Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

Papalia, dkk. 2008 berpendapat, perkembangan merupakan sesuatu yang kompleks dan terdapat berbagai faktor yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berkembang secara normal antara lain : a. Keturunan Kualitas genetik yang diwarisi dari orang tua biologis saat pembuahan. b. Lingkungan Pengaruh lain banyak berasal dari lingkungan, dimulai dari dalam kandungan, dan pembelajaran yang didapat dari pengalaman. c. Kematangan tubuh dan otak Perbedaan individu akan semakin besar seiring dengan bertambahnya umur seseorang, banyak perubahan mendasar dalam masa bayi dan anak-awal yang tampaknya berhubungan langsung dengan kematangan tubuh dan otak, yaitu terbukanya tahapan alamiah perubahan fisik dan pola perilaku, termasuk didalamnya kesiapan untuk menguasai satu kemampuan baru seperti berbicara dan berjalan. Seiring tumbuhnya seorang anak menjadi remaja kemudian dewasa. Soetjiningsih 1995 berpendapat, faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dibagi menjadi: a. faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir termasuk gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis trauma dan cairan ketuban kurang, serta posisi janin dalam uterus dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan, faktor toksin zat kimia sebagai zat teratogenik yang dapat menyebabkan kelainan bawaan, bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental, faktor endokrin seperti hormon plasenta dapat mempengaruhi fungsi nutrisi plasenta, hormon tiroid dapat mengakibatkan retardasi mental, faktor radiasi dapat menyebabkan cacat bawaan, faktor infeksi juga dapat mengakibatkan cacat bawaan, faktor stres dapat menyebabkan cacat bawaan dan kelainan jiwa, faktor imunitas sering menyebabkan abortus dan lahir mati, faktor anoksia embrio menyebabkan bayi berat badan lahir rendah. b. faktor lingkungan post-natal, yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi: 1 Lingkungan biologis, a Ras suku bangsa Bangsa kulit putih ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia. b Jenis kelamin Anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian. c Umur Umur paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak, sehingga diperlukan perhatian khusus. d Gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga yang mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan dalam keluarga, dimana seringkali kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun fisika, kimia dan biologis, yang dapat mengancam kesehatan manusia. e Perawatan kesehatan Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mencakup aspek-aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. f Kepekaan terhadap penyakit Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis B 3 kali dan campak. g Penyakit kronis Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya. h Fungsi metabolisme Khusus pada anak, karena perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai. i Hormon Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah: Somatotropin atau hormon pertumbuhan, hormon tiroid, gukokortikoid, hormon-hormon seks dan insulin like growth factor IGFs. 2. Faktor fisik antara lain cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi lingkungan, keadaan rumah, radiasi. 3 Faktor psikososial a Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang tidak mendapat stimulasi. b Motivasi belajar Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya. c Ganjaran atau hukuman yang wajar Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Kalau anak berbuat salah dapat diberikan hukuman yang diberikan secara obyektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari. d Kelompok sebaya Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya, anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat atau narkotika. e Stres Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun dan sebagainya. f Sekolah Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun. Yang menjadi masalah sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya. g Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayang pula kepada sesamanya. Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima kenyataan. h Kualitas interaksi anak-orang tua. Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. 4 Faktor keluarga dan adat istiadat a Pekerjaan pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Kesimpulan dari ahli sosiologis di negara Swedia bahwa fakta yang terjadi pada anak dan bayi dengan ibu yang bekerja diluar rumah serta tidak sepenuhnya konsentrasi sebagai ibu rumah tangga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan fisik serta perkembangan sosial emosional anak. b Pendidikan ayah ibu Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak, pendidikannya dan sebagainya. c Jumlah saudara. Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu Keluarga Berencana tetap diperlukan. d Jenis kelamin dalam keluarga. Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf. e Stabilitas rumah tangga. Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis. f Kepribadian ayah ibu. Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup. g Adat-istiadat, norma-norma. Adat-istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan buah- buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena makanan maupun buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena makanan maupun buah-buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara. Demikian pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, berpengaruh pula terhadap tumbuh kembang anak. h Agama. Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. i Urbanisasi. Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya. j Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain . Hurlock 1978 berpendapat, lingkungan tempat anak hidup selama tahun- tahun pembentukan awal hidupnya mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan bawaan mereka. Terdapat enam faktor lingkungan yang sangat penting, diantaranya: a. Hubungan antar pribadi yang menyenangkan. Hubungan dengan masyarakat yang menyenangkan, terutama dengan anggota keluarga, akan mendorong anak mengembangkan kecenderungan menjadi terbuka dan menjadi lebih berorientasi kepada orang lain, karakteristik yang mengarah ke penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. b. Keadaan Emosi. Ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan kepribadian. c. Metode Melatih Anak. Anak-anak yang dibesarkan orang tua yang permisif ketika besar cenderung kehilangan rasa tanggung jawab, mempunyai kendali emosional yang buruk, dan sering berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Mereka yang dibebaskan oleh orang tua yang demokratik atau sedikit otoriter penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik. d. Peran yang dini. Anak pertama yang seringkali diharapkan bertanggung jawab di rumah dan menjaga anak yang lebih kecil, dapat mempunyai kepercayaan diri yang lebih besar daripada saudaranya yang lahir sesudahnya tetapi mungkin juga mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang hidupnya. e. Struktur keluarga di masa kanak-kanak. Seorang anak yang berasal dari sebuah keluarga yang besar, sikap dan perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang bercerai atau berpisah menjadi anak yang cemas, tidak mudah percaya, dan sedikit kaku. f. Rangsangan Lingkungan. Lingkungan yang merangsang merupakan salah satu pendorong perkembangan kemampuan anak yang diturunkan. Bercakap-cakap dengan bayi atau menunjukkan gambar cerita pada seorang anak pra sekolah mendorong minat dalam belajar berbicara dan keinginan untuk membaca. Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah kemampuannya. Pendapat Hurlock 1978, terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik, antara lain: a. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. b. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak. c. Kondisi pra lahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pasca lahir. d. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik. e. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik selama awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembangan motorik. f. Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat daripada anak yang IQ-nya normal atau di bawah normal. g. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik. h. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik. i. Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik daripada perkembangan motorik anak yang lahir kemudian. j. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya. k. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik. l. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak daripada karena perbedaan bawaan. Hurlock 1978 berpendapat, terdapat kondisi yang menimbulkan perbedaan dalam belajar berbicara, antara lain: a. Kesehatan Anak yang sehat, lebih cepat belajar berbicara daripada anak yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut. b. Kecerdasan Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah. c. Keadaan sosial ekonomi Anak dari kelompok dengan keadaan sosial ekonominya tinggi lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak bicara daripada anak dari kelompok dengan keadaan sosial ekonominya lebih rendah. Penyebab utamanya adalah bahwa anak dari kelompok yang lebih tinggi, lebih banyak didorong untuk berbicara dan lebih banyak dibimbing melakukannya. d. Jenis kelamin Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki tertinggal dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak laki-laki lebih pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosa kata yang diucapkan lebih sedikit dan pengucapannya kurang tepat daripada anak perempuan. e. Keinginan berkomunikasi Semakin kuat keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar. f. Dorongan Semakin banyak anak didorong untuk berbicara dengan mengajaknya bicara dan didorong menanggapinya, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya. g. Ukuran keluarga Anak tunggal atau anak dari keluarga kecil biasanya berbicara lebih awal dan lebih baik daripada anak dari keluarga besar, karena orang tua dapat menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk mengajar anaknya berbicara. h. Urutan kelahiran Dalam keluarga yang sama, anak pertama lebih unggul daripada anak yang lahir kemudian. Ini karena orang tua dapat menyisihkan waktunya yang lebih banyak untuk mengajar dan mendorong anak yang lahir pertama dalam belajar berbicara daripada untuk anak yang lahir kemudian. i. Metode pelatihan anak Anak-anak dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa ”anak harus dilihat dan bukan didengar” merupakan hambatan belajar, sedangkan pelatihan yang memberikan keleluasaan dan demokratis akan mendorong anak untuk belajar. j. Kelahiran kembar Anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan bicaranya terutama karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya dan hanya memahami logat khusus yang mereka miliki. Ini melemahkan motivasi mereka untuk belajar berbicara agar orang lain dapat memahami mereka. k. Hubungan dengan teman sebaya Semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya dan semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasi mereka untuk belajar berbicara. l. Kepribadian Anak yang dapat meyesuaikan diri dengan baik cenderung kemampuan bicaranya lebih baik, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, daripada anak yang penyesuaian dirinya jelek. Kenyataannya, bicara seringkali dipandang sebagai salah satu petunjuk anak yang sehat mental. Pendapat Hurlock 1978, terdapat kondisi yang ikut mempengaruhi emosi dominan, antara lain: a. Kondisi kesehatan Kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan menjadi dominan, sedangkan kesehatan yang buruk menyebabkan emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan. b. Suasana rumah Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih banyak berisi kebahagiaan dan apabila pertengkaran, kecemburuan, dendam dan perasaan lain yang tidak menyenangkan diusahakan sesedikit mungkin, maka anak akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk menjadi anak yang bahagia. c. Cara mendidik anak Mendidik anak secara otoriter, yang menggunakan metode hukuman untuk memperkuat kepatuhan secara ketat, akan mendorong emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan. Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan menimbulkan suasana rumah yang lebih santai yang akan menunjang bagi ekspresi emosi yang menyenangkan. d. Hubungan dengan para anggota keluarga Hubungan yang tidak rukun dengan orang tua atau saudara akan lebih banyak menimbulkan kemarahan dan kecemburuan sehingga emosi ini akan cenderung menguasai kehidupan anak di rumah. e. Hubungan dengan teman sebaya Jika anak diterima dengan baik oleh kelompok teman sebaya maka emosi yang menyenangkan akan menjadi dominan padanya, sedangkan jika anak ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman sebaya maka emosi yang tidak menyenangkan akan menjadi dominan padanya. f. Perlindungan yang berlebih-lebihan Orang tua yang melindungi anak secara berlebihan, yang hidup dalam prasangka bahaya terhadap segala sesuatu, akan menimbulkan rasa takut pada anak menjadi dominan. g. Aspirasi orang tua Jika orang tua mempunyai aspirasi tinggi yang tidak realistis bagi anak-anaknya, anak akan menjadi malu, canggung dan merasa bersalah bila mereka menyadari kritik orang tua bahwa mereka tidak dapat memenuhi harapan tersebut. Pengalaman semacam ini yang terjadi berulang kali dengan segera akan menyebabkan emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan dalam kehidupan anak. h. Bimbingan Bimbingan dengan titik berat pada penanaman pengertian bahwa mengalami frustasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah kemarahan, kebencian menjadi emosi yang dominan. Tanpa bimbingan semacam ini, emosi tersebut akan menjadi dominan terutama apabila frustasi yang dialami dirasakan tidak adil bagi seorang anak. Hurlock E.B.1978 berpendapat, faktor yang ikut mempengaruhi perbedaan pengaruh kelompok sosial, antara lain: a. Kemampuan untuk dapat diterima kelompok Anak-anak yang populer dan melihat kemungkinan memperoleh penerimaan kelompok lebih dipengaruhi kelompok dan kurang dipengaruhi keluarga dibandingkan dengan anak-anak yang pergaulannya dengan kelompok tidak begitu akrab. Anak-anak yang hanya melihat adanya kesempatan kecil untuk dapat diterima kelompok mempunyai motivasi yang kecil pula untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok. b. Keamanan karena status dalam kelompok Anak-anak yang merasa aman di dalam kelompok akan merasa bebas mengekspresikan ketidakcocokan mereka dengan pendapat anggota lainnya. Sebaliknya mereka yang merasa tidak aman akan menyesuaikan diri sebaik mungkin dan akan mengikuti anggota lainnya. c. Tipe kelompok Pengaruh kelompok berasal dari jarak sosial yaitu derajat hubungan kasih sayang di antara para anggota kelompok. Pada kelompok primer antara lain keluarga atau kelompok teman sebaya ikatan hubungan dalam kelompok lebih kuat dibandingkan dengan pada kelompok sekunder antara lain kelompok bermain yang diorganisasikan atau perkumpulan sosial atau pada kelompok tersier antara lain orang-orang yang berhubungan dengan anak di dalam bus, kereta api dan sebagainya. Akibatnya kelompok primer mempunyai pengaruh terkuat terhadap anak-anak. d. Perbedaan keanggotaan dalam kelompok Dalam sebuh kelompok, pengaruh terbesar biasanya timbul dari pemimpin kelompok dan pengaruh yang terkecil berasal dari anggota yang paling tidak populer. e. Kepribadian Anak-anak yang merasa tidak mampu atau rendah diri lebih banyak dipengaruhi oleh kelompok dibandingkan dengan mereka yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang besar dan yang lebih menerima diri sendiri. Anak dengan pola kepribadian otoriter paling dipengaruhi kelompok karena mereka selalu merasa takut kalau-kalau tidak disukai teman sebaya. f. Motif menggabungkan diri Semakin kuat motif anak-anak untuk menggabungkan diri yaitu keinginan untuk diterima, semakin rentan mereka terhadap pengaruh anggota lainnya, terutama pengaruh dari mereka yang mempunyai status tinggi dalam kelompok. Semakin menarik kelompok itu bagi anak-anak, semakin ingin mereka diterima dan bersedia dipengaruhi oleh kelompok tersebut.

6. Kebutuhan Dasar Anak