Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Hasil Analisa Data 1. Distribusi Defek Penglihatan Warna

4.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer, data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian. Pengambilan data tentang buta warna dilakukan dengan pengukuran langsung menggunakan buku Ishihara pada seluruh siswa kelas X di SMA Santo Thomas 1 Medan.

4.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari hasil pengukuran dalam penelitian ini kemudian ditabulasikan untuk kemudian diolah lebih lanjut dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science SPSS. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui insidensi buta warna siswa kelas X SMA Santo Thomas 1 Medan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika deskriptif, yaitu analisis univariat.

4.6. Cara Kerja dan Alur Penelitian

4.6.1. Cara Kerja

Mengajukan pemohonan izin pelaksanaan penelitian dan memperoleh surat Ethical Clearance yang diperoleh dari institusi pendidikan Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Mengirimkan pemohonan ijin untuk pelaksanaan penelitian ke SMA Santo Thomas 1 Medan. Setelah memperoleh ijin dari SMA Santo Thomas 1 Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian yang akan dilakukan pada bulan Agustus-November 2014 dan pemeriksaan dilakukan pada tiap kelas X di SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

4.6.2. Alur Penelitian

Buta warna hijau deuteranopiadeuteranomal y Buta warna merah protanopiaprotanomal Siswa kelas X SMA Santo Thomas 1 Medan menandatangani Informed Consent Mengisi data demografi : nama, usia dan jenis kelamin Siswa membaca Plate Ishihara Mengelompokkan siswa sesuai dengan Tabel Ishihara Penglihatan Normaltrikromat Buta warna Merah-Hijau red- green deficiency Buta warna totalakromatopsia Hasil Analisis Data Laporan penelitian BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penatalaksanaan penelitian ini adalah kelas X Sekolah Menengah Atas Santo Thomas 1 Medan, yang beralamatkan di jalan Letjend S. Parman No.109, Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Santo Thomas 1 Medan. Jumlah responden adalah sebanyak 464 orang. Semua data sampel diambil dari data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing siswa dengan buku Ishihara. Karakteristik yang diamati terhadap responden adalah umur dan jenis kelamin. Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian sebagai berikut : Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Usia Jumlah Orang Persentase 1 2 3 4 5 13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 4 160 288 11 1 9 34,5 62,1 2,4 2 Total 464 100 Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan 464 responden usia terbanyak yang menjadi sampel adalah 15 tahun yaitu sebanyak 288 orang 62,1 dan paling sedikit berumur 17 tahun sebanyak 1 orang 2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 221 243 47,6 52,4 Total 464 100 Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan 464 responden, jenis kelamin terbanyak yang menjadi responden adalah perempuan sebanyak 243 orang 52,4 dan diikuti responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 221 orang 47,6 5.2. Hasil Analisa Data 5.2.1. Distribusi Defek Penglihatan Warna Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Buta Warna yang Menjalani Pemeriksaan dengan Buku Ishihara No Buta Warna Jumlah Orang Persentase 1 2 3 Protanopia Protanomalia Negatif 5 4 455 1,1 0,9 98 Total 464 100 Berdasarkan tabel 5.3, dapat dilihat bahwa terdapat 9 orang 2 yang mengalami defek penglihatan warna. Dari 9 orang siswa yang mengalami defek penglihatan warna diantaranya menderita Protanopia sebanyak 5 orang 1,1 dan Protanomalia sebanyak 4 orang 0,9. 5.2.2. Distribusi Defek Penglihatan Warna Menurut Jenis Kelamin Tabel 5.4 Distribusi Defek Penglihatan Warna Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Persentase No Buta Warna Laki-laki Perempuan 1 2 3 Protanopia 5 1,1 Protanomalia 4 0,9 Negatif 212 243 98 Total 221 243 100 Dari tabel 5.4, dapat dilihat bahwa seluruh penderita defek penglihatan warna pada sampel berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 responden 2, dan tidak ditemukan adanya defek penglihatan warna pada perempuan. Dari 9 responden yang mengalami defek penglihatan warna diantaranya didapatkan menderita Protanopia sebanyak 5 responden 1,1 dan Protanomalia sebanyak 4 responden 0,9. 5.2.3. Distribusi Defek Penglihatan Warna Menurut Usia Tabel 5.5 Distribusi Defek Penglihatan Warna Menurut Usia Usia Responden Persentase No Buta Warna 13 14 15 16 17 1 2 3 Protanopia 2 3 1,1 0,9 Protanomlia 2 2 Negatif 4 156 283 11 1 98 Total 4 160 288 11 1 100 Berdasarkan tabel 5.5, dapat dilihat bahwa responden yang menderita defek penglihatan warna terbanyak yaitu pada kelompok usia 15 tahun sebanyak 5 responden 1,1, dimana diantaranya sebanyak 3 responden 0,64 yang menderita Protanopia dan 2 responden 0,43 menderita Protanomalia. Kemudian diikuti oleh kelompok usia 14 tahun sebanyak 4 responden 0,9, dimana diantaranya 2 responden 0,43 yang menderita Protanopia dan 2 resonden 0,43 menderita Protanomalia.

5.3. Pembahasan