa 7 soal tes essay untuk posttest ke 1, 3 soal essay untuk posttest ke 2 dan 7 soal essay untuk posttest ke 3, dan setiap nomor memiliki skor yang berbeda. Kriteria penilaian untuk nilai posttest adalah:

Posstest 1 dengan 7 soal essay, soal nomor 1 skor 10 apabila siswa dapat menjelaskan hubungan antara luas permukaan dan tekanan dengan tepat dan jelas, skor 5 apabila siswa dapat menjelaskan hubungan antara luas

permukaan dan tekanan dengan tepat namun belum jelas, skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar atau tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 2 skor 10 apabila siswa dapat mendefinisikan tekanan dengan tepat dan jelas, skor 5 apabila siswa dapat mendefinisikan tekanan dengan tepat namun belum jelas, dan skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar ataupun tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 3 skor 20 apabila siswa dapat menjawab


(49)

32 soal dengan tepat dan benar, sedangkan skor 0 apabila siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar atau tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 4 skor 10 apabila siswa dapat menjelaskan hubungan antara kedalaman dan tekanan dengan tepat dan jelas, skor 5 apabila siswa dapat menjelaskan hubungan antara kedalaman dan tekanan dengan tepat namun belum jelas, skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar atau tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 5 skor 10 apabila siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dengan tepat dan jelas, skor 5 apabila siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dengan tepat namun belum jelas, dan skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar ataupun tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 6 skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan tepat dan jelas kedua pertanyaan, skor 10 apabila siswa dapat menjawab salah satu pertanyaan dengan tepat dan benar, dan skor 0 apabila siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar ataupun tidak menjawab sama sekali. Soal nomor 7 skor 20 apabila siswa dapat memberikan alasan dengan penjelasan yang tepat dan benar, skor 10 apabila siswa dapat memberikan alasan namun kurang jelas ataupun kuran tepat, skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar atau tidak menjawab sama sekali.

Posttest 2 dengan 3 soal essay, soal 1 skor 30 apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas, skor 15 apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar namun belum jelas, dan skor 0 apabila jawaban salah ataupun siswa tidak menjawab sama sekali. Soal 2 skor 30 apabila siswa dapat mendefinisikan hukum pascal dengan tepat dan jelas, skor 15 apabila siswa dapat mendefinisikan hukum pascal dengan tepat namun


(50)

33 belum jelas, dan skor 0 apabila siswa tidak menjawab dengan benar ataupun tidak menjawab soal sama sekali. Soal 3 skor 40 apabila siswa dapat

menjawab soal dengan tepat, skor 20 apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan cara yang benar namun hasil akhirnya salah, skor 0 apabila siswa tidak menjawab pertanyaan dengan benar ataupun tidak menjawab sama sekali.

Posttest 3 dengan 7 soal essay, soal 1 dengan skor 20 apabila siswa dapat mendefinisikan gaya apung dan hukum archimedes dengan tepat dan jelas, skor 10 apabila siswa dapat mendefinisikan gaya apung dan hukum

archimedes dengan tepat namun belum jelas, dan skor 0 apabila jawaban siswa salah ataupun siswa tidak menjawab sama sekali. Soal 2 skor 20 apabila siswa dapat menjelaskan peristiwa terapung, melayang, dan

tenggelam dengan tepat dan jelas menggunakan konsep massa jenis, skor 10 apabila jawaban benar namun belum menggunakan konsep massa jenis, skor 0 apabila jawaban salah ataupun tidak menjawab sama sekali. Soal 3, 4, 5, dan 6 skor 10 apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan jelas, skor 5 apabila jawaban tepat namun kurang jelas, dan skor 0 apabila jawaban tidak benar ataupun siswa tidak menjawab sama sekali, soal 7 skor 20 apabila jawaban siswa tepat, skor 10 apabila cara yang digunakan tepat namun hasil akhirnya masih salah, dan skor 0 apabila siswa menjawab tidak benar ataupun tidak menjawab sama sekali.


(51)

34 Dengan tes bentuk essay ini maka akan menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterprestasikan, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki, sehingga sangat cocok untuk menguji hasil belajar fisika siswa. Rubrik penilaian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8.

Sedangkan nilai LKS siswa diperoleh dari hasil pengisian LKS pada saat siswa melakukan praktikum. Pada penilaian hasil pengerjaan LKS berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle, kegiatan yang dinilai ada 5 (K1, K2, K3, K4, dan K5) sesuai dengan tahapan metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle dengan skor maksimal masing-masing kegiatan adalah 20, dengan penjelasan sebagai berikut:

K1 : Skor 20 apabila siswa dapat menjawab pertanyaan sehingga dapat membangun hipotesis pada kegiatan I dengan tepat dan jelas, skor 10 apabila siswa dapat membuat hipotesis dengan tepat namun belum jelas, dan skor 0 apabila hipotesis siswa salah ataupun siswa tidak mengisi sama sekali.

K2 : Skor 20 apabila siswa dapat menuliskan alat dan bahan serta membuat rencana percobaan pada kegiatan II dengan tepat dan lengkap, skor 10 apabila siswa dapat menuliskan alat dan bahan serta membuat rencana percobaan namun kurang lengkap, skor 0 apabila siswa tidak menjawab sama sekali.

K3 : Skor 20 apabila siswa dapat memperoleh data yang benar dan menjawab 3 pertanyaan berdasarkan hasil percobaan pada kegiatan III dengan benar, masing-masing nilainya 5 jika benar dan jika salah nilainya 0.

K4 : Skor menjawab 3 pertanyaan pada kegiatan IV, untuk pertanyaan 1 skornya 6 jika benar, dan 0 jika salah, untuk pertanyaan 2 skornya 6


(52)

35 jika benar, dan 0 jika salah, dan untuk pertanyaan 3 skornya 8 jika benar dan 0 jika salah.

K5 : Skor 20 apabila kesimpulan yang dibuat tepat dan jelas, skor 10 apabila kesimpulan sudah tepat namun kurang jelas, dan skor 0 apabila kesimpulan yang dibuat siswa tidak benar ataupun tidak diisi sama sekali.

Rubrik penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 9.

3.9 Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen telah diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.9.1Uji Validitas

Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.


(53)

36 Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

Keterangan:

= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal

Y = Skor total N = Jumlah sampel

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau

sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. (Sugiyono, 2010: 188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total


(54)

37 correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

3.9.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas

instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari Σσi2

= jumlah varians skor tiap-tiap item σt2

= varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.


(55)

38 Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan

reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang

reliabel.

2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak

reliabel.

3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.

4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. 5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat

reliabel.

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal. Hasil uji validitas dan

reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Lampiran 10, dari data tersebut dapat terlihat bahwa instrumen telah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan.


(56)

39 3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.10.1 Analisis Data

Untuk menganalisis hasil belajar siswa digunakan skor posttest. Skor posttest merupakan indikator adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle, sedangkan penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan dengan menilai hasil pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah diberikan dengan mengacu pada lima aspek yang telah dijelaskan di teknik pengumpulan data. Untuk menganalisis nilai posttest digunakan teknik pensekoran nilai posstest yaitu dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa pada setiap nomor soal.

Sedangkan pada LKS terdapat 5 kegiatan untuk setiap kegiatan diberi skor maksimal 20, sehingga nilai LKS siswa adalah penjumlahan skor dari setiap kegiatan yang dikerjakan siswa. Hasil analisis data nilai posttest dan nilai LKS dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 12.


(57)

40 3.10.2 Pengujian Hipotesis

Data hasil penelitian telah dianalisis dengan melakukan uji sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir (posttest) dari hasil belajar dan hasil data nilai Lembar Kerja Siswa (LKS), menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

H : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

Hasil uji normalitas antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa berdistribusi normal dan dapat dilihat pada Lampiran 13.


(58)

41 2) Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05

(Priyatno, 2010: 73) Hasil Uji linearitas antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa memiliki hubungan yang linear dan dapat dilihat pada Lampiran 14.

3) Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini.

(Sugiyono, 2010: 255)

Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima (Sugiyono, 2010: 261).


(59)

42 Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010: 257)

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase. Dari hasil pengujian korelasi antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa diperoleh tingkat hubungan sedang dan dapat dilihat pada Lampiran 15.


(60)

43 4) Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Dengan:

(Priyatno, 2010: 55) Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

Adapun hipotesis penelitian yang telah diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.

H1 : Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.


(61)

44 Kriteria pengujian:

Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak. Dan jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan tingkat signifikansi: Jika nilai sig > (0,05) maka terima H0 Jika nilai sig < (0,05) maka tolak H0

Setelah dilakukan uji regresi linier sederhana antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa diperoleh hasil seperti yang terlampir pada Lampiran 16.


(62)

56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddel terhadap hasil belajar fisika siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddel dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika.

2. Dalam menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle hendaknya harus disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan agar kemampuan dan kompetensi siswa tergali dengan baik.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Ahliswiwite. 2007. LKS Berbasis Web. . [On line] tersedia: http://ahliswiwite. files.wordpress.com. 4/11/2011.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

DePino, Peter. 2011. Yale-New Haven Teachers Institute: A Creative Classroom Model For a Sixth Grade Science Class. [On line] tersedia:

http://www.yale.edu. 17/11/2011.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ibrahim, Muslimin. 2010. Fenomena Fisika: Model Pembelajaran Inkuiri. [ON line] tersedia: http://fisika21.wordpress.com. 21/11/2011.

Prambudi, Shoim. 2010. Metode Pembelajaran Inkuiri. [On line] tersedia: http://shoimprambudi.wordpress.com. 17/11/2011.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Rhyno. 2010. Inkuiri Melalui Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Sains. [On line] tersedia: http://www.rhynosblog.com. 21/11/2011.

Rusdi, Andi. 2008. Perangkat Pembelajaran. [On line] tersedia: http://anrusmath.wordpress.com. 1/01/2012.

Sahrul. 2009. Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri. [On line] tersedia: http://sahrulgmail.blogspot.com. 17/11/2011.

Samsudin, Achmad. 2009. Model-model Pembelajaran. Bandung: Jurusan Peddidikan Fisika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. [On line] tersedia: http://file.upi.edu. 17/11/2011.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Remaja.


(64)

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhana, Cucu & Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: Refika Aditama.

Sutrisno, Joko. 2011. Pengaruh Pemakaian LKS Jenis Tertentu Terhadap

Kemampuan Membaca dan Berpikir Kritis pada Siswa SD Tingkat Rendah. [On line] tersedia: www.eurekabookhouse.com. 21/12/2011.

Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.


(1)

42 Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010: 257)

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase. Dari hasil pengujian korelasi antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa diperoleh tingkat hubungan sedang dan dapat dilihat pada Lampiran 15.


(2)

43 4) Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Dengan:

(Priyatno, 2010: 55) Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

Adapun hipotesis penelitian yang telah diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)

berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.

H1 : Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis metode inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle terhadap hasil belajar fisika siswa.


(3)

44 Kriteria pengujian:

Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak. Dan jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan tingkat signifikansi: Jika nilai sig > (0,05) maka terima H0 Jika nilai sig < (0,05) maka tolak H0

Setelah dilakukan uji regresi linier sederhana antara nilai LKS siswa dengan nilai posttest siswa diperoleh hasil seperti yang terlampir pada Lampiran 16.


(4)

56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh linear yang positif dan signifikan antara penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddel terhadap hasil belajar fisika siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddel dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika.

2. Dalam menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri ilmiah teknik pictorial riddle hendaknya harus disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan agar kemampuan dan kompetensi siswa tergali dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahliswiwite. 2007. LKS Berbasis Web. . [On line] tersedia: http://ahliswiwite. files.wordpress.com. 4/11/2011.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

DePino, Peter. 2011. Yale-New Haven Teachers Institute: A Creative Classroom Model For a Sixth Grade Science Class. [On line] tersedia:

http://www.yale.edu. 17/11/2011.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ibrahim, Muslimin. 2010. Fenomena Fisika: Model Pembelajaran Inkuiri. [ON line] tersedia: http://fisika21.wordpress.com. 21/11/2011.

Prambudi, Shoim. 2010. Metode Pembelajaran Inkuiri. [On line] tersedia: http://shoimprambudi.wordpress.com. 17/11/2011.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Rhyno. 2010. Inkuiri Melalui Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Sains. [On line] tersedia: http://www.rhynosblog.com. 21/11/2011.

Rusdi, Andi. 2008. Perangkat Pembelajaran. [On line] tersedia: http://anrusmath.wordpress.com. 1/01/2012.

Sahrul. 2009. Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri. [On line] tersedia: http://sahrulgmail.blogspot.com. 17/11/2011.

Samsudin, Achmad. 2009. Model-model Pembelajaran. Bandung: Jurusan Peddidikan Fisika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. [On line] tersedia: http://file.upi.edu. 17/11/2011.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Remaja.


(6)

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhana, Cucu & Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: Refika Aditama.

Sutrisno, Joko. 2011. Pengaruh Pemakaian LKS Jenis Tertentu Terhadap

Kemampuan Membaca dan Berpikir Kritis pada Siswa SD Tingkat Rendah. [On line] tersedia: www.eurekabookhouse.com. 21/12/2011.

Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.