Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Tingkat Pengetahuan

persoalan – persoalan sosial atau ekonomi yang dianggap menguntungkan masyarakat umum secara luas Gutami, 1998 : 23

2.2. Pendidikan Anak Usia Dini PAUD

Ilmu Pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi; salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya sehingga pendidikan untuk anak usia tersebut dipandang perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju karena mengembangkan sumberdaya manusia lebih mudah jika dilakukan sejak usia dini. PAUD adalah ilmu multi dan interdisipliner, artinya tersusun oleh banyak disiplin ilmu yang saling terkait. Ilmu Psikologi perkembangan, ilmu Pendidikan, Neurosains, ilmu Bahasa, ilm Seni, ilmu Gizi, ilmu Biologi perkembangan anak, dan ilmu-ilmu terkait lainnya saling erintegrasi untuk membahas setiap persoaan PAUD. Untuk mengembangkan kemampan intelektual anak, diperlukan berbagai kegiatan yang dilandasi dengan ilmu psikologi, ilmu pendidikan, ilmu matematika untuk anak, sains untuk anak, dan seterusnya. Beberapa komponen yang terkait dengan pendidikan anak usia dini adlah sebagai berikut.

2.2. 1. Kurikulum PAUD

Kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak the whole child agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh seuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan- santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan dengan orang lain diperlukan untuk belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga untuk menenamkan nilai- nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral, dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi pengembangan suatu bangsa.

2.2.2. Pembelajaran PAUD

Pembelajaran bersifat holistik dan terpadu. Pembelajaran mengembangkan semua aspek perkembangan, meliputi 1 moral dan nilai-nilai agama, 2 sosial- emosional, 3 kognitif intelektual, 4 bahasa, 5 Fisik- motorik, 6 Seni. Pembelajaran bersifat terpadu yaitu tidak mengajarkan bidang studi secara terpisah. Satu kegiatan dapat menjadi wahana belajar berbagai hal bagi anak. Bermain sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting bagi PAUD. Esensi bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal. Materi pembelajaran PAUD juga amat variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD hanya mengembangkan logika berpikir, berperilaku, dan berkreasi. Adapula yang menyatakan bahwa PAUD juga mempersiapkan anak untuk siap belajar ready to learn; yaitu siap belajar berhitung, membaca, menulis. Ada pula yang menyatakan bahwa materi pembelajaran bebas, yang penting PAUD mengembangkan aspek moral-agama, emosional, sosial, fisik-motorik, kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual. PAUD membimbing anak yang premoral agar berkembang ke arah moral realism dan moral relativism. Pembelajaran membimbing anak dari yang bersifat egosentris-individual, ke arah prososial, dan sosial-komunal. Pembelajaran juga melatih anak menganal jati dirinya self identity, menghargai dirinya self esteem, dan kemampuan akan dirinya self efficacy. Banyak pertanyaan dari guru dan orangtua tentang bolehkan mengajarkan anak berhitung, membaca, dan menulis. Bukannya tidak boleh mengajarkan semua itu, tetapi yang penting ialah anak sudah siap dan guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk belajar anak.

2.3 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan Engel, 1994 : 316 . John R. Enderson dalam Engel 1994 : 316 terdapat dua jenis pengetahuan dasar yaitu deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapta digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas subjektif. Menurut Poedjawijatna 2004 : 14 orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Pengetahuan bersal dari kata tahu, bahwa manusia itu tahu sesuatu, rasanya tak disangkal seseorang. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang – orang lain, ia tahu akan yang baik dan buruk, akan yang indah dan tidak indah. Oleh karena itu dalam pengetahuan dan pengakuan sesuatu terhadap sesuatu adalah dua sesuatu dalam putusan, sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu menjadi dasar pengakuan dan yang akan diakui terhadap dasar itu. Banyak penggunaan pengetahuan manusia itu untuk hidupnya sehari – hari. Pengetahuan terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi manusia untuk keperluan sehari – hari. Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari – hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam – dalamnya dan seluas – luasnya tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian dinamakan pengetahuan biasa Poedjawijatna, 2004 : 23 . Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta terkait dengan transmisi pengetahuan Rakhmat, 1994 : 219 . Definisi tinkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasu daru suatu isu tersebut, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut Eriyanto, 1999 : 238 . Sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut Eriyanto, 1999 : 239 . Pada penelitian ini melihat sejauh mana komunikan menerima atau mengingat unsur – unsur iklan layanan masyarakat PAUD di televisi yang ditangkap oleh panca indera. Menurut Moekijat 1993 : 137 , penggunaan kata –kata baik tertulis maupun lisan disebut dengan verbal. Jadi pengukuran subyek penelitian adalah skor pernyataan verbal mengenai unsur – unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat di televisi. Indikator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas jawaban dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner, yang mana nantinya jawaban responden tersebut diberi skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan Eriyanto, 1999 : 239 . Jadi yang dimaksud tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pemirsa Surabaya dalam menerima atau mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat tentang PAUD di televisi, yang diukur melalui skor jawaban yang diberikan oleh pemirsa di wilayah Surabaya.

2.4 Teori S- O – R Stimulus – Organisme – Respons

Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 1 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 0 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI.

0 1 74

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI.

1 1 74

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 1 20