3 Subak memiliki wilayah dengan perbatasan alam yang jelas dan jaringan
irigasi prasarana dan sarana yang lengkap sebagai perwujudan unsur palemahan.
Tri Hita Karana secara inflisit mengandung pesan agar kita mengelola sumber daya alam termasuk air secara arif untuk menjaga kelestarian, senantiasa
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan selalu mengedepankan harmoni dan kebersamaan dalam memecahkan masalah. Terselenggaranya keselarasan dan
keharmonisan hidup manusia sebenarnya mutlak merupakan keselarasan dari ketiga dimensi alam tersebut. Manusia harus taat dan patuh terhadap aturan dan
hukum alam yang telah digariskan kepadanya melalui ajaran agama yang telah diturunkan oleh Tuhan. Subak sebagai warisan budaya yang bernilai luhur, perlu
dilestarikan eksistensinya. Dalam artian bukan hanya sekedar mempertahankan nilai-nilai lama, tetapi sekaligus membina dan mengembangkannya agar subak
menjadi lebih kuat dan mandiri sehingga tangguh menghadapi segala macam tantangan moderenisasi Windia, 2006.
2.2 Agribisnis Berbasis Subak
Agribisnis merupakan cara baru untuk melihat pertanian, apabila agribisnis usahatani dianggap subsistem maka ia tidak terlepas dari kegiatan di
agribisnis non usahatani seperti agribisnis hulu dan hilir. Dengan demikian agribisnis merupakan cara baru melihat pertanian menjadi visi pada masa akan
datang. Antara 2009 menyatakan, agribisnis diartikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi pada
keuntungan atau kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas pertanian dalam arti luas. Agibrisnis termasuk kedalam semua kegiatan di sektor
pertanian dimulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran, sehingga produk tersebut sampai ke
tangan konsumen. Sistem Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem Downey dan Erickson, 1992sebagai berikut. 1.
Subsistem agribisnis hulu upstream agribusiness Kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian,
seperti industri dan perdagangan agrokimia pupuk, pestisida, dll, industri agrootomotif mesin dan peralatan, dan industri benihbibit serta industri
pendukungnya. 2.
Subsistem produksi atau usaha tani on-farm agribusiness Kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan
oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usaha tani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha
tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan, contoh : usaha tanaman pangan dan
holtikultura, perkebunan, tanaman obat, peternakan, perikanan, kehutanan. 3.
Subsistem agribisnis hilir down-stream agribusiness Berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer
menjadi produk olahan, baik produk awal maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini
antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat kayu, kulit, karet, sutera, jerami industri jasa boga,
industri farmasi dan bahan kecantikan, industri agrowisata
4. Subsistem lembaga penunjang
Seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga
pendidikan, dan lembaga pemerintah kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya, contoh : distribusi, konsumsi, promosi, informasi pasar.
Dalam usaha mempercepat laju pertumbuhan sektor agribisnis terutama dihadapkan dengan kondisi petani kita yang serba lemah modal, skill,
pengetahuan dan penguasaan lahan dapat ditempuh melalui penerapan sistem pengembangan system of development agribisnis. Dalam konteks bahasan ini,
yang dimaksud “sistem pengembangan agribisnis” adalah suatu bentuk atau model atau sistem atau pola pengembangan agribisnis yang mampu memberikan
keuntungan layak bagi pelaku-pelaku agribisnis berupa peningkatan pendapatan, peningkatan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja.
Suherman 2003 pengembangan lembaga tradisional yaitu subak mengarah ke bidang ekonomi atau komersial yang berpola agribisnis perlu
mendapat perhatian yang serius. Dengan pola pengembangan subak menuju agribisnis akan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani. Usaha
ekonomi berbasis subak pada prinsipnya adalah agribisnis berbasis pangan atau lahan sawah. Dengan berprinsip bahwa usahatani itu identik dengan perusahaan,
maka usahatani ini akan eksis dan berkembang jika mampu menjual hasilnya dengan nilai jual yang layak. Koperasi tani akan menjadi salah satu sumber dana
bagi subak terkait dengan tanggung jawab pembiayaan operasi dan pemeliharaan institusi subak. Selain itu, koperasi tani akan menjadi wahana peningkatan
kesejahteraan ekonomi anggota.
2.3 Perencanaan Strategi