Aliterasi Gaya Bahasa Perulangan .1 Asonansi

konsonan yang sama pada awal kata Tarigan, 1985: 231. Gaya bahasa aliterasi terdapat pada lagu “Kejujuran Hati”, “Lagu Rindu”, “Sebentuk Hati Buat Kekasih”, “Akhir Penantian”, dan “Tapi Bukan Aku”. 39 Ku akui aku memang cemburu Se tiap kali kudengar namanya kau sebut Ta pi ku tak pernah bisa melakukan apa yang seharusnya kulakukan karena memang kau bukan milikku Ku akui aku merindukanmu Meski ternyata tak pernah kau merindukanku Ta pi ku tak pernah bisa melakukan apa yang seharusnya kuinginkan karena memang kau bukan milikku Reff: Sesungguhnya ku tak rela jika kau tetap bersama dirinya Hempaskan cinta yang kuberi Semampunya ku mencoba tetap setia menjaga segalanya demi cinta yang tak pernah berakhir Chrous: Kejujuran hati yang tak mungkin dapat ku pungkiri Keinginanku untuk kau tahu isi hatiku Demi cinta yang tak pernah berakhir Pada lirik lagu “Kejujuran Hati” tersebut di atas, gaya bahasa aliterasi terdapat pada huruf yang dicetak miring, yaitu s, t, dan m. 40 Bintang malam katakan padanya Aku ingin melukis sinarmu di hatinya Embun pagi sampaikan padanya Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya Reff: Tahukah engkau wahai langit Aku ingin bertemu membelai wajahnya Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah hanya untuk dirinya Lagu rindu ini kuciptakan hanya untuk bidadari hatiku tercinta Walau hanya nada sederhana izinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan Pada lirik lagu “Lagu Rindu” tersebut, gaya bahasa aliterasi terdapat pada huruf yang dicetak miring, yaitu huruf h. 41 Bila kau bukanlah cinta sejati mungkin aku takkan pernah mengerti hati yang tulus setia yang indah dan semua yang terjadi antara kita Maaf untuk semua cara yang salah Itu hanya ku ingin membuktikan tiada yang lain dalam hidupku Sungguh tak ada maksud untuk menyakitimu Reff: Sebentuk hatiku buat kekasihku Mengiring rinduku yang selalu untuknya Memang tak selalu ada yang terbaik dari diri ini dan juga dirinya Namun ku yakin cinta ini tak kan pernah salah Pada lirik lagu “Sebentuk Hati Buat Kekasih”di atas, gaya bahasa aliterasi terdapat pada huruf yang dicetak miring, yaitu huruf d. 42 Harus ku akui ketika ku putuskan memiliki cintamu saat itulah ku ingin kau hanya untukku Harus ku katakan telah ku pasrahkan hidupku bersamamu selamanya Reff: Begitu banyak cara ku tempuh untuk mencari cinta tapi apa daya kecewa ku dapatkan Begitu panjang waktu ku jalani tanpa sebuah jawaban dan inilah saatnya kau akhir penantianku Chrous: Kan ku jaga walaupun harus berpeluh darah Pada lirik lagu “Akhir Penantian” tersebut di atas, gaya bahasa aliterasi terdapat pada huruf yang dicetak miring, yaitu huruf d. 43 Jangan lagi kau sesali keputusanku Ku tak ingin kau semakin kan terluka Tak ingin ku paksakan cinta ini Meski tiada sanggup untuk kau terima Aku memang manusia paling berdosa Khianati rasa demi keinginan semu Lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua hatiku karena takkan pernah kau temui, cinta sejati Reff: Berakhirlah sudah semua kisah ini dan jangan kau tangisi lagi sekalipun aku takkan pernah mencoba kembali padamu Sejuta kata maaf terasa kan percuma sebab rasa ku tlah mati untuk menyadarinya Semoga saja kan kau dapati hati yang tulus mencintaimu tapi bukan aku Pada lirik lagu “Tapi Bukan Aku” tersebut di atas, gaya bahasa aliterasi terdapat pada huruf yang dicetak miring, yaitu huruf k.

2.5.3 Mesodiplosis

Mesodiplosis adalah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut Tarigan, 1985: 242. Gaya bahasa mesodiplosis terdapat pada lagu “Kejujuran Hati”. 44 ...Meski ternyata tak pernah kau merindukanku Tapi ku tak pernah bisa... Pada penggalan lirik lagu “Kejujuran Hati” tersebut, gaya bahasa mesodiplosis terdapat pada frase tak pernah yang berturut-turut diulang di tengah-tengah baris.

2.5.4 Tautotes

Tautotes adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi Tarigan, 1985: 248. Gaya bahasa tautotes terdapat pada lagu “Tapi Bukan Aku”. 45 ...Lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua hatiku karena takkan pernah kau temui, cinta sejati... Pada penggalan lirik lagu “ Tapi Bukan Aku” tersebut, gaya bahasa tautotes terdapat pada kalimat mencintaiku aku dan semua hatiku. Pada konstruksi tersebut, kata aku diulang berkali-kali. Maksud tautotes mencintaiku aku dan semua hatiku adalah menekankan diri.