Manfaat Teoretis Manfaat Penelitian
15
bahan kajian. Sehingga pada akhirnya tulisan sejarah yang akan dihasilkan pun lebih bersifat analitis dan ilmiah.
Terkait dengan masalah di atas, maka tulisan ini juga mencoba untuk menggunakan pendekatan dari ilmu sosial yang lain. Sebagaimana telah
dijabarkan sebelumnya bahwa tema besar yang diambil sebagai fokus dalam penelitian ini adalah tentang perubahan sosial. Oleh karena itu, pendekatan yang
akan digunakan adalah teori-teori yang relevan dengan perubahan sosial. Ada begitu banyak teori yang telah dihasilkan oleh para ahli baik dari
dalam atau luar negeri sehubungan dengan perubahan sosial. Sebagaimana diungkapkan oleh Sartono Kartodirdjo bahwa perubahan sosial merupakan tema
yang luas cakupannya. Kedatangan agama Islam beserta sistem politiknya ke wilayah Indonesia, masuknya bangsa Barat dengan proses modernisasi
westernisasi; dan peningkatan proses modernisasi sejak abad ke-19 merupakan peristiwa-peristiwa yang sarat akan perubahan sosial. Hal ini berdampak pada
berbagai bidang kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
11
Salah satu lapisan kehidupan masyarakat yang terkena dampak dari proses modernisasi yang melanda bangsa Indonesia sejak abad ke-19 tersebut adalah
kampung. Kata kampung sendiri tentu saja tidak asing dan sudah sangat lazim digunakan. Dalam penulisan karya ini pun subyek yang menjadi obyek penelitian
adalah Kampung Prawirataman di Yogyakarta, dalam kurun waktu 1920-1975. Oleh karena itu, terlebih dahulu akan diuraikan tentang definisi kampung itu
sendiri.
11
Ibid., hal. 145.
16
Sebagaimana dipaparkan oleh Sullivan dan Murray dalam Hans-Dieter Evers Urbanisme di Asia Tenggara, bahwa istilah kampung setidaknya
memperlihatkan sesuatu yang terkait dengan desa dan komunitas-komunitas. Namun istilah tersebut sebenarnya tidak bisa didefinisikan sebagai komunitas
usaha corporate community karena ikatan sosial yang ada umumnya adalah antar tetangga saja. Aspek komunitas dalam kampung itu telah ditunjukkan
dengan baik, yaitu dalam urusan bertetangga atau neighbourship. Sullivan juga menyatakan bahwa terdapat tekanan kuat pada orang kampung agar menjadi
tetangga yang baik. Tetangga yang baik neighbourliness persisnya ditetapkan dalam kampung, begitu juga sanksi-sanksi berat yang berfungsi untuk membuat
anggota komunitas berperilaku sejalan dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Sedangkan Murray dalam Evers berpendapat bahwa kampung bukanlah suatu
entitas yang mampu merencanakan strategi, tetapi suatu komunitas dari orang perorang yang menyesuaikan diri mereka dengan situasi perkotaan dan kian hari
kian banyak orang yang datang untuk bekerja sama dan bersaing.
12
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa corak kehidupan kampung kota juga memiliki suatu kekhasan tersendiri yang tentu berbeda dengan
pedesaan. Lebih lanjut lagi hal ini juga akan berpengaruh pada ciri dan karakteristik masyarakat di dalamnya. Oleh karena itulah masyarakat yang
berdiam di perkampungan kota dikenal dengan istilah masyarakat kota. Namun demikian, terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, perubahan sosial merupakan
12
Hans-Dieter Evers dan Rudiger Korff, Urbanisme Di Asia Tenggara Makna dan Kekuasaan Dalam Ruang-Ruang Sosial, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. 2002. Hal. 408 – 409.