sputum pada pasien pneumonia, ataupun spesimen pus pada pasien infeksi luka operasi, dilakukan pengumpulan data berupa usia, jenis kelamin, diagnosis, asal
spesimen dan hasil kultur.
3.
Hasil kultur akan dibagi menjadi dua yaitu kelompok kasus dan kontrol. Kelompok kasus adalah semua sampel penelitian dengan hasil kultur dijumpai pertumbuhan
bakteri ESBL selanjutnya disebut kelompok ESBL dan kelompok kontrol adalah semua sampel penelitian dengan hasil kultur dijumpai pertumbuhan bakteri selain
bakteri ESBL selanjutnya disebut kelompok non-ESBL.
4.
Selanjutnya dilakukan analisis uji diagnostik untuk menilai akurasi Italian score sebagai prediktor adanya infeksi ESBL.
3.9 Definisi Operasional
a. Usia
Berdasarkan data yang tertera pada rekam medis dengan satuan tahun.
b. Jenis kelamin
Berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan hasil pria
atau wanita.
c.
Bakteri ESBL Bakteri yang mengahasilkan enzim ESBL yaitu enzim
yang dapat menghidrolisis penicillin, cephalosporin generasi I, II, III dan aztreonam. Diperoleh dari hasil
kultur bakteri berupa jenis bakteri dan kemampuannya menghasilkan enzim ESBL positif atau negatif.
d.
Charlson Comorbidity
Score Merupakan suatu sistem skor yang bermanfaat dalam
menilai prognosis dengan mengetahui komorbid yang dijumpai pada pasien. Komorbid dalam penelitian ini
merupakan penyakit penyerta yang dijumpai pada pasien yang diketahui melalui anamnesa riwayat
penyakit sebelumnya ataupun diagnosis pasien saat rawatan.
31
e. Sepsis
Keadaan infeksi disertai manisfestasi sistemik minimal
Universitas Sumatera Utara
2 dari 4 gejala SIRS Systemic Inflammatory Response Syndrome yaitu suhu 38°C atau 36 °C, denyut
jantung 90 kali per menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit atau PaCO 32 mmHg, leukosit
12.000mm
3
atau 4.000mm
3
atau neutrofil 10.
33,34
Pasien dengan sepsis diambil spisimen darahnya dengan prosedur berikut :
Bersihkan lokasi yang akan diambil darah dengan
alkohol 70 swab dari tengah memutar ke tepi, biarkan kering
Tusukkan jarum ke dalam pembuluh darah, tarik
penghisap semprit hingga darah masuk ke dalam semprit 10 ml
Tekan bekas tusukan dengan kapas
Desinfektan septum tutup botol kultur dan isikan
darah ke dalam botol media yang sesuai
f.
Pneumonia Penyakit saluran napas bawah akut, biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus ataupun jamur. Diagnosis dapat diketahui dari gejala klinis berupa
batuk, sputum purulen, dan demam dan dari foto dada didapati gambaran infiltrat interstisial.
Pada pasien dengan pneumonia, diambil spesimen sputum dengan prosedur berupa:
Sebelum pengambilan spesimen pasien diminta
berkumur dengan air. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas
Pasien berdiri tegak atau duduk tegak, pasien
diminta untuk menarik napas dalam, 2-3 kali kemudian keluarkan napas bersamaan dengan
batuk yang terkuat dan berulang kali sampai sputum keluar
Universitas Sumatera Utara
Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung
didalam wadahdengan cara mendekatkan wadah ke mulut, sputum yang berkualitas baik akan
tampak kental purulen dengan volume cukup 3-5 ml, kemudian tutup wadah
g. Infeksi Saluran
Kemih Keadaan adanya klinis berupa demam, nyeri pinggang,
nyeri suprapubik, polakisuria, dan disuria dan dijumpainya mikroorganisme dalam urin yang disebut
bakteriuria serta dinyatakan bermakna jika 10
5
cfu pada kultur urin.
34
Spesimen urin dilakukan pada pasien dengan infeksi saluran kemih, prosedurnya berupa :
Urin porsi tengah Urin diambil oleh penderita sendiri setelah
mendapat penjelasan yaitu:
Penderita harus mencuci tangan dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk kemudian
tanggalkan pakaian dalam
Untuk wanita, bersihkan labia dan vulva dengan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang
kemudian bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril
Untuk laki-laki, jika tidak disunat tarik
preputium kebelakang
Keluarkan urin, aliran urin pertama dibuang, aliran selanjutnya ditampung dalam wadah
yang sudah disediakan , pengumpulan urin selesai sebelum urin habis kemudian tutup
wadah.
Jika tidak mampu melakukan sendiri , hal ini
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan bantuan perawat Urin kateter
Lakukan disinfeksi dengan alcohol 70 pada
bagian selang kateteryang terbuat dari kare jangan bagian yang terbuat dari plastic
Aspirasi urin dengan menggunakan semprit sebanyak kurang lebih 2 ml
Masukkan kewadah steril dan tutup rapat.
h. Infeksi Luka
Operasi Dibedakan 2 jenis yaitu infeksi luka operasi
superficial, yaitu luka infeksi terjadi dalam 30 hari setelah operasi yang ditandai adanya cairan purulen
dan inflamasi daerah belas insisi. Dan infeksi luka operasi dalam jika dijumpai infeksi dalam 30 hari
tanpa inplan dan dalam 1 tahun jika dilakukan pemasangan inplan yang ditandai cairan purulen,
inflamasi dan terbentuknya abses. Spesimen pus, dilakukan pada pasien dengan luka
purulen, ulkus, atau infeksi luka operasi prosedurnya berupa:
1. Bersikan luka dengan lain kasa yang telah
dibasahi dengan NaCl fisiologis sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan eksudat yang
mongering 2.
Buka kaps lidi dan usapkan bagian kapasnya pada luka tanpa menyentuh bagian tepi luka, lakukan 2
kali dengan menggunakan 2 kapas lidi 3.
Kapas lidi dapat diinokulasikan langsung pada agar atau masukkan kedalam tabung media
transfor
Universitas Sumatera Utara
i.
Kultur bakteri Spesimen urin, sputum dan pus pasien dikultur di
medium plat agar darah dan McConkey lalu dieramkan pada suhu 37
°C selama 24 jam. Materi darah dimasukkan ke dalam botol Fan Aerob Culture
Bottles BacTALERT untuk, diinkubasikan di inkubator BacTALERT pada suhu 37
°C. Botol yang menunjukkan pertumbuhan kuman kemudian
dilakukan pengecatan Gram dan dilakukan isolasi primer di medium plat agar darah dan McConkey,
dieramkan pada suhu 37 °C semalam. Dari koloni
yang tumbuh diambil untuk membuat suspensi inokulum dalam 0,45 NaCl fisiologis steril, lalu
kekeruhan suspensi disesuaikan dengan standar 0,5 McFarland. Kemudian suspensi inokulum tersebut
diisikan ke dalam kartu uji Vitek2 compact sesuai dengan instruksi dari bioMerieux: GN untuk
identifikasi Batang Gram negatif dan AST-N100 untuk uji kepekaan bakteri batang Gram negatif
terhadap antibiotika.
35
3.10 Analisa Statistik