Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Siswa yang mandiri idealnya selalu mencoba memecahkan persoalan yang dihadapi, seperti mengambil keputusan dalam studi lanjutnya dengan tekun dan ulet tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Dari pengalaman peneliti yang didapat pada saat melaksanakan program pengalaman lapangan PPL di SMP Taman Dewasa Yogyakarta, banyak ditemukan siswa yang masih merasa bingung dan belum mandiri dalam menentukan rencana studi lanjutnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang belum mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya. Contohnya seperti siswa kurang mampu meyakinkan orangtuanya dalam menentukan studi lanjut yang sesuai dengan pilihan dan kemampuannya. Siswa mengatakan bahwa Orangtua mereka menginginkan mereka untuk memilih jurusan yang dipilihkan oleh orangtuanya. Selain itu, sebagian siswa juga masih banyak yang menentukan studi lanjutnya hanya dengan mengikuti pilihan teman-teman terdekatnya. Data yang peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara dengan Guru BK dan siswa-siswi kelas IX di SMP X Yogyakarta, sekitar 70 siswa-siswi kelas IX masih merasa bingung akan studi lanjutnya. Banyak dari para siswa masih terus mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu dari hasil wawancara dengan 8 peserta didik di SMP Negeri X, mereka menyatakan bahwa dalam memilih sekolah dan jurusan masih mengikuti teman-teman yang disukai dan tergantung pilihan dari orangtua, dalam mengambil keputusan peserta didik meminta pendapat kepada orangtua karena takut salah. Data lain yang peneliti dapatkan yaitu dari hasil observasi dan wawancara saat melaksanakan PPL di SMK X Yogyakarta bulan Februari 2015. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas X, dan peneliti mendapatkan data bahwa dari 30 siswa yang diwawancarai hampir 50 merasa bahwa dia sudah salah masuk jurusan. Mereka merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah apa yang menjadi minatnya, dan akibatnya mereka menjadi tidak serius dalam belajar. Banyak diantara siswa yang merasa salah masuk jurusan karena sewaktu memilih jurusan di SMK, mereka masih mengikuti keinginan orang tua dan juga terpengaruh dengan teman-temannya meskipun jurusan tersebut tidak sesuai dengan minatnya. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru BK di SMPN 2 Girimulyo, dan dari hasil wawancara diketahui bahwa Di SMPN 2 Girimulyo ini, siswa-siswi sudah mulai memikirkan sekolah lanjutan seperti SMA atau SMK mana yang nantinya akan mereka ambil sejak mereka duduk di kelas VIII, hal ini terlihat dari banyaknya siswa-siswi kelas VIII yang sudah mulai mencari informasi mengenai sekolah lanjutan. Dari hasil wawancara dengan Guru BK, diketahui juga bahwa beberapa siswa dari kelas VIII masih banyak yang asal-asalan dalam menentukan studi lanjutnya. Selain itu, mereka juga sering bercerita kepada guru BK bahwa beberapa dari orangtua mereka sudah menuntut mereka untuk masuk ke sekolah tertentu yang sesuai dengan keinginan orang tua mereka. Dari beberapa data yang peneliti dapatkan tersebut, dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang mengandalkan orang lain dalam pemilihan studi lanjutnya. Beberapa siswa masih sering mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu, masih banyak siswa yang bingung ingin melanjutkan sekolah ke mana dan pada akhirnya hanya mengikuti teman-temannya. Siswa yang kurang mandiri dalam pemilihan studi lanjutnya juga sering mengalami masalah, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang sering mengeluh, membolos dan tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Siswa yang mengalami masalah ini, disebabkan oleh ketidakpuasan dan penyesalan akan pilihan studi lanjutnya, karena terkadang siswa tersebut hanya mengikuti keinginan orang-orang terdekatnya seperti orang tua dan teman-temannya dalam mengambil keputusan studi lanjutnya. Menurut Santrock 2007 masa remaja adalah meningkatnya pengambilan keputusan mengenai masa depan, teman yang akan dipilih, melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Siswa yang mandiri akan memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Steinberg 1993 remaja yang berusia lebih tua menunjukkan kemampuan untuk menentukan keputusan yang lebih kompleks. Remaja yang lebih tua kemungkinan besar telah menyadari bagaimana resiko yang ditimbulkan, lebih mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi di masa mendatang; lebih bebas untuk menemui orang ahli sebagai konsultan dalam menyelesaikan masalahnya; dan lebih berkemungkinan menyadari kapan pendapat-pendapat diberikan dan mempertimbangkan nasehat yang diterima dari orang-orang yang mungkin menimbulkan penyimpangan. Siswa yang mandiri tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Pada umumnya, ada perbandingan antara pengaruh orangtua dengan teman sebaya. Seperti yang dipelajari oleh para ahli dalam Steinberg, 1993 konformitas dan tekanan dari teman sebaya selama masa remaja menempatkan remaja dalam situasi harus memilih antara tekanan yang berasal dari teman sebaya dan tekanan dari orangtua mereka, antara keinginan sendiri dengan keinginan yang lain dari orangtua dan teman-teman mereka. siswa yang mulai berkembang kemandiriannya akan lebih percaya diri dalam bertindak. Hal ini karena siswa mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya sendiri. Berdasarkan berbagai hal di atas, penelitian mengenai tingkat kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut khususnya bagi siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo sangatlah penting untuk dilakukan. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut. Selain belum adanya penelitian tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut, kurangnya layanan bimbingan dan konseling tentang topik kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut juga menjadi salah satu masalah. Berdasarkan berbagai situasi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier” dalam penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut, dan juga membantu pembimbing di SMPN 2 Girimulyo dalam membuat layanan bimbingan karier yang sesuai dengan masalah-masalah yang teridentifikasi.

B. Pembatasan Masalah

Fokus kajian dalam penelitian ini di arahkan pada menjawab masalah mengenai tingkat kemandirian siswa dalam pemilihan studi lanjut dan topik-topik bimbingan karier apa saja yang relevan diusulkan berdasarkan masalah yang teridentifikasi.

C. Rumusan Masalah

1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo tahun ajaran 20142015 dalam mengambil keputusan studi lanjut? 2. Berdasarkan hasil analisis butir item kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut yang teridentifikasi rendah, topik-topik bimbingan karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjutnya ?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo tahun ajaran 20142015 dalam mengambil keputusan studi lanjut. 2. Merumuskan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo tahun ajaran 20142015.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan khususnya dalam ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai tingkat kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut, dan topik-topik layanan bimbingan karier yang relevan untuk diusulkan dalam layanan bimbingan karier. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru BK Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru BK tentang kemandirian siswa kelas VIII dalam menentukan studi lanjut. Selain itu, guru BK juga dapat menyusun program bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa terkait dengan kemandirian perilaku siswa dalam pemilihan studi lanjut. b. Bagi siswa Siswa kelas VIII semakin tahu tentang seberapa tinggikah kemandirian yang dia miliki dalam mengambil keputusan studi lanjut. Selain itu, siswa juga mengetahui masalah apa yang masih dihadapinya untuk semakin mandiri dalam memilih studi lanjutannya.