Pendahuluan
E. Cara Penggunaan Modul
Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Aktivitas Pembelajaran
disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru, baik untuk moda tatap muka
penuh, maupun moda tatap muka kombinasi in-on-in. Berikut ini gambar yang menunjukkan langkah-langkah kegiatan belajar secara umum.
Gambar 1.Alur Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat terdapat dua alur kegiatan pelaksanaan kegiatan, yaitu diklat tatap muka penuh dan kombinasi In-On-In. Deskripsi
kedua jenis diklat tatap muka ini terdapat pada penjelasan berikut.
1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator. Tatap muka penuh dilaksanakan
menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur berikut ini.
IPA SMP KK J
Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J Pedagogi ,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru peserta diklat untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Guru dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Pendahuluan
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambuinstruksi yang tertera pada modul, baik bagian 1. Diskusi Materi, 2. Praktik, dan aktivitas menjawab latihan soal. Pada kegiatan ini
peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan, dan mengolah data sampai membuat kesimpulan kegiatan.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi yang dibahas secara
bersama-sama.
e. Refleksi Kegiatan
Pada kegiatan ini peserta dan penyaji merefleksi penguasaan materi setelah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Kombinasi
Kegiatan diklat tatap muka kombinasi in-on-in terdiri atas tiga kegiatan, yaitu tatap muka kesatu in-1, penugasan on the job learning, dan tatap muka kedua
in-2. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka kombinasi tergambar pada alur berikut ini.
IPA SMP KK J
Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Pada Kegiatan in-1 peserta mempelajari uraian materi dan mengerjakan Aktivitas
Pembelajaran bagian 1. Diskusi Materi di tempat diklat. Pada saat on the job learning peserta melakukan Aktivitas Pembelajaran bagian 2. Praktik,
danmengisi Latihan secara mandiri di tempat kerja masing-masing. Pada
Kegiatan in-2,peserta melaporkan dan mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan selama on the job learning yang difasilitasi oleh narasumberinstruktur
nasional.
Pendahuluan
Modul ini dilengkapi dengan beberapa kegiatan pada Aktivitas Pembelajaran BAB II, Bagian E sebagai cara guru untuk mempelajari materi yang dipandu
menggunakan Lembar Kegiatan LK. Pada kegiatan diklat tatap muka
kombinasi, terdapat LK diskusi materi yang dilakukan pada saat in-1 dankegiatan praktik yang dipandu menggunakan LK dikerjakan pada saat on
the job learning. Hasil implementasi LK pada on the job learning menjadi tagihan pada kegiatan in-2. Berikut ini daftar pengelompokan LK pada kegiatan tatap
muka kombinasi.
Tabel 2Daftar Lembar Kerja Modul KK J
No Kode LK
Nama LK Keterangan
1.
LK.J.01 Diskudi Materi Penelitian Tindakan
Kelas In Service 1
2.
LK.J.02. Identifiikasi, Faktor Penyebab, dan
Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Kasus 1
On The Job Learning
3.
LK.J.03. Identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat PTK berdasarkan kasus 2
On The Job Learning
4.
LK.J.04. Membuat Proposal PTK
On The Job Learning
IPA SMP KK J
Kegiatan Pembelajaran 1 Penelitian Tindakan Kelas
Modul ini akan membahas konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas. Melalui modul ini diharapkan Anda dapat membangun wawasan dan melatih
keterampilan secara mandiri tentang Penelitian Tindakan Kelas yang berbasis pada upaya memperbaiki kelemahan pembelajaran IPA SMP. Dengan
memahami konsep dasar PTK, Anda diharapkan dapat menerapkan PTK dalam proses pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran. PTK memang merupakan salah satu kompetensi yang penting dimiliki oleh setiap
guru. Oleh karena itu, Anda diharapkan dapat mempelajari konsep PTK pada modul ini secara mandiri, bersemangat, serta dengan penuh seksama sebagai
wujud tanggung jawab Anda terhadap profesionalisme guru. Anda dapat berdiskusi dengan teman sejawat untuk menyelsaikan permasalahan yang
mungkin ada dalam kajian modul ini dengan berprinsip pada saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul secara mandiri dan penuh tanggung jawab, Anda diharapkan memiliki kompetensi untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukansebuah tindakan reflektif dalam bentuk PTK.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, indikator ketercapaian kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan hakikat PTK
2. Menjelaskan tahap-tahap PTK
3. Melakukan identifikasi masalah di kelas
Kegiatan Pembelajaran 1
4. Membuat rumusan masalah dan hipotesis tindakan berdasarkan
masalah terpilih 5.
Membuat rancangan tindakan yang akan dilaksanakan 6.
Menyusun draftproposal PTK 7.
Menjelaskan sistematika laporan PTK
C. Uraian Materi
1. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas PTK berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt
Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot,Dave Ebbutt dan lainnya.
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan guru, siswa atau kepala sekolah dalam situasi-situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran a praktik-
praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, b pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan c situasi-situasi dan lembaga-lembaga
tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan Harjodipuro, 1997. Dalam konteks pekerjaan guru, penelitian tindakan yang dilakukan guru disebut
penelitian tindakan kelas yaitu suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakansecara sengaja dimunculkan
dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja
dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti kelas tidak terikat pada
pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama juga Suharsimi: 2005.