2. Skala Religiusitas
Dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark 1962, antara lain:
a. Dimensi keyakinan, yang berisi pengharapan-pengharapan dimana seseorang berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran ajaran tersebut. b. Dimensi peribadatan, yang berkaitan dengan praktik atau
pelaksanaan sejumlah perilaku, ketaatan akan hal-hal yang menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianut.
c. Dimensi pengalaman, yang berkaitan dengan pengalaman, perasaan, persepsi dan sensasi yang dialami seseorang.
d. Dimensi konsekuensi, yang mengacu pada sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan
sehari hari, baik dalam hal praktik keagamaan, pengalaman, maupun pengetahuannya.
e. Dimensi pengetahuan agama, yang mengacu pada harapan bagi orang-orang yang beragama untuk mengetahui dan memiliki
sejumlah pengetahuan mendasar mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci, dan tradisi-tradisi agamanya.
Setiap aspek di atas akan diuraikan kedalam sejumlah pernyataan favorable dan unfavorable, dimana subjek diberikan lima
alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Untuk aitem favorable,
Universitas Sumatera Utara
pilihan SS mendapatkan skor empat, pilihan S mendapatkan nilai tiga, pilihan TS mendapatkan nilai dua, dan pilihan STS akan mendapatkan
nilai satu. Sedangkan untuk aitem unfavorable, pilihan SS mendapat skor satu, pilihan S mendapat skor dua, pilihan TS mendapat skor tiga,
dan pilihan STS mendapat skor empat.
Tabel 2. Blue Print Skala Religiusitas Sebelum Uji Coba
Dimensi Religiusitas
Pernyataan Jumlah Persentase
Favorable Unfavorable
a. Keyakinan 1, 15, 23, 30
6, 20 6
17.6 b. Peribadatan
2, 7, 9,14 24, 27,32
7 20.5
c. Pengalaman 16, 21, 28, 29, 34
3, 10, 12, 22 9
26.4 d. Konsekuensi
5, 13, 18, 19, 33 8, 26, 31
8 23.5
e. Pengetahuan 11, 25
4, 17 4
11.7
Jumlah 20
14 34
100
E. Uji Coba Alat Ukur
Menurut Azwar 2000, tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa
yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan
pengukuran.
Mengukur data yang akurat diperlukan suatu alat ukur yang bersifat valid dan reliabel yang diperoleh dengan cara melakukan uji validitas dan
reliabilitas. Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang saling berkaitan dan berperan dalam menentukan baik atau tidaknya suatu
penelitian. Alat ukur yang sudah diketahui validitas dan reliabilitas dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
1. Validitas Alat Ukur