Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang tidak membeda bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik maupun mental dalam menempuh pendidikan atau pembelajaran dalam satu sekolah tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain serta mendapatkan hak yang sama dalam bersekolah. Dalam sistem pendidikan, seharusnya sekolah wajib menerima semua peserta didik tanpa membeda-bedakan jenjang sosial, daerah, ras, budaya, bahasa, fisik, dan lainnya. Sehingga membuat calon peserta didik dan peserta didik tidak merasa terkucilkan dan memiliki semangat atau kemauan untuk menempuh jalur pendidikan sampai setinggi- tingginya.O’Neil 1995:7, menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus dididik bersama-sama anak lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, sekolah reguler dengan orientasi inklusi merupakan alat yang paling efektif untuk memerangi sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang ramah, membangun masyarakat yang inklusi dan mencapai “pendidikan bagi semua” education for all. Menurut Sugiarmin 2013: 397 agar inklusi dapat memberikan dampak yang positif bagi guru, orang tua, dan semua anak, hal yang harus dilakukan dengan tepat, yaitu jika telah sesuai dengan yang dijanjikan, dan bila telah diimplementasikan dengan penuh tanggung jawab yang sebenarnya. Peneliti merasa prihatin jika ada pihak sekolah yang belum memahami dan menerapkan konsep pendidikan inklusi. Maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian kuntitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang menggunakan tes subjektif berupa tes uraian terbatas untuk mengumpulkan data. Tes ini berbentuk uraian esai yang memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis. Data yang diperoleh peneliti akan digunakan untuk mendeskripsikan kesesuaian prinsip sekolah inklusi dengan penyelenggaraan sekolah dasar inklusif di Wilayah Kabupaten Bantul. Penelitian akan memberikan kuisoner dengan jawaban terbuka pada guru kelas di sekolah dasar inklusi se- Kabupaten Bantul. Kuesioner yang diperoleh dari berbagai sekolah dasar inklusi dan dikumpulkan, kemudian data tersebut akan diolah untuk dapat disimpulkan bagaimana kesesuaian prinsip sekolah inklusi dengan penyelenggaraan sekolah dasar inklusi di Wilayah Kabupaten Bantul.

D. Hipotesis