BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri Extended Spectrum β Lactamase ESBL
Beberapa dekade terakhir, penggunaan intensif sefalosporin spektrum luas sefalosporin generasi ketiga, seperti seftriakson dan sefotaksim telah mengakibatkan munculnya strain
bakteri yang resisten terhadap antibiotik, dengan menghasilkan enzim extended s pektrum β
laktamase ESBL.
1
ESBL adalah enzim yang dapat menyebabkan resistensi terhadap hampir seluruh antibiotik
β laktam termasuk penisilin, sefalosporin dan monobaktam.
12
Enzim β laktamase yang pertama ditemukan dinamakan TEM-1. TEM ditandai dengan
adanya asam amino serine pada bagian aktifnya. Adanya mutasi satu asam amino pada TEM-1 mengakibatkan terbentuk enzim baru disebut TEM-2 namun tidak mengubah kemampuan
hidrolisisnya terhadap antibiotik β laktam. Setiap adanya mutasi akan menghasilkan suatu enzim
baru dengan kemampuan hidrolisis cincin betalaktam yang berbeda. TEM-1 dan TEM-2 menghidrolisis penicillin dan sefalosporin spektrum sempit, seperti
sefalotin atau sefazolin. Namun, tidak efektif terhadap sefalosporin generasi yang lebih tinggi dengan rantai samping oxyimino, seperti sefotaksim, ceftazidim, seftriakson, atau sefepim.
Akibatnya, sefalosporin generasi ketiga mendapat tempat yang luas dalam penggunaan klinis pada awal 1980an.
2,12
TEM-3 dilaporkan pertama kali tahun 1989. TEM-3 inilah bakteri penghasil enzim
β laktamase pertaa yang masuk kedalam golongan bakteri ESBL dari variant TEM. Sejak saat itu telah terdapat lebih dari 200 mutasi pada TEM. TEM paling banyak
dihasilkan oleh E.coli.
2,8,13,14
Adanya mutasi serine menjadi glisine pada posisi 238 enzim β laktamase mengakibatkan
terbentuknya enzim yang disebut SHV-1. ESBL ditemukan pertama kali tahun 1983 dan merupakan turunan dari SHV ini. SHV umumnya dijumpai pada Klebsiella spp. Sama halnya
dengan TEM, perubahan satu asam amino mengakibatkan terbentuknya enzim baru. Sampai saat ini dikenal 140 turunan SHV.
8,13
Universitas Sumatera Utara
Selain kedua enzim diatas dijumpai juga CTM-X yang lebih dominan resisten terhadap cefotaxime. Banyak kejadian outbreak ESBL diakibatkan turunan CTM-X. Sampai saat ini
terdapat 130 turunan CTM-X.
8
CTM-X merupakan ESBL yang paling sering dijumpai saat ini. Antibiotik
β laktamase inhibitor asam clavulanat kurang efektif terhadap ESBL CTM-X ini.
4
Ad apun enzim β laktamase yang lain dikenal dengan OXA β laktamae. OXA beta laktamase
dapat menghidrolisis oksasilin dan kurang efektif terhadap asam clavulanat. ESBL OXA banyak dijumpai pada Pseudomonas aeroginosa. Enzim beta laktamase yang lain, seperti PER, VEB,
dan GES telah dilaporkan tetapi sangat jarang dan terutama ditemukan pada P.aeruginosa dan hanya didapati pada daerah geografis tertentu. Enzim ESBL lainnya, yang juga cukup jarang, dan
ditemukan di Enterobacteriaceae antara lain BES, SFO, dan TLA.
8,12
Bakteri yang dapat menghasilkan enzim ESBL umumnya bakteri gram negatif, seperti Klebsiella pneumonia, Klebsiella oxytoca, Eschericia coli, Acinetobacter, Burkhlorderia,
Citobacter, Enterobacter, Morganella, Proteus, Pseudomonas, Salmonella, dan Seratia spp.
12
2.2 Epidemiologi Infeksi Bakteri ESBL